tag:blogger.com,1999:blog-22353603144289115242024-03-14T05:22:14.339-07:00METAFISIKA CENTERThe Methaphysics - Study - Training And ResearchUnknownnoreply@blogger.comBlogger91125tag:blogger.com,1999:blog-2235360314428911524.post-88953118719073280662024-02-25T16:28:00.000-08:002024-02-25T16:29:54.828-08:00Hikmatut Tasyrik, Puasa Ramadhan<p style="text-align: center;"> <b>Hikmatut Tasyrik, Puasa Ramadhan </b></p><p style="text-align: center;"><b>Oleh: Kharisudin Aqib. </b></p><p><b><br /></b></p><p><b>{ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَیۡكُمُ ٱلصِّیَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِینَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ }</b></p><p><b>[سُورَةُ البَقَرَةِ: ١٨٣]</b></p><p><b>Artinya</b>:</p><p>Wahai orang-orang yang beriman, telah ditetapkan sebagai kewajiban bagi kalian berpuasa (Romadhon), sebagai mana telah ditetapkan sebagai kewajiban bagi orang-orang yang sebelum kalian agar kalian bertaqwa.</p><p><b></b></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMhdwPft4ezuZ9UTipei61OLW1kUKZwGlMccTj2C44NmkuL3yuHY43cYey_bJ73P7mqtvVnV9kXJ8yk1qMoZZiH2LNn5mB8f4wTsIQfEl0Mgxxne7fpdpoPsxQgzTpRvNrBhDemJX28BptNfr1zk9MU24cnP_XhoeMjnGVjUcYVXIlaywRAz74dq1DKIM/s1080/20240226_071843_0000.png" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img alt="Metafisika-center.org" border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMhdwPft4ezuZ9UTipei61OLW1kUKZwGlMccTj2C44NmkuL3yuHY43cYey_bJ73P7mqtvVnV9kXJ8yk1qMoZZiH2LNn5mB8f4wTsIQfEl0Mgxxne7fpdpoPsxQgzTpRvNrBhDemJX28BptNfr1zk9MU24cnP_XhoeMjnGVjUcYVXIlaywRAz74dq1DKIM/w320-h320/20240226_071843_0000.png" title="Hikmatut Tasyrik, Puasa Ramadhan" width="320" /></a><b></b></div><b><br />Intisari Ayat. </b><p></p><p>Dari ayat 183 surat Al Baqarah tersebut, kita mendapatkan informasi bahwa puasa sudah menjadi kewajiban bagi umat manusia sebelum masa kerasulan Nabi Muhammad Saw. Hanya saja kita tidak tahu persis, bagaimana cara dan bentuk puasa umat-umat terdahulu.</p><p>Di samping informasi tentang keberadaan kewajiban puasa bagi kita (umat Nabi Muhammad) dan umat manusia terdahulu, juga informasi tentang tujuan diwajibkannya puasa tersebut, yakni agar kita menjadi orang yang bertaqwa, atau orang yang nurut dan patuh kepada Allah, seperti para malaikat. Dan orang yang nurut dan patuh kepada Allah itu adalah sebagus - bagusnya makhluk (ahsanit taqwim). Bahkan lebih baik daripada malaikat, karena dia lebih sempurna dan lebih mulia. Dengan kata lain, orang yang bertaqwa (Muttaqin) adalah manusia yang berkarakter malaikati. </p><p>Sehingga kita bisa memahami dan menghayati betapa pentingnya puasa bagi umat manusia, khususnya kita sebagai umatnya Nabi Muhammad Saw.</p><p><br /></p><p><b>Pengertian Puasa</b></p><p>Shiam (puasa) artinya menahan diri (imsak), atau ihram dalam bahasa ibadah ritual (sholat, umroh dan haji). </p><p>Sekalipun kita tidak mengetahui dengan pasti keberadaan puasa umat terdahulu, tetapi kita masih bisa mengetahui beberapa macam tradisi puasa umat terdahulu. Seperti: puasa mutih, ngrowot, Pati Geni, puasa ngalong, vegetarian dll.</p><p>Sedangkan puasa dalam syariat dan Sunnah Rasulullah Muhammad Saw, menahan diri dari makan, minum dan hubungan seksual mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Disamping juga menahan diri dari semua perbuatan yang menuruti hawa nafsu. Dengan tetap mengunsumsi makanan dan minuman, pada waktu sahur dan berbuka. Sehingga puasa yang kita ikuti sekarang (syariat Islam dan Sunnah Rasulullah Muhammad Saw) adalah model puasa yang paling rasional dan sempurna.</p><p><br /></p><p><b>Hakekat Puasa Ramadhan</b></p><p>Pada hakikatnya, puasa merupakan sebuah kurikulum pendidikan kerohanian. Sebuah pendidikan ilahiah untuk mencetak profil Muttaqin, (profil manusia berkarakter malaikati). </p><p>Sehingga pelaksanaan program puasa ramadhan merupakan sebuah proses mencetak ulang dan melahirkan manusia dengan profil baru. Seperti halnya, proses penetasan telur atau proses metamorfosis dalam dunia serangga, dari ulat menjadi kupu-kupu. Setidak tidaknya, seperti proses 'topo dan nlungsumi' (ganti kulit pada ular).