Home » Archives for Maret 2021
Peristiwa Isro' Mi'raj adalah Pengalaman Spiritual Rasulullah
Oleh; Kharisudin Aqib.
Secara bahasa, Istilah Isro'Mi'raj terdiri dari dua kata; isro' dan mi'raj. Isro' yang berarti perjalanan di waktu malam, sedangkan mi'raj artinya perjalanan menuju ke arah. Sedangkan dalam pengertian praktis, istilah tersebut berarti perjalanan nabi Muhammad dari Masjidil haram ke Masjidil Aqsha di suatu malam.
Pada hakikatnya, pengalaman sang rasul tersebut sebenarnya merupakan sebuah puncak pengalaman spiritual, atas Istiqomah beliau dalam total perjuangan beliau (dengan harta benda dan jiwa raga), atau dengan kata lain jihad, ijtihad dan mujahadah, yang luar biasa serius.
Pengalaman spiritual tersebut terjadi pada diri beliau ketika beliau lagi tadzakkur dan tafakkur di dekat Ka'bah (hijir Ismail), dini hari (menjelang subuh), tanggal 27 Rojab, dua tahun sebelum hijrah. Di dalam keheningan malam dan keheningan dzikir, tahu-tahu terbukalah alam astral atau alam ruhani. Beliau melihat dua orang yang menghampiri dirinya, dan mengajaknya menuju ke tepian sumur zam-zam, kemudian melakukan operasi atas dadanya; lengkap, membelah, membersihkan isi dan tempatnya dengan air zam-zam, mengisinya dengan mutiara-mutiara hikmah, kemudian menutup kembali dengan baik. Kemudian keduanya mengajak sang rasul pergi jauh, beliau dinaikkan seekor kuda terbang (burok), sedangkan keduanya terbang mendampingi di kanan-kirinya. Dan dalam sekejap sudah sampai di pelataran Masjidil Aqsha.
Kemudian memarkir kuda terbang tersebut di tempat parkir masjid. Beliau bertiga masuk masjid dan sholat tahiyatal masjid, selanjutnya menuju ke lift dan memasukinya dengan dikawal oleh kedua orang tersebut (Jibril dan Mikail). Dengan melewati pemeriksaan pada setiap pintu lift, satu (1) sampai dengan tujuh (7). Sambil lewat, pada setiap lantai beliau bertiga juga melihat-lihat apa saja yang ada di sana, (para penghuni, kegiatan, hiburan, pemandangan, dll). Semuanya fenomena belum pernah beliau melihatnya, persis seperti kita tour di taman fantasi, dan dua pengawal tersebut yang menjadi guide nya.
Pada setiap lantai, tidak terlihat batasan tepinya, sehingga merupakan sebuah alam tersendiri, dengan warna cahaya yang berbeda-beda. Sehingga masing-masing merupakan langit bagi alam yang ada di bawah nya.
Pada setiap langit sang rasul bertemu dengan para nabi, kecuali pada langit yang ke enam dan tujuh. Di sana hanya ada penjaga dan makhluk-makhluk astral yang belum pernah beliau melihatnya.
Termasuk ada tempat penyiksaan (neraka), tempat kenikmatan (surga), masjid agung (Baitul makmur) dan lain-lain.
Tujuan perjalanan beliau bertiga adalah menghadiri panggilan Allah SWT. Di langit atau lantai ke tujuh, di suatu tempat tertinggi yang tidak ada makhluk di sekitarnya (Sidrotul Muntaha).
Akhirnya Nabi Muhammad sampai ke Sidratul Muntaha tanpa guede dan pengantar. Dialog dengan Allah dengan mendapatkan perintah mengajak umatnya untuk sholat pada lima waktu setiap se-hari se-malam.
Dengan melalui tangga-tangga spiritual, nabi kembali ke tempat paling bawah (ground atau bumi), dan tersadar kembali, sedangkan tempat duduknya masih hangat.
Pengalaman spiritual nabi Muhammad tersebut, terjadi ketika beliau mengalami masa-masa sulit dan kritis. Teraniaya oleh para kafir Quraisy, sedangkan kedua pelindungnya meninggal di tahun itu, sampai terkenal dengan istilah tahun berduka ('aamul huzni). Yaitu istri perdananya (Siti Khodijah) dan paman yang terhormat (Abu Thalib).
Sehingga hampir dapat dipastikan, bahwa pengalaman spiritual tersebut terjadi sebagai hiburan dari Allah SWT atas kesedihan yang mendalam dari Rasulullah dan Istiqomah beliau dalam berjuang di jalan Allah SWT.
Pengalaman spiritual (kasyf) atau keterbukaan mata batin yang dialami oleh Rasulullah bisa difahami sebagai mana seorang yang lagi melihat film tiga dimensi. Ia bisa melihat langsung ke sudut-sudut gambar seperti terlibat langsung di dalam gambar atau fenomena yang sedang terjadi. Dia bisa melihat dan merasakan keterlibatan langsung, sedangkan fisiknya di tempat atau dimensi yang berbeda. Sebuah peristiwa ruhaniah yang bersifat kejiwaan (psikologis). Jiwa yang bersih dengan kekuatan semangat yang membara, menjadikan yang rasul bisa terbang mendatangi panggilan Allah SWT.
Suluk adalah lembaga pendidikan keruhanian yang diantaranya menghasilkan sebuah pengalaman spiritual yang diantaranya bersifat kasyf suri (keterbukaan mata batin, atas fenomena alam astral), dan diantaranya juga ada keterbukaan alam maknawi serta ketenangan batin serta manisnya iman. Dengan cara mengikuti sunah nabi secara Istiqomah, khususnya dalam Riyadhoh (latihan mengendalikan nafsu).
Menyedikitkan makan, tidur, ngomong dan bersia-sia dalam menggunakan waktu, harta dan kesempatan.
Support Online