Wajibkah Kita Berthoriqoh

Wajibkah Kita Berthoriqoh

Oleh: Abdulloh Kharisudin Aqib. 



Pengertian Berthoriqoh

Secara konseptual, Berthoriqoh berarti menjalani hidup dengan menggunakan tata aturan agama Islam secara Kaaffah dan Istiqomah. Sebagai mana pengertian dan penafsiran ayat suci Al-Qur'an, surat Al jin ayat 16. 

(وَأَلَّوِ ٱسۡتَقَـٰمُوا۟ عَلَى ٱلطَّرِیقَةِ لَأَسۡقَیۡنَـٰهُم مَّاۤءً غَدَقࣰا)

[Surat Al-Jinn 16]. 

Artinya: 

Dan sekiranya mereka itu Istiqomah di dalam 'thoriqoh' ini, pastilah Kami akan memberikan minuman kepada mereka dengan air yang berlimpah-limpah. 

Jumhur mufassir, memaknai kata *at- thoriqoh* tersebut dengan agama Islam.

Sedangkan secara praktis dan sosiologis (praktek dalam kehidupan di masyarakat), Berthoriqoh berarti mengikuti dan mengamalkan dzikir tertentu dengan bimbingan seorang guru mursyid tertentu. 

Dan Berthoriqoh dalam pengertian inilah yang dimaksudkan dalam pembahasan ini.


Transformasi istilah Thoriqoh.

Peralihan penerapan istilah berthoriqoh dari berislam menuju ke sebuah aliran keruhanian, karena berthoriqoh merupakan suatu aktivitas dalam sisi keruhanian dalam Islam, sedangkan berislam seringkali berkonotasi makna dhohir dalam berislam atau lebih populer disebut bersyari'at.

Sehingga secara praktis berthoriqoh berarti beragama Islam dengan konsentrasi pada pandangan dan perbaikan aspek-aspek keruhanian dalam diri seorang muslim. 

Dalam dimensi keruhanian Islam, metode yang diyakini paling efektif dan efisien adalah dzikrullah. Di samping metode ini juga diyakini paling bisa dilakukan oleh semua orang secara umum. Sehingga setiap kali disebut thoriqoh, berarti yang dimaksudkan adalah metode berdzikir.

Oleh karena itu, berthoriqoh berarti mengamalkan metode berdzikir tertentu dalam bimbingan mursyid tertentu juga.


Berthoriqoh sebagai Starting Poin dalam berislam.

Di dalam berislam kita harus Kaaffah, sebagai mana makna yang tersirat di dalam Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 208:

 (یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱدۡخُلُوا۟ فِی ٱلسِّلۡمِ كَاۤفَّةࣰ وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَ ٰ⁠تِ ٱلشَّیۡطَـٰنِۚ إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوࣱّ مُّبِینࣱ)

[Surat Al-Baqarah 208]

Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara menyeluruh, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Karena sesungguhnya dia adalah musuh yang nyata bagi kalian. 

Keseluruhan dari agama Islam itu meliputi: keyakinan, peraturan dan peribadatan. Ilmu tentang keyakinan ('aqidah Islam) namanya ilmu tauhid, atau ilmu kalam atau teologi. Ilmu tentang peraturan dan perundang-undangan Tuhan (ad dustur Al Ilahiy) namanya ilmu syariah atau ilmu fiqih, sedangkan ilmu peribadatan (perilaku dan sikap mental terhadap Tuhan), namanya ilmu akhlak atau tasawuf. Sehingga agar kita bisa berislam secara Kaaffah kita harus mengkaji tiga keilmuan tersebut. Sebagai ilmu pokok di dalam Islam (ilmu Ushuluddin). 

Secara praktis, berthoriqoh berarti berislam dengan menjadikan kajian praktis tentang akhlak, khususnya akhlak kepada Allah sebagai Starting Poin dalam berislam. Menjadikan mengenal Allah sebagai titik awal dalam beragama (awwaluddin ma'rifatulloh). Dan menjadikan menyapa, menyebut-nyebut, mengingat-ingat asma Allah, rahmat dan karunia-Nya (dzikrullah), merupakan latihan praktis yang wajib untuk selalu dilakukan oleh setiap orang yang ingin (muridin) masuk Islam secara Kaaffah. Istiqomah di dalam metode ini yang disebut berthoriqoh. Dengan berthoriqoh yang terbimbing, sebagai mana para sahabat nabi dibimbing oleh sang rasul seorang muslim akan bisa berislam secara Kaaffah, baik dan benar di dalam keyakinannya, di dalam menjalani peraturan perundang-undangan Allah dan rasul-Nya serta baik di dalam menghambakan diri kepada Allah juga di dalam menjalani tugas sebagai Khalifah-Nya.