</p><p><br /></p><p><b>Filosofi Puasa Ramadhan</b>. </p><p>Puasa di bulan Ramadhan, yang merupakan kewajiban bagi setiap muslim adalah merupakan pelaksanaan inti kurikulum pendidikan kerohanian Islam. Rasulullah Saw telah memberikan contoh penerapan yang sempurna. Yaitu penerapan tahapan-tahapan pelaksanaan puasa pemanasan (warming up), yaitu puasa bulan Rajab dan sya'ban, puasa inti (puasa ramadhan, juga tiga tahap), sepuluh ke, 1. 2 dan 3. Serta puasa pendinginan (colling down), yaitu puasa awal bulan Syawal. Dengan niat berpuasa, maka secara biologis,(organ tubuh yang terkait) hormonal (kelenjar-kelenjar produksen hormon), dan psikologis (kesiapan sikap mental) untuk kuat dan bertahan. </p><p>Berpuasa dengan niat dan tata cara yang benar dalam waktu tertentu akan membentuk karakter tertentu.</p><p>Sedangkan puasa di bulan Ramadhan selama satu bulan penuh adalah sebuah paket dan proses penetasan spiritualitas manusia Muttaqin, yang analoginya seperti proses penetasan telur atau metamorfosis ulat bulu kupu-kupu. Pada umumnya, jiwa manusia bersifat kebinatangan (ada yang seperti binatang jinak dan ada yang seperti binatang buas), ada yang seperti iblis, ada juga yang dominan seperti malaikat. Jiwa yang secara dominan seperti malaikat itulah yang menjadi target psikologis puasa ramadhan yang disebut Muttaqin. Praktek puasa Sunnah bulan Rajab dan sya'ban akan sangat berarti untuk mengkondisikan jiwa nyaman dalam berpuasa di bulan Ramadhan. Puasa Rajab dan atau sya'ban merupakan latihan pemanasan untuk puasa ramadhan, sehingga pengamalan puasa bisa terlaksana dengan ikhlas bahkan nyaman. Karena memang puasa ramadhan akan efektif manakala dilaksanakan dengan disiplin dan semangat imaanan wah tisaaban lillaahi ta'ala.</p><p>Dengan niat berpuasa... Secara psikologis terjadi proses menahan dalam jiwa dan sistem hormonal, dan dengan itu mulai terjadi sistem pertahanan dalam jiwa dan sistem hormonal yang secara nyata akan melindungi jiwa seseorang yang lama kelamaan menjadi mantel pelindung jiwa sehingga jiwa terproses menjadi profil baru. Yang secara garis besar melalui tiga tahapan. Rahmah, Maghfiroh dan Itqun Munannar. Pada tahap ke tiga, profil jiwa baru telah terbentuk. Sehingga suhu mesin penetas spiritual (personal orang yang berpuasa) harus ditinggikan dengan meningkatkan intensitas peribadahan, khususnya di tanggal-tanggal ganjil pada sepuluh hari ke tiga. Peningkatan 'suhu spiritual' sangat dibutuhkan untuk menjadikan janin ruhani Muttaqin kuat untuk terlahirkan. Malam di mana profil Muttaqin dilahirkan biasa disebut dengan istilah 'lailatul qodar' atau malam agung yang nilai keagungannya lebih agung dari pada seribu bulan. </p><p>Muttaqin (orang yang bertaqwa sejati) yang baru terlahirkan tidak boleh tergesa-gesa memasuki 'dunia binatang' sebagai mana biasanya. Dia tidak boleh euforia dengan makanan, minuman dan kehidupan duniawi lainnya. Karena hal tersebut bisa menjadikan "Bayi Muttaqin" bisa sakit, bahkan fatal atau mati. Dan kalau hal tersebut terjadi, maka seseorang akan kembali berkarakter kebinatangan lagi seperti semula bahkan lebih kasar lagi. </p><p>Oleh karena itu, Sunnah Rasulullah mengajarkan agar kita melanjutkan berpuasa kembali, mulai tanggal 2 sampai tanggal 7 bulan Syawal, sehingga puasa enam hari di awal bulan Syawal dapat difahami sebagai puasa pendinginan spiritual (colling down), sehingga bayi Muttaqin bisa beradaptasi dengan "dunia kebinatangan ' akhirnya bisa tumbuh menjadi sosok Rijalul Muttaqin, (sosok tokoh orang yang bertaqwa).</p><p><br /></p><p>Dengan demikian, marilah kita budayakan berpuasa sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Khususnya puasa tgl 2-7 bulan Syawal. </p><p>Semoga tulisan ini bisa menjadi sebab masuknya hidayah di dalam hati kita semua. </p><p>Walhamdulillaahi robbil 'aalamiin. </p><p>Kelutan: 24 Februari 2024. </p><p>TTD, </p><p>Abdulloh Kharisudin Aqib.</p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2235360314428911524.post-40329653395001300042024-01-11T22:41:00.000-08:002024-01-11T22:41:49.245-08:00Dzurriyah Rasulillah Bersembunyi<p style="text-align: center;"> <b><span style="font-size: large;">Dzurriyah Rasulillah Bersembunyi</span></b></p><p style="text-align: center;"><span style="font-size: medium;"><b><u>di Pinggiran Sungai Brantas Jawa Timur</u>.</b></span> </p><p style="text-align: center;">Oleh: Kharisudin Aqib. </p><p style="text-align: center;"><br /></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8DkLTl-3kyVGkrI_E2aX5uh3fhRcSbB4gGvl5klKkZ_KAYkHpMhSzgwwD1YsE_G6K6560Ro22lbLgh9sa3xNSUfZ76KfZ1Yi1xJORn0dhPgMCxdYBcnrY3bzVCmJJKhw2KH2uBg5bVOM5-VAXG53bWDEPm_runf8GkljwiGCoUXo_oBKfel5SDcjvAiI/s352/IMG-20231021-WA0053.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="338" data-original-width="352" height="307" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8DkLTl-3kyVGkrI_E2aX5uh3fhRcSbB4gGvl5klKkZ_KAYkHpMhSzgwwD1YsE_G6K6560Ro22lbLgh9sa3xNSUfZ76KfZ1Yi1xJORn0dhPgMCxdYBcnrY3bzVCmJJKhw2KH2uBg5bVOM5-VAXG53bWDEPm_runf8GkljwiGCoUXo_oBKfel5SDcjvAiI/s320/IMG-20231021-WA0053.jpg" width="320" /></a></div><br />Polemik berkepanjangan tentang keabsahan nasab para habaib klan Ba'alawi dengan menghadapkan nasab dzurriyah Walisongo lama-kelamaan menggerakkan saya untuk mengecek catatan silsilah keluarga Mbah Buyut saya (Mbah KH. Imam Ahmad Mberuk), Juwet, Ngronggot Nganjuk Jawa Timur. Saya kebetulan adalah Sekretaris Pengurus Pusat Bani KH. Imam Ahmad. Dan ternyata Mbah Imam Ahmad yang berasal Lestari Kertosono Nganjuk, memiliki Silsilah nasab yang menyambung langsung dengan Rasulullah melalui jalur Sultan Hasanuddin dan Syarif Hidayatullah, Cirebon. Kemudian melalui Sayid Ahmad Al Muhajir dan Sayidina Husain bin Ali bin Abi Tholib. Sedangkan Mbah Nyai Martijah Istri KH. Imam Ahmad, (Mbah buyut putri saya), juga memiliki Silsilah nasab yang tersambung sampai Rasulullah melalui Sayyidina Husain bin Ali bin Abi Tholib. Silsilah nasab Mbah Nyai Martijah, lebih populer di internal Bani Ali Maklum Banjar Melati Kota Kediri, sebagai sebagai Dzurriyah Sunan Giri, sekaligus juga dzurriyah langsung sunan Ampel.<p></p><p style="text-align: justify;">Asal usul Mbah KH Imam Ahmad masyhur berasal dari Mbah Nur Dzalifah yang merupakan Ki Ageng Pakuncen, yang mendampingi Tumenggung Kopek. Di Pakuncen Patianrowo. Atau Sayid Zakaria Lestari Kertosono Nganjuk, yang terkenal dengan beberapa karomah nya yang diantara Masjid Tiban Lestari Kertosono.</p><p style="text-align: justify;">Dari KH Ali Maklum Banjar Melati Kota Kediri (Bani Ali Maklum) lahir banyak kyai di sepanjang bantaran sungai Brantas mulai dari Tulungagung sampai Jombang. Mulai dari kyai musholla kecil sampai pondok pesantren besar. Demikian juga dari Sayid Zakaria Lestari Kertosono. Juga banyak yang menjadi tokoh agama dan tokoh masyarakat yang ada di Nganjuk dan Jombang dan sekitarnya.</p><p style="text-align: justify;">Mencermati dua jalur nasab Mbah buyut saya, putra dan putri. Saya menemukan kesimpulan bahwa Nasab dzurriyah Walisongo, khususnya yang dari jalur Husain bin Ali bin Abi Tholib adalah bersambung dengan nasab ba'alawi, yaitu sama-sama dari *Ahmad Al Muhajir* . Beliau mempunyai anak yang bernama Abdullah, alias Ubaidillah, dan cucunya bernama Aluwi. </p><p style="text-align: justify;">Ada tiga pakar nasab yang menyusun silsilah Mbah buyut saya: KH. Mundzir Nadzir, Jamsaren kota Kediri, Mbah KH. Damiri Manukan, Mrican Kediri dan KH. Mughni Shodiq Juwet Ngronggot Nganjuk. </p><p style="text-align: justify;">Nasab Mbah KH. Imam Ahmad (jalur lestari) dengan Mbah Nyai Martijah (jalur Banjar Melati), sejak dari atas (Sayidah Fathimah sampai dengan Maulana Jamaluddin, no 19/no 21), adalah sama persis, dengan beberapa catatan:</p><p style="text-align: justify;">*A. Jalur KH Imam Ahmad* (lestari atau Sunan Gunung Jati Syarif Hidayatullah): </p><p style="text-align: justify;">- Tidak menyebutkan nama Zainal Alim, di bawah Ali Zainal Abidin (no 3). </p><p style="text-align: justify;">- Setelah nama Ahmad Al Muhajir, adalah nama Abdullah. Bukan Ubaidillah. </p><p style="text-align: justify;">- Diantara nama Muhammad (no 11) dan Muhammad (no 14), ada dua nama : Aluwi dan Ali. Sedangkan setelah Muhammad no 14, adalah Aluwi, no 15.