Dengan berthoriqoh yang terbimbing, sebagai mana para sahabat dibimbing oleh sang rasul, seorang muslim akan mencapai pribadi yang berakhlak mulia, bahkan menjadi pribadi yang sempurna (insan kamil), sebagai mana sang rasul Al Insan Al Kaamil, sang pemilik akhlak yang agung : 

(وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِیمࣲ)

[Surat Al-Qalam 4].

Sehingga seorang muslim akan benar-benar menjadi hamba Allah ('Abdullah), atau setidaknya hamba Sang Maha pengasih ( 'Abdurrohman)  atau hamba Sang Maha penyayang  ('Abdurrohiim) dan seterusnya dari 'pancaran' asma-asma Allah yang indah (Al Asma' Al Husna).

Dengan begitu seorang muslim akan mencapai kebahagiaan yang hakiki dan abadi. Baik di dunia maupun di akhirat. Baik material maupun spiritual. Dia akan bahagia dan juga membuat orang lain menjadi bahagia. Sehingga dapat dikatakan, bahwa berthoriqoh adalah bagian inti dari Tritunggal dalam berislam yang Kaaffah. Di dalam menjalani kehidupan dengan berislam secara Kaaffah, seorang muslim memerlukan seorang pembimbing yang biasa disebut dengan istilah *Al - Mursyid* (sang pembimbing). Sang mursyid yang ideal adalah seorang *Kaamilun Mukammilun*

(Sempurna lagi menyempurnakan), dengan pengertian: 

Sempurna secara biologis; seorang muslim adalah seorang pria yang berbadan sempurna (tidak cacat), bahkan sehat, kuat , mempesona dan berwibawa. 

Sempurna secara neoropsikologis: keseimbangan kerja otak depan, belakang, kanan, kiri dan tengahnya, bagus. Sehingga potensi kecerdasan intelektual,  emosional, spiritual dan kinestetiknya berkembang secara proporsional. Sempurna secara keilmuan: memahami dasar-dasar keilmuan agama dengan baik dan benar: tauhid, syariah, dan ibadah serta hikmatus tasyri'. memahami dasar-dasar keilmuan sosial dan psikologi dengan baik. 

Serta memiliki Ketrampilan untuk memimpin dan membimbing dengan baik.

Juga sempurna secara akhlaki, yang rasuli: amanah, Fathonah, Shidiq dan tabligh. Sedangkan Mukammilun (menyempurnakan), dalam pengertian memiliki kemampuan dan keterampilan untuk membuat orang lain menuju  kesempurnaan. Baik secara otoritas maupun kemampuan.

Otoritas karena mendapatkan amanah dari mursyidnya dan kemampuan karena memiliki ilmu dan pengalaman dalam bidang kepemimpinan dan kependidikan.


Siapakah Al Mursyid

Dia adalah para Khulafaur Rasyidun (para Khalifah yang terbimbing), mereka adalah para pemimpin yang menjadi wakil dari gurunya untuk membina umat pada masanya. Gurunya juga adalah Kholifah dari gurunya, gurunya juga adalah Kholifah gurunya dan seterusnya sampai kepada Kholifah Rasulullah Saw. Sehingga dapat dikatakan, bahwa para Khalifah tersebut adalah para Khalifah Rasulullah yang terbimbing (Khulafaur Rasyidun). Al Mursyid adalah Khalifah Rasulullah yang ada di hadapan kita.

Mursyid yang ada di hadapan kita adalah orang yang dipilih oleh Al Mursyid sebelumnya dengan pertimbangan dan Ilham dari Allah SWT.  Untuk mengemban amanah dan tugas kerasulan (membacakan ayat-ayat Allah, mengajarkan kitab suci dan Al hikmah serta mensucikan jiwa manusia dari berbagai kotoran dan penyakit ruhani): 

(رَبَّنَا وَٱبۡعَثۡ فِیهِمۡ رَسُولࣰا مِّنۡهُمۡ یَتۡلُوا۟ عَلَیۡهِمۡ ءَایَـٰتِكَ وَیُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَـٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَیُزَكِّیهِمۡۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَزِیزُ ٱلۡحَكِیمُ)

[Surat Al-Baqarah 129]

Artinya: 

'Yaa Tuhan kami, utuslah di dalam mereka seorang utusan yang bertugas untuk: membacakan ayat-ayat-Mu, mengajarkan kitab suci dan hikmah, dan mensucikan mereka. Sungguh Engkau itu maha perkasa lagi maha bijaksana".  Itulah tugas Al Mursyid atau wali Mursyid *(waliyan mursyidan)* Sebagai kelanjutan dari Rasulullah Saw.


Keuntungan Berthoriqoh.

Mengamalkan ajaran thoriqoh dengan baik dan benar secara istiqamah akan mendapatkan keuntungan yang luar biasa besarnya, diantara adalah: 

1. Cepat sampai kepada Allah SWT (wushul). Artinya orang yang berthoriqoh ibaratnya seperti naik kendaraan khusus. Karena thoriqoh sebagai *madrasah* (guru, murid dan KBM),  adalah kendaraan ruhani (Markabur ruuh). Dengan kendaraan ini, ruh akan cepat sampai ke tempat tujuan perjalanannya.

Ketika ruh telah sampai kepada Allah (connect, sambung dan selalu berdekatan dengan Allah), ruh akan menjadi sehat, kuat dan suci. Dan jika ketersambungan itu bisa permanen (baqa' ma'allaah), maka jiwa seseorang akan berakhlak dan berbuat seperti akhlak dan perbuatan Allah. 

Karena berthoriqoh (thoriqoh dzikir) adalah thoriqoh (methode) yang paling baik menuju Allah, paling mudah, paling mulia, bahkan lebih utama dari pada thoriqoh infak dan jihad. Sebagai diriwayatkan Oleh Imam at Tirmidzi di dalam sebuah hadis. 

2. Akan aman dan nyaman di jalan Allah (bisa Istiqomah di dalam ibadah dan semua amal  kebaikan). Hal tersebut terjadi karena orang yang berthoriqoh berarti memiliki guru ruhani  privat. Ibarat sekawanan domba, guru ruhani (mursyid) adalah sang gembala. Ia akan menjaga dan melindungi gembalaannya dari ketersesatan dan serangan serigala.

 Demikian juga, para murid thoriqoh akan mendapatkan perlindungan dan bimbingan dari sang mursyid secara ruhani. Sehingga selamat dari ketersesatan dan serangan serigala ruhani yang namanya iblis dan bala tentaranya. 

3. Akan dapat memasuki surganya Allah dengan model rombongan. Sebagai mana diinformasikan oleh Allah SWT dalam Al Qur'an surat az Zumar ayat 73. 

(وَسِیقَ ٱلَّذِینَ ٱتَّقَوۡا۟ رَبَّهُمۡ إِلَى ٱلۡجَنَّةِ زُمَرًاۖ حَتَّىٰۤ إِذَا جَاۤءُوهَا وَفُتِحَتۡ أَبۡوَ ٰ⁠بُهَا وَقَالَ لَهُمۡ خَزَنَتُهَا سَلَـٰمٌ عَلَیۡكُمۡ طِبۡتُمۡ فَٱدۡخُلُوهَا خَـٰلِدِینَ)

[Surat Az-Zumar 73].

Artinya: 

Orang-orang yang bertaqwa kepada Tuhan mereka akan dipandu menuju ke surga dengan model rombongan. Sampai ketika mereka tiba di sana telah dibuka pintu-pintu nya, dan para petugas nya (resepsionis) menyapa mereka ' selamat untuk kalian semua, kalian telah sukses, masuklah kalian ke dalam nya selamanya".

Hal ini akan menjadi kenyataan, karena di dalam berthoriqoh, setiap orang akan selalu berusaha untuk menjadi seorang yang bertaqwa yang sesungguhnya. Dengan bimbingan mursyid dan kerjasama sesama ikhwan ahli thoriqoh. Saling membantu dan mengingatkan untuk terus menerus di dalam taqwallaah (melaksanakan perintah Allah, (hal yang wajib) bahkan berikut dengan anjuran-anjuran-Nya (hal-hal yang Sunnah) . Menjauhi larangan (hal-hal yang diharamkan)  berikut dengan hal-hal yang dibenci oleh Allah (hal-hal yang makruh)  dhohiron wa baathinan. Serta tidak berlebihan dalam melakukan hal-hal yang mubah. Itulah hakikat berthoriqoh, yakni menjadi orang yang bertaqwa secara dhohir maupun batin... sehingga nantinya akan dipandu masuk surga dalam rombongan guru mursyid nya. 


Cara Memulai Berthoriqoh.

Berthoriqoh sama artinya dengan mau masuk Islam secara Kaaffah, dengan melalui amaliah keruhanian, khususnya dzikrullah. Maka caranya adalah dengan mengikuti cara para sahabat nabi. Yaitu mencari guru pembimbing, kemudian berbai'at  kepadanya dan selanjutnya Istiqomah selalu hadir dan mengikuti semua petunjuk serta bimbingannya. Yang pertama: mencari guru pembimbing (mursyid), yang secara formal dan kepribadian memenuhi syarat sebagai pembimbing. Yaitu seorang murid yang diberi amanah untuk menjadi mursyid oleh guru mursyidnya. Juga ajaran dan akhlaknya tidak menyalahi syari'at Allah dan Sunnah rasul-Nya. Dengan kata lain, seorang murid harus menemukan guru pembimbing yang memiliki sanad kemursyidan yang muttasil dengan Rasulullah, dan ajaran serta akhlaknya mengikuti Rasulullah Saw. Thoriqoh yang dibimbing oleh guru mursyid yang seperti itu yang disebut thoriqoh Mu'tabarah (thoriqoh yang bisa ikuti oleh kaum muslimin). 