</p><p style="text-align: justify;"> - untuk jalur kepada nasab sunan gunung jati dari Maulana Jamaluddin, kepada putranya: Ali Nuruddin, terus keputranya Amatuddin Abdullah, ke Maulana Syarif Hidayatullah, ke Sultan Hasanuddin, ke Maulana Yusuf, ke Muhammad Abdul Malik, ke Abdul Qadir, ke Nur Dzalifah, Ke Sayid Zakaria, ke Tafsirudin dan ke KH. Imam Ahmad.</p><p style="text-align: justify;">*B. Jalur Mbah Nyai Martijah*, (KH. Ali Maklum Banjar Melati atau jalur Sunan Ampel dan sunan giri). </p><p style="text-align: justify;">- Ada nama Zainal Alim, di bawah nama Zainal Abidin, di atas nama Muhammad Al Baqir. </p><p style="text-align: justify;">- Setelah nama Ahmad Al Muhajir namanya 'Ubaidillah, bukan Abdullah. </p><p style="text-align: justify;">- Nama di antara dua nama Muhammad (no. 13 dan no.15), hanya satu nama Ali Aluwi. No. 14. </p><p style="text-align: justify;">- Sedangkan nama setelah nama Muhammad no 15. Ada dua nama. Ali no. 16, dan Aluwi no. 17.</p><p style="text-align: justify;"> - Untuk jalur nasab Sunan Ampel dan Sunan Giri, mulai dari Maulana Jamaluddin adalah: Maulana Ishaq => Sunan Giri, dan Maulana Ibrahim As Samarqandi => Sunan Ampel. Dari Sunan Giri => R. Kawis Guwo, ke Abdulloh, ke Ali Layyin, ke Abdulloh Mursyad, ke Basyarudin, ke Abdurrahman, ke nyai Anbiya' , ke Ali Maklum, ke Zainal Abidin, ke Nyai Thowilah , ke Sayid Yusuf, ke Martijah. Atau dari sunan Ampel ke Sayid Abdul Alim, ke Sayid Qabul, ke Sayid Muslim, ke Sayid Sarkum, ke Sayid Abror, ke Sayid Yusuf, ke Martijah.</p><p style="text-align: justify;">Saya menyimpulkan, bahwa *Abdullah bin Ahmad Al Muhajir adalah Ubaidillah itu sendiri.* Karena ternyata anak Abdullah dan Ubaidillah adalah nama yang sama. Yaitu Aluwi, cucunya juga sama, yaitu Muhammad, juga semua nama di bawah silsilahnya juga sama.</p><p style="text-align: justify;">Oleh karena itu penjelasan dari KH Miftahul Akhyar dalam sebuah video beliau in syaa Allah benar adanya, bahwa karena tawadlu'nya Ibnu Ahmad Al Muhajir (Abdullah), tidak berkenan menyandang nama Abdullah tetapi lebih suka men-Tashghir-kan (mengecilkan namanya sendiri, yaitu Abdullah menjadi 'Ubaidillah).</p><p style="text-align: justify;">Semoga dari penelitian dua jalur silsilah nasab keluarga: KH. Imam Ahmad lewat Sunan Gunung Jati, dengan jalur silsilah Nyai Martijah lewat Sunan Giri dan Sunan Ampel ke tiganya melalui jalur Abdullah bin Ahmad Al Muhajir atau 'Ubaidillah bin Ahmad Al Muhajir.</p><p style="text-align: justify;">Dapat menjadi sebab terjadinya ishlah (rekonsiliasi), antara Keluarga besar Habib Ba'alawi dengan Keluarga besar Dzurriyah Walisongo. Karena ternyata keduanya sama-sama Dzurriyah 'Ubaidillah bin Ahmad Al Muhajir bin Isa Al Basri keturunan Rasulullah Saw.</p><p style="text-align: justify;">Dengan adanya pengetahuan silsilah nasab mulia tersebut diharapkan menjadikan semakin tawadlu' dan selalu muhasabah diri, bukan sebaliknya untuk kesombongan dan melecehkan orang lain, karena sesungguhnya yang paling mulia diantara kita adalah yang paling bertaqwa kepada Allah SWT. Yang amalnya paling baik serta yang akhlaknya paling baik juga paling banyak memberikan manfaat untuk umat manusia. </p><p style="text-align: justify;">Nasab mulia harus menjadi cambuk agar juga berakhlak mulia sebagai mana nenek moyang kita yang mulia.