Yang ke dua: meyakini otoritas dan kebenarannya sebagai pembawa amanah kemursyidan kemudian berbai'at kepadanya. Berbai'at dalam arti berjanji setia untuk menjadi murid yang baik.

Serta mewiridkan dzikir yang telah diajarkannya secara istiqamah.

Berbai'at kepada guru Mursyid untuk tradisi kenabian (Sunnah Nabawiyah) yang manfaatnya sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan keruhanian. Berbai'at dalam arti berjanji setia untuk Istiqomah dalam bimbingan dan thoriqoh nya. Ada kalanya secara dhohir (dilafalkan), ada secara tidak dilafalkan.

Selanjutnya, menalqin (mengajarkan tata cara berdzikir, atau memberikan wejangan). 

Ritual Bai'atan atau Talqin Dzikir adalah proses awal seseorang berthoriqoh. Karena ritual ini sama seperti proses install aplikasi dalam teknologi informasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa Bai'atan dan Talqin Dzikir adalah proses install aplikasi dzikrullah.

Bersambung......


Read more…

NKRI = Khilafah 'Ala Manhajin Nubuwwah.

 NKRI = Khilafah 'Ala Manhajin Nubuwwah.

Oleh : Dr. KH. Kharisudin Aqib, M. Ag



Telah nyata bagi kita  dan kita juga patut bersyukur karena kita  SEKARANG BERADA DI ZAMAN KE 5 SEPERTI YG DI NYATAKAN OLEH RASUL SAW:


Tidak terasa kita kita ini hidup di penghujung Zaman.  Rasul SAW memberikan isyarat kepada kita, bahwa: 

“ZAMAN AKHIR ITU DI BAGI MENJADI 5 PEREODE ”

1. Zaman Nubuwwah

(zaman kenabian diawali dari Baginda Nabi Muhammad SAW Memimpin Masyarakat Kota Madinah sampai beliau wafat).

2. Zaman Khilafah 'Ala Manhajin Nubuwwah. 

(dipimpin oleh para sahabat Nabi; Abu Bakar Umar, Utsman dan Ali ra).

3. Zaman Al-Mulk 'Adl-dlon  kerajaan yang menggigit (mulai Berdirinya Dinasti Umayyah dan berakhir runtuhnya Dinasti Utsmani diturki kalau di Indonesia Majapahit, Sriwijaya, Galuh dsb.nya).

4. Zaman Mulk Jabbariyah, atau kerajaan yang menindas. 

Zaman penindasan,  *Itu adalah Zaman Kolonialisme Barat*). 

Fitnah2 bertebaran untuk melemahkan kaum Muslimin, Org2 yg tdk layak/zalim menjadi penguasa (pemimpin), jumlah ummat Islam ramai tapi bagaikan buih di atas laut (sedikit yg berjihad untuk membela Islam)..Zaman ini sudah berlalu....Alhamdulillah....

5. Zaman Khilafah 2

("Khilafah 'Ala Manhajin Nubuwwah) atau pemerintahan dengan model yang dipraktekkan oleh Nabi Muhammad Saw. suasana pemerintahan seperi pada zaman Rosululloh SAW, umat Islam akan dipimpin Imam Mahdi (pemimpin yang terbimbing dan tidak otoriter) tetapi zaman ini  hanya berlangsung lebih kurang 9 tahun (mungkin maksudnya 9 generasi).

*Dan Alhamdulillah,  kita sekarang berada di zaman ini* Alhamdulillah...was Syukru lillaah.

Pada zaman ini pula Dajjal muncul, Nabi Isa AS jg muncul ditugaskan untuk membunuh Dajjal dan meng-Islam-kan orang2 Kafir/Nashoro)._


➡️ Para Ulama hadits memperhalusi ttg usia umur ummat Islam :

1. Ibnu Hajar Asqalani

seorang ulama pakar hadits, kitab beliau yg populer dimsia adalah Fathul Barri, Beliau berkata umur umat Islam sampai 1476 H.

2. Imam As-syuyuthi

Beliau mengatakan umur umat Islam sampai 1477 H

3. Ibnu Hajar Hambali

kata Beliau umur umat Islam lebih dari 1400 H namun tdk sampai 1500 H

Allahu Akbar sekarang umur umat Islam sudah sampai pada 1440 H.


Hari kiamat tdk ada yg tau termasuk Rosululloh SAW namun mengenai umur umat Islam, Rasulullah sdh memberi tahu.. tdk sampai 1500 H.

Kelak di akhir zaman Alloh SWT akan wafatkan serentak umat islam di muka bumi dan yg tinggal hanyalah orang kafir yg akan menyaksikan hancurnya bumi gunung laut langit dan seluruh alam (baca Al-Qoriah, Al-Qiyamah, Al-Waqiah).


Di antara tanda kiamat kata Rasulullah SAW 

-akan muncul Dukhan (kabut hitam) yg menyelimuti bumi selama 40 hari 40 malam, lalu sahabat bertanya Ya Rasulullah kapan itu terjadi???

Kata Baginda Nabi SAW itu terjadi apabila yg 

- pertama KALAU PENYANYI WANITA BERMUNCULAN DI MANA-MANA

- Yg kedua kata Rasulullah SAW, kalau alat musik dicintai oleh umatku dan minuman keras di mana-mana....

_Saudaraku,tanda2 di atas sudah muncul semua sekarang...

Sementara masih ada waktu, mari segera baiki diri, perbaiki  ibadah dan perbanyak amal solih untuk bekal di akherat nanti....

Wallahu'alam....

Sudah Siapkah??


➡️_Kiamat menurut Agama Islam ditandai dengan beberapa petanda. Di antaranya; 

- Kemunculan Imam Mahdi

-  Kemunculan Dajjal

- Turunnya Nabi Isa (AS)

- Kemunculan Yakjuz dan Makjuz

- Terbitnya matahari dari Barat ke Timur

- Pintu pengampunan akan ditutup

- Dab'bat al-Ardi akan keluar dari tanah & akan menandai muslim yang se-benar2nya

- Kabut selama 40 Hari akan mematikan semua orang beriman sejati shg mereka tidak perlu mengalami tanda2 kiamat lainnya

- Sebuah kebakaran besar akan menyebabkan kerusakan

- Pemusnahan/runtuhnya Kabah

- Tulisan dalam Al-Quran akan lenyap


NKRI=Khilafah 'Ala Manhajin Nubuwwah.

1. NKRI didirikan dan dipimpin oleh para pemimpin yang terbimbing oleh Allah SWT. (9 orang tim perumus dasar negara). Khususnya proklamator kemerdekaan RI. Ir. H. Soekarno dan Drs HM.Hatta.

2. Dasar Negara NKRI adalah Pancasila dan UUD NRI tahun 1945. Merupakan kristalisasi dari nilai-nilai luhur Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah Saw.

3. Sistem pemerintahan Trias politica (legislatif, ekskutif dan yudikatif), dengan model demokrasi perwakilan. = Spirit politik kenabian. 

4. Lambang Negara dan bendera merah putih, simbol keberpihakan kepada kebenaran dan keadilan = misi pemerintahan dan kerasulan Nabi Muhammad Saw.

Read more…

Peristiwa Isro' Mi'raj adalah Pengalaman Spiritual Rasulullah


Peristiwa Isro' Mi'raj adalah Pengalaman Spiritual Rasulullah

Oleh; Kharisudin Aqib.

Secara bahasa, Istilah Isro'Mi'raj terdiri dari dua kata; isro' dan mi'raj. Isro' yang berarti perjalanan di waktu malam, sedangkan mi'raj artinya perjalanan menuju ke arah. Sedangkan dalam pengertian praktis, istilah tersebut berarti perjalanan nabi Muhammad dari Masjidil haram ke Masjidil Aqsha di suatu malam.

Pada hakikatnya, pengalaman sang rasul tersebut sebenarnya merupakan sebuah puncak pengalaman spiritual, atas Istiqomah beliau dalam total perjuangan beliau (dengan harta benda dan jiwa raga), atau dengan kata lain jihad, ijtihad dan mujahadah, yang luar biasa serius.

Pengalaman spiritual tersebut terjadi pada diri beliau ketika beliau lagi tadzakkur dan tafakkur di dekat Ka'bah (hijir Ismail), dini hari (menjelang subuh), tanggal 27 Rojab, dua tahun sebelum hijrah. Di dalam keheningan malam dan keheningan dzikir, tahu-tahu terbukalah alam astral atau alam ruhani. Beliau melihat dua orang yang menghampiri dirinya, dan mengajaknya menuju ke tepian sumur zam-zam, kemudian melakukan operasi atas dadanya; lengkap, membelah, membersihkan isi dan tempatnya dengan air zam-zam, mengisinya dengan mutiara-mutiara hikmah, kemudian menutup kembali dengan baik. Kemudian keduanya mengajak sang rasul pergi jauh, beliau dinaikkan seekor kuda terbang (burok), sedangkan keduanya terbang mendampingi di kanan-kirinya. Dan dalam sekejap sudah sampai di pelataran Masjidil Aqsha. 