</p>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2235360314428911524.post-91275884173913276732023-06-28T04:39:00.006-07:002023-06-28T15:43:40.829-07:00Ibadah Puasa Arofah: Pendekatan Historis<p style="text-align: center;"><b>Ibadah Puasa Arofah: Pendekatan Historis</b></p><p style="text-align: center;">Oleh: Kharisudin Aqib. </p><p style="text-align: center;"><br /></p><p style="text-align: center;">(رَبِّ هَبۡ لِی مِنَ ٱلصَّـٰلِحِینَ فَبَشَّرۡنَـٰهُ بِغُلَـٰمٍ حَلِیمࣲ فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعۡیَ قَالَ یَـٰبُنَیَّ إِنِّیۤ أَرَىٰ فِی ٱلۡمَنَامِ أَنِّیۤ أَذۡبَحُكَ فَٱنظُرۡ مَاذَا تَرَىٰۚ قَالَ یَـٰۤأَبَتِ ٱفۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُۖ سَتَجِدُنِیۤ إِن شَاۤءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّـٰبِرِینَ)</p><p style="text-align: center;">[سورة الصافات 100 - 102]</p><blockquote style="border: none; margin: 0px 0px 0px 40px; padding: 0px;"><p></p></blockquote><blockquote style="border: none; margin: 0px 0px 0px 40px; padding: 0px;"><div style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2JJR0c-h-fmn_aXd1rv9W0SrkGk29mTF257sWPu2JbhElQ4QH3iJxqAI3yDFm2QyFrfNRG3qAF54zHgU8iJvDs0icIzLDfMbh3zvpTSLxbKMdxhglpPcSmToAa57ytH0DkiuTuttjuaWiu9__HLu4mbLtzG0oA9zGsw4lz65rY8pOJ_S_zgRkQVkDpjM/s5184/DOC-20221226-WA0016-01.jpeg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="5184" data-original-width="3456" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2JJR0c-h-fmn_aXd1rv9W0SrkGk29mTF257sWPu2JbhElQ4QH3iJxqAI3yDFm2QyFrfNRG3qAF54zHgU8iJvDs0icIzLDfMbh3zvpTSLxbKMdxhglpPcSmToAa57ytH0DkiuTuttjuaWiu9__HLu4mbLtzG0oA9zGsw4lz65rY8pOJ_S_zgRkQVkDpjM/w133-h200/DOC-20221226-WA0016-01.jpeg" width="133" /></a></div></blockquote><blockquote style="border: none; margin: 0px 0px 0px 40px; padding: 0px;"><p></p></blockquote><p><br />Untuk menganalisis, kebenaran sebuah ajaran, salah satu tinjauan yang penting untuk kita perhatikan adalah sejarah yang biasa disebut dengan asbabul wurud (historical Aproach).</p><p>Ibadah puasa 'arofah adalah salah satu bagian dari sebuah paket peribadatan yang terdiri dari tiga bentuk ritual; puasa (tarwiyah dan'arofah), Sholat 'iedul adha, An nahr (menyembelih hewan qurban), tasyrik (makan dendeng daging kurban atau haramnya berpuasa). </p><p>Nama sholat 'iedul adha, atau perayaan menyembelih hewan qurban, bukan 'iedul 'arofah.</p><p>Paket peribadatan Iedul Adha, mulai dari puasa tarwiyah sampai dengan hari tasyrik pada dasarnya adalah peringatan peristiwa bersejarah profil figur keluarga teladan, keluarga Nabi Ibrahim as. Profil teladan seorang ayah dan suami (Ibrahim as), profil seorang ibu dan istri teladan (Siti Hajar), dan profil seorang anak teladan (Ismail as). </p><p>Sejarah yang penting untuk kita ingat kembali sebagai referensi kepatuhan kita kepada Allah SWT. Juga kesholihan dalam kehidupan berkeluarga. Nabi kita Muhammad Saw, yang seolah-olah putra Ibrahim (saking miripnya akhlak dan karakter nya), mengajak kepada kita untuk memprofil diri kita (para suami dan bapak), seperti Nabi Ibrahim, para ibu dan istri seperti Siti Hajar dan para anak menjadi seperti Nabi Ismail as. </p><p>Nabi Muhammad mendapatkan (Wahyu), informasi khusus, berupa metafisika video call, juga video live dokumen, tentang bagaimana keluarga Ibrahim dipuji oleh Allah SWT dan bagaimana mereka menyelesaikan ujian tersebut.</p><p>Nabi Ibrahim as, profil seorang kekasih Allah khusus (Kholilullah), di antara ujian untuk mendapatkan gelar kemuliaan ini adalah karena beliau bisa menyelesaikan ujian dengan sangat luar biasa, sehingga peristiwa tersebut diabadikan di dalam kitab suci Al-Qur'an dan ditradisikan (disunnahkan) di dalam ajaran Islam. </p><p>Di dalam surat Al Shoffat ayat 100 -102 diinformasikan, bahwa Nabi Ibrahim dikaruniai anak yang santun (Ismail) yang yang ketika mulai besar Allah memerintahkan kepada Ibrahim untuk menyembelihnya. Melaksanakannya dengan cara yang bijaksana. Atau Nabi Ismail dimintai pertimbangan untuk disembelih, istrinya juga dimintai pertimbangan untuk karena melaksanakan perintah Allah subhanahu wa ta'ala. Pada hari pertama Nabi Ibrahim mendapat Wahyu beliau bimbang apakah benar ini dari Allah atau dari setan. Setan berusaha keras untuk untuk menghalangi ketaatan Nabi Ibrahim pada Allah, dengan cara cara membisikkan kata-kata kasih sayang pada putra tunggalnya tapi tidak berhasil, Nabi Ibrahim memohon petunjuk lagi sehingga pada malam kedua Nabi Ibrahim mendapatkan kejelasan pengertian namanya makrifat atau atau Arafah. Pada hari ketiga Nabi Ibrahim melaksanakan menyembelih putranya. Setelah kejelasan atas kepatuhan dan kecintaan serta ketulusan Nabi Ibrahim kepada Allah subhanahu wa ta'ala nyata dan terlaksana maka kemudian Allah menggantinya sembelihan tersebut dengan seekor kambing gibas dari surga.</p><p>Momentum kegalauan (tarwiyah) dan kemantapan hati ('arofah), diabadikan oleh Nabi Muhammad Saw sebagai bentuk ibadah puasa puasa Sunnah dengan reward istimewa, bernilai seperti puasa satu tahun penuh. </p><p>Selanjutnya, penyembelihan pengorbanan agung (kurban Nabi Ibrahim yang berupa putra tunggalnya), disunnahkan oleh Rasulullah untuk kita berupa kurban binatang ternak. Kambing atau yang lainnya. Hari tarwiyah (tgl 8) hari 'arofah (tgl 9), dan hari udhiyah atau nahar (tgl 10, bulan Dzulhijjah), adalah momentum waktu yang tempatnya ada di sekitar lokasi bukit Mina. Tidak terkait dengan peristiwa wukuf di Arafah. Nabi kita Muhammad Saw dan para sahabatnya sudah beberapa kali melaksanakan puasa Sunnah tarwiyah dan arofah sebelum melaksanakan ibadah haji di Padang Arafah.</p><p>Sehingga madzhab Mathla' Internasional dalam menentukan puasa arofah dan hari raya idul Adha, sebagai mana yang diviralkan oleh para tokoh mantan HTI dan kelompok yang lainnya adalah *ahistoris.*</p><p>Dalam sebuah dialog imajiner, nabi Ibrahim pernah membuka rahasianya sehingga beliau dinobatkan oleh Allah SWT sebagai kekasih khusus-Nya. katanya "saya mendapatkan status sebagai kekasih khusus-Nya karena tiga hal: pertama, aku selalu memilih perintah Allah dari pada perintah yang lainnya, kedua, aku tidak pernah merasa keberatan atas tugas dan tanggung jawab Allah berikan pada saya, dan yang ketiga, karena saya tidak pernah makan pagi maupun petang kecuali bersama tamu. Situs material yang ditinggalkan oleh oleh Nabi Ibrahim adalah Ka'bah, yang memiliki karakter kebapaan yaitu masa batalin nasi wal Amna menjadi tumpuan umat dan pelindung yang memberikan rasa aman atau yang mengayomi.</p><p>Sedangkan profil profil Ibunda Siti Hajar adalah seorang ibu sekaligus Seorang istri yang yang sangat taat dan patuh kepada Allah dan suaminya. Sehingga beliau siap untuk mengemban amanah mengasuh putranya tanpa seorang teman pun Tengah di tengah-tengah padang pasir tanpa ada sanak saudara bahkan tidak ada pepohonan maupun air. </p><p>Situs perjuangan beliau sebagai seorang ibu sekaligus istri yang sholehah yang bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta'ala berupa ibadah sa'i berikut dengan sofa dan marwahnya. </p><p>Sedangkan situs yang ditinggalkan oleh Nabi Ismail sebagai profil anak teladan adalah hijir Ismail di samping bangunan Ka'bah, dia orang anak yang tidak hanya taat dan membantu orang tuanya di dalam bertakwa kepada Allah, tetapi dia siap menerima tugas dari orang tua sekalipun untuk disembelih. Sehingga pada hakikatnya, yang terpenting bagi kita (orang-orang yang cendikia), mengambil dan mendapatkan esensi dari syariat dan Sunnah Rasulullah Saw tersebut. Karena keseluruhan dari ritual ibadah (puasa, sholat, haji dan berkurban atau yang lainnya), adalah tahdzibul akhlak memperindah karakter diri. </p><p>Sebagai mana sabda sang rasul "innama bu'tstu Li utammima makarimal akhlaq". Misiku diutus Allah hanya untuk menyempurnakan budi pekerti (karakter). Yang contohnya adalah Ibrahim, Siti Hajar dan Ismail as. </p><p>Semoga kita bisa memprofil diri sendiri sebagai mana beliau itu semua.</p>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2235360314428911524.post-24193007008428788742022-07-26T01:18:00.005-07:002022-07-26T01:18:39.879-07:00Fiqhun Naum: Menejemen Tidur<p style="text-align: center;"><b><span style="font-size: large;">Fiqhun Naum: Menejemen Tidur</span></b></p><p style="text-align: center;"><b><span style="font-size: large;">Oleh: Kharisudin Aqib.