Kemudian memarkir kuda terbang tersebut di tempat parkir masjid. Beliau bertiga masuk masjid dan sholat tahiyatal masjid, selanjutnya menuju ke lift dan memasukinya dengan dikawal oleh kedua orang tersebut (Jibril dan Mikail). Dengan melewati pemeriksaan pada setiap pintu lift, satu (1) sampai dengan tujuh (7). Sambil lewat, pada setiap lantai beliau bertiga juga melihat-lihat apa saja yang ada di sana, (para penghuni, kegiatan, hiburan, pemandangan, dll). Semuanya fenomena belum pernah beliau melihatnya, persis seperti kita tour di taman fantasi, dan dua pengawal tersebut yang menjadi guide nya.

Pada setiap lantai, tidak terlihat batasan tepinya, sehingga merupakan sebuah alam tersendiri, dengan warna cahaya yang berbeda-beda. Sehingga masing-masing merupakan langit bagi alam yang ada di bawah nya. 

Pada setiap langit sang rasul bertemu dengan para nabi, kecuali pada langit yang ke enam dan tujuh. Di sana hanya ada penjaga dan makhluk-makhluk astral yang belum pernah beliau melihatnya.

Termasuk ada tempat penyiksaan (neraka), tempat kenikmatan (surga), masjid agung (Baitul makmur) dan lain-lain. 

Tujuan perjalanan beliau bertiga adalah menghadiri panggilan Allah SWT. Di langit atau lantai ke tujuh, di suatu tempat tertinggi yang tidak ada makhluk di sekitarnya (Sidrotul Muntaha).

Akhirnya Nabi Muhammad sampai ke Sidratul Muntaha tanpa guede dan pengantar. Dialog dengan Allah dengan mendapatkan perintah mengajak umatnya untuk sholat pada lima waktu setiap se-hari se-malam.

Dengan melalui tangga-tangga spiritual, nabi kembali ke tempat paling bawah (ground atau bumi), dan tersadar kembali, sedangkan tempat duduknya masih hangat.

Pengalaman spiritual nabi Muhammad tersebut, terjadi ketika beliau mengalami masa-masa sulit dan kritis. Teraniaya oleh para kafir Quraisy, sedangkan kedua pelindungnya meninggal di tahun itu, sampai terkenal dengan istilah tahun berduka ('aamul huzni). Yaitu istri perdananya (Siti Khodijah) dan paman yang terhormat (Abu Thalib).

Sehingga hampir dapat dipastikan, bahwa pengalaman spiritual tersebut terjadi sebagai hiburan dari Allah SWT atas kesedihan yang mendalam dari Rasulullah dan Istiqomah beliau dalam berjuang di jalan Allah SWT.

Pengalaman spiritual (kasyf) atau keterbukaan mata batin yang dialami oleh Rasulullah bisa difahami sebagai mana seorang yang lagi melihat film tiga dimensi.  Ia bisa melihat langsung ke sudut-sudut gambar seperti terlibat langsung di dalam gambar atau fenomena yang sedang terjadi. Dia bisa melihat dan merasakan keterlibatan langsung, sedangkan fisiknya di  tempat atau dimensi yang berbeda. Sebuah peristiwa ruhaniah yang bersifat kejiwaan (psikologis). Jiwa yang bersih dengan kekuatan semangat yang membara, menjadikan yang rasul bisa terbang mendatangi panggilan Allah SWT.

Suluk adalah lembaga pendidikan keruhanian yang diantaranya menghasilkan sebuah pengalaman spiritual yang diantaranya bersifat kasyf suri (keterbukaan mata batin, atas fenomena alam astral), dan diantaranya juga ada keterbukaan alam maknawi serta ketenangan batin serta manisnya iman. Dengan cara mengikuti sunah nabi secara Istiqomah, khususnya dalam Riyadhoh (latihan mengendalikan nafsu).

Menyedikitkan makan, tidur, ngomong dan bersia-sia dalam menggunakan waktu, harta dan kesempatan.

 

Read more…

Sang Kyai Sakti

Sang Kyai Sakti

Telah kembali ke hadirat Ilahi Robbi. 

Oleh: Kharisudin Aqib. 



KH zaimuddin

Hari ini, Ahad; 10 Januari 2021, jam 6-an. Air mata ku tak bisa kubendung lagi atas kembalinya kyai ku. Aku adalah santri pertama beliau yang sampai kini belum sempat berbakti.... dan ternyata sudah ditinggal kembali ke kediaman abadi....  tetapi Alhamdulillah pagi ini saya bisa melihat wajah suci beliau dan memegang kaki beliau sebagai sungkem saya yang terakhir kali, sekaligus turut mensolati beliau yang pertama bersama keluarga besar guru besar saya KH. Badrus Sholeh Arif, pendiri Pondok Pesantren Al-Hikmah Purwoasri Kediri. 