</span></b></p><p style="text-align: right;"><b><br /></b></p><p style="text-align: right;"><b>(بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلۡمُزَّمِّلُ قُمِ ٱلَّیۡلَ إِلَّا قَلِیلࣰا نِّصۡفَهُۥۤ أَوِ ٱنقُصۡ مِنۡهُ قَلِیلًا أَوۡ زِدۡ عَلَیۡهِ وَرَتِّلِ ٱلۡقُرۡءَانَ تَرۡتِیلًا إِنَّا سَنُلۡقِی عَلَیۡكَ قَوۡلࣰا ثَقِیلًا إِنَّ نَاشِئَةَ ٱلَّیۡلِ هِیَ أَشَدُّ وَطۡـࣰٔا وَأَقۡوَمُ قِیلًا)</b></p><p style="text-align: right;"><b>[سورة المزمل 1 - 6]</b></p><p>Artinya: </p><p>"Bismillah hirrahmanirrahim....</p><p>Hai orang yang sedang berselimut, bangunlah di waktu malam kecuali sedikit waktu, separuh malam atau kurang sedikit dari separuh, atau lebih sedikit dari separuh, dan bacalah Al Qur'an dengan tartil. Sungguh Kami akan memberikan padamu kata-kata yang berbobot, sesungguhnya di dalam suasana malam adalah menjadikan kata lebih menghunjam ke dalam hati dan terkesan". </p><p><br /></p><p> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEik-IvBdvvjGjlHCEHRqeJLGALWDvO1hhESnWkbPQ6Ea6lQIRzxWqggyAXLGw4Ffe7Qv-qrwZvPz0BXHM2H1Mxoy8QHsXIvQDzIz4S9TdqWSc5RFJv3RP_7sc53ilhwij3seAiG5ARt962I6xvKxcpQy9tfBTBkdXmQzaw2gYo_iCTWioAOz22mXj_s/s720/IMG-20220717-WA0040.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="712" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEik-IvBdvvjGjlHCEHRqeJLGALWDvO1hhESnWkbPQ6Ea6lQIRzxWqggyAXLGw4Ffe7Qv-qrwZvPz0BXHM2H1Mxoy8QHsXIvQDzIz4S9TdqWSc5RFJv3RP_7sc53ilhwij3seAiG5ARt962I6xvKxcpQy9tfBTBkdXmQzaw2gYo_iCTWioAOz22mXj_s/s320/IMG-20220717-WA0040.jpg" width="316" /></a></div><br /><b><span style="font-size: medium;">A. Hakekat Tidur dan Hikmah nya.</span></b> <p></p><p>Pada hakikatnya tidur adalah akhul maut (saudaranya mati), oleh karena itu maka tidur sangat penting bagi manusia, khususnya bagi orang-orang yang beriman. Penting untuk difahami dan dipersiapkan segala sesuatunya. Seperti persiapan akan tidur, waktu tidur dan bangun tidur. Waktu tidur ruh manusia masuk ke alam arwah, sementara jasad manusia terbaring tak berdaya. Sekalipun demikian di dalam jasad manusia sebagai alam kecil (mikro kosmos), tetap terjadi proses kehidupan yang sempurna, tanpa pengendalian dari ruh sebagai 'pemilik nya' tetapi pengendalian diatur langsung oleh pemilik yang sesungguhnya, yaitu Allah SWT. Ruh mengembara di alam arwah, kadang kala pengalaman di alam arwah terkoneksi atau tersambung dengan kesadaran fisiknya maka terjadilah peristiwa 'mimpi' . Mimpi yang bebas dari kesan terakhir sebelum tidur, itulah pengalaman ruhani yang sesungguhnya dan mimpi yang terpengaruh oleh pengalaman sebelum tidurnya itulah pengalaman psikologis sebagai respon diri seseorang terhadap sebuah kejadian.</p><p>Di dalam badan yang sedang tidur, metabolisme tubuh bekerja dengan baik dan sempurna. Mulai dari sistem pernapasan, sistem pendarahan, sistem pencernakan makanan, sistem hormonal, sistem pertahanan tubuh, perkembangan dan pertumbuhan. Serta sistem perkembang biakan. Semuanya terjadi dengan maksimal, justru ketika tubuh sedang tertidur. Dalam tidur yang baik akan terjadi proses penyembuhan dan pemulihan kesehatan dalam tubuh. Peremajaan sel-sel yang rusak dan usang. Perlawanan anti bodi terhadap virus, bakteri dan berbagai jenis penyakit. Sehingga tidur yang berkualitas sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga agar badan tetap sehat, bugar dan bahagia. Demikian juga psikologis dan spiritual seseorang, akan merasa nyaman dan bahagia ketika kita bisa tidur dengan nyenyak dan leluasa.</p><p><br /></p><p><b>B. Niat Tidur.</b></p><p>Rasulullah menyatakan bahwa setiap perbuatan manusia tergantung pada niatnya, termasuk juga ada tidur. Oleh karena itu kita harus meniatkan tidur kita sebagai amal ibadah kepada Allah SWT. Niat mempersiapkan diri agar badan sehat, bugar dan kuat menjalani ta'at kepada Allah SWT. Khususnya juga agar bangun di waktu malam untuk menjalankan sholat tahajud. </p><p><br /></p><p>C.<b> Panduan Tidur Rasulullah.