KH. Za'imuddin Badrus Sholeh, adalah putra pertama KH Badrus Sholeh Arif, pendiri dan pengasuh pondok pesantren Al-Hikmah, pesantren di mana aku mondok selama 6 tahun. Mulai tahun 1980 - 1986. 

Beliau mulai menggantikan posisi bapaknya, sebagai pengasuh pesantren tahun 1983, ketika adik-adiknya masih banyak yang kecil-kecil. Tiga orang masih SD;  gus Miftah, Gus Arif dan Gus Karim, yang lainnya masih mondok dan kuliah. Seperti Gus Nasrul, Gus Muh dan Gus Dain serta Gus Nasir. Sedangkan Ning Lilik, baru selesai Wisuda S1 di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. beberapa jam sebelum kecelakaan maut menimpa Mbah kyai Badrus bersama Bu nyai dan kedua putranya. Seorang adik kyai Zaim yang sudah menikah baru satu orang, yaitu Gus Wahid (Abdul Wahid Badrus, Mantan Bupati Kabupaten Nganjuk). Dan itupun masih ikut mertuanya, tinggal di Baron Nganjuk, sampai sekarang. Sehingga secara praktis kyai Za'im yang masih sangat muda tersebut harus menanggung beban  keluarga dan pesantren sekaligus seorang diri bersama Bu nyai Istibsyaroh. Pesantren dengan tiga lembaga pendidikan formal; MTSN, MAN dan MA Al Hikmah. 

Pada masa peralihan pengasuh pesantren, aku lagi kelas 1 Aliyah (tiga setengah tahun mondok), sebagai mantan ketua umum OSIS MTSN, ketika itu aku sudah sangat populer di pondok dan dekat dengan Mbah kyai Badrus, sehingga ketika di MAN saya juga menjadi pengurus OSIS, sekretaris umum,  pada tahun berikutnya pengurus pondok, bendahara umum. Sekaligus ketua umum ipka.  Sehingga mungkin sedikit lebih mengenal sosok kyai hebat dan kyai sakti almarhum Al maghrullah KH.  Za'imuddin Badrus. Yang sangat berjasa dalam penyelamatan pesantren Al-Hikmah dan keluarga besar KH. Badrus Sholeh Arif. 

Saya baru mengerti dan memahami, betapa kyai Za'im adalah seorang leader dan seorang kyai yang hebat dan sakti setelah saya juga menjadi orang tua dan pengasuh pesantren. 

Kyai Za'im ditinggal wafat sang ayah, saya yakin belum berusia 40 tahun. Dan 7orang adiknya belum ada yang mandiri. Tetapi semuanya bisa berakhir dengan sukses dan bahagia. Pesantren Al-hikmah menjadi lebih besar, dan ke 7 adiknya semua sukses menjadi kyai dan Bu nyai besar yang berpengaruh di masyarakat Kediri dan sekitarnya. Bahkan istri beliau berhasil menjadi Bu nyai yang menjadi guru besar (Prof.Dr. Dra. Hj. Istibsyaroh, MAg), di UIN Sunan Ampel Surabaya, juga pernah menjadi anggota DPR Pusat dan anggota MUI pusat. Sehingga saya yakin kesuksesan kesemuanya tadi tidak terlepas dari kehebatan dan kesaktian seorang pengasuh pesantren, seorang kakak dan seorang suami yang luar biasa. Betapa hebatnya seorang kakak pertama yang ditinggal mati oleh bapak dan ibunya sekaligus tanpa perencanaan. Betapa hebatnya seorang Gus yang ditinggal wafat pendiri dan pengasuh pesantren sebelumnya dengan tanpa persiapan yang matang. Betapa hebatnya seorang kyai yang selalu ditinggalkan oleh istrinya yang untuk menuntut ilmu, meniti karir dan berjuang di dunia akademik, politik dan kemasyarakatan. Semuanya berakhir dengan sukses dan Husnul khatimah... Selamat jalan kyaiku.....

Istana di Surga telah menantikan kehadiran panjenengan. 

Do'aku senantiasa menyertai panjenengan. 

Sangking Kulo, 

Kharisudin Aqib, Kelutan.*Sang Kyai Sakti*

Telah kembali ke hadirat Ilahi Robbi. 

Oleh: Kharisudin Aqib. 


Hari ini, Ahad; 10 Januari 2021, jam 6-an. Air mata ku tak bisa kubendung lagi atas kembalinya kyai ku. Aku adalah santri pertama beliau yang sampai kini belum sempat berbakti.... dan ternyata sudah ditinggal kembali ke kediaman abadi.... tetapi Alhamdulillah pagi ini saya bisa melihat wajah suci beliau dan memegang kaki beliau sebagai sungkem saya yang terakhir kali, sekaligus turut mensolati beliau yang pertama bersama keluarga besar guru besar saya KH. Badrus Sholeh Arif, pendiri Pondok Pesantren Al-Hikmah Purwoasri Kediri. 

KH. Za'imuddin Badrus Sholeh, adalah putra pertama KH Badrus Sholeh Arif, pendiri dan pengasuh pondok pesantren Al-Hikmah, pesantren di mana aku mondok selama 6 tahun. Mulai tahun 1980 - 1986. 

Beliau mulai menggantikan posisi bapaknya, sebagai pengasuh pesantren tahun 1983, ketika adik-adiknya masih banyak yang kecil-kecil. Tiga orang masih SD; gus Miftah, Gus Arif dan Gus Karim, yang lainnya masih mondok dan kuliah. Seperti Gus Nasrul, Gus Muh dan Gus Dain serta Gus Nasir. Sedangkan Ning Lilik, baru selesai Wisuda S1 di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. beberapa jam sebelum kecelakaan maut menimpa Mbah kyai Badrus bersama Bu nyai dan kedua putranya. Seorang adik kyai Zaim yang sudah menikah baru satu orang, yaitu Gus Wahid (Abdul Wahid Badrus, Mantan Bupati Kabupaten Nganjuk). Dan itupun masih ikut mertuanya, tinggal di Baron Nganjuk, sampai sekarang. Sehingga secara praktis kyai Za'im yang masih sangat muda tersebut harus menanggung beban keluarga dan pesantren sekaligus seorang diri bersama Bu nyai Istibsyaroh. Pesantren dengan tiga lembaga pendidikan formal; MTSN, MAN dan MA Al Hikmah. 

Pada masa peralihan pengasuh pesantren, aku lagi kelas 1 Aliyah (tiga setengah tahun mondok), sebagai mantan ketua umum OSIS MTSN, ketika itu aku sudah sangat populer di pondok dan dekat dengan Mbah kyai Badrus, sehingga ketika di MAN saya juga menjadi pengurus OSIS, sekretaris umum, pada tahun berikutnya pengurus pondok, bendahara umum. Sekaligus ketua umum ipka. Sehingga mungkin sedikit lebih mengenal sosok kyai hebat dan kyai sakti almarhum Al maghrullah KH. Za'imuddin Badrus. Yang sangat berjasa dalam penyelamatan pesantren Al-Hikmah dan keluarga besar KH. Badrus Sholeh Arif. 

Saya baru mengerti dan memahami, betapa kyai Za'im adalah seorang leader dan seorang kyai yang hebat dan sakti setelah saya juga menjadi orang tua dan pengasuh pesantren. 

Kyai Za'im ditinggal wafat sang ayah, saya yakin belum berusia 40 tahun. Dan 7orang adiknya belum ada yang mandiri. Tetapi semuanya bisa berakhir dengan sukses dan bahagia. Pesantren Al-hikmah menjadi lebih besar, dan ke 7 adiknya semua sukses menjadi kyai dan Bu nyai besar yang berpengaruh di masyarakat Kediri dan sekitarnya. Bahkan istri beliau berhasil menjadi Bu nyai yang menjadi guru besar (Prof.Dr. Dra. Hj. Istibsyaroh, MAg), di UIN Sunan Ampel Surabaya, juga pernah menjadi anggota DPR Pusat dan anggota MUI pusat. Sehingga saya yakin kesuksesan kesemuanya tadi tidak terlepas dari kehebatan dan kesaktian seorang pengasuh pesantren, seorang kakak dan seorang suami yang luar biasa. Betapa hebatnya seorang kakak pertama yang ditinggal mati oleh bapak dan ibunya sekaligus tanpa perencanaan. Betapa hebatnya seorang Gus yang ditinggal wafat pendiri dan pengasuh pesantren sebelumnya dengan tanpa persiapan yang matang. Betapa hebatnya seorang kyai yang selalu ditinggalkan oleh istrinya yang untuk menuntut ilmu, meniti karir dan berjuang di dunia akademik, politik dan kemasyarakatan. Semuanya berakhir dengan sukses dan Husnul khatimah... Selamat jalan kyaiku.....

Istana di Surga telah menantikan kehadiran panjenengan. 

Do'aku senantiasa menyertai panjenengan. 

Sangking Kulo, 

Kharisudin Aqib, Kelutan.

Read more…

SHOLAWAT ULUL ALBAB