</b> </p><p>Nabi Muhammad Saw selaku pembimbing sejati kita sebagai utusan Allah (Rasulullah), telah memberikan bimbingan dan ajaran-ajaran nya kepada kita semua. Khususnya dalam mengamalkan firman Allah SWT surat Al Muzzammil ayat 1-6 tersebut di atas. Yaitu: </p><p>1. <i><b>Tidak tidur semalaman suntuk</b></i>. Mulai dari terbenamnya matahari sampai dengan terbitnya matahari. Tidur semalaman suntuk, akan tidak baik untuk kesehatan, khususnya kesehatan jiwa, lebih khusus lagi dalam proses pembentukan karakter. Dengan model tidur tersebut, seseorang akan memiliki karakter yang tumpul terhadap, ilmu dan keilmuan, keras kepala dan kuat nafsu kebinatang jinakkan (makan, minum, tidur dan sex). </p><p>2. <i><b>Tidur di malam hari sekitar (kurang lebih 6 jam)</b></i>. Kalau siang sudah tidur nyenyak, malam hari bisa tidur kurang dari 6 jam. Kalau siang tidak tidur, bahkan capek bekerja keras, malam hari bisa tidur lebih sedikit dari 6 jam. Inilah praktek pengamalan surat Muzammil ayat 1-6 tersebut, yang paling sesuai dengan kultur kita (manusia di zaman akhir ini), yang semua aktivitas serba cepat dan tepat. </p><p>3. <b><i>Menempatkan waktu tidur selama sekitar 6 jam tersebut di antara kedua ujung malam</i></b>. Yaitu setelah sholat isya' dan sebelum shalat subuh. Atau antara jam 21, sampai 03. Ini tradisi para nabi dan para waliyullah, yang sangat penting untuk kita ikuti. </p><p>4. <i><b>Bangkit dari tempat tidur sekitar jam 03- sampai dengan menjelang waktu shalat subuh</b></i>, untuk sholat tahajud. Kemudian melakukan relaksasi (tidur-tiduran), sampai adzan subuh. Kebiasaan seperti ini (qiyamullail) seperti itu akan membuat seseorang sehat lahir batin, sekaligus memiliki daya tahan terhadap penyakit fisik, mental maupun spiritual. Sekaligus memunculkan aura dan akhlak positif dan energik. </p><p>5. <i><b>Tidak tidur setelah sholat subuh sampai waktu dhuha hampir berakhir</b></i>. Kebiasaan tidur di waktu tersebut sangat membahayakan bagi kesehatan tubuh, khususnya terkait dengan menguatnya potensi penyakit kanker. </p><p>6. <i><b>Tidur relaksasi (tidur qoilulah), menjelang sholat dhuhur atau menjelang sholat ashar.</b></i> </p><p>Tidur di kedua waktu tersebut akan menjadikan tubuh dan jiwa kita akan segar kembali, dan akan menambah kekuatan untuk begadang (tidak tidur di malam hari). </p><p>7. <i><b>Tidak tidur setelah sholat ashar sampai habis waktu shalat maghrib</b></i>. Karena kebiasaan tidur di waktu tersebut akan sangat membahayakan bagi kesehatan jiwa (pikiran dan cara pikirnya). </p><p> 8.<b><i> Tidur dalam keadaan memiliki wudhu. Sekalipun dalam keadaan berhadas besar</i></b>. Inilah tradisi yang Rasulullah yang sangat penting untuk kita ikuti, karena sangat besar manfaatnya untuk kesehatan ruhani. </p><p>9. <b><i>Berdo'a dan berdzikir sebelum serta sesudah tidur.</i></b> Dzikrullah dengan membaca surat Al ikhlas, Al Falaq dan An nas. Dan atau ayat kursi 2× . Setelah itu berdoa: "Bismika Allhumma Ahya, wa Bismika Amuut". </p><p>Dan ketika bangun tidur berdo'a: </p><p>"<b><i> Alhamdulillahilladzii Ahyanaa bakda maa atanaa wa ilaihin nushur".</i></b></p><p>10. <i><b>Mematikan lampu kamar menjelang tidur dan menyalakannya yang di luar kamar</b></i>. Tidur dalam keadaan gelap akan besar manfaatnya bagi kesehatan tubuh. Akan mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan kesehatan, serta membuat kita menjadi awet muda dan tidak mudah sakit. Dan jika sakit akan mudah sembuh. Sedangkan menyalakan lampu di luar kamar, akan lebih bermanfaat untuk keamanan. </p><p>11. <b><i>Tidur dalam keadaan menutup aurat, dengan pakaian yang suci dan longgar.</i></b> Hal ini akan membuat tidur kita lebih bermakna dan menyehatkan badan jiwa kita. </p><p>12. <b><i>Istiqomah-kan pola tidur yang paling baik dan paling berkah, "cepat tidur dan cepat bangun"</i></b>. Atau tidur lebih awal dan bangun lebih awal. Jangan yang sebaliknya, lambat tidur dan lambat bangun. Sekalipun pola yang kedua ini ada baiknya, tetapi pola ini, kurang barokah. Apalagi pola yang ke tiga, cepat tidur lambat bangun. </p><p>13. <b><i>Tidak tidur setelah makan</i></b>, kecuali setelah berjarak lebih dari 2 jam atau lebih. Tidur setelah makan, akan mengganggu kesehatan, khususnya sistem pencernaan makana</p><p> 14. <b><i>Biasakan tidur dengan posisi miring ke kanan dan menghadap ke arah kiblat</i></b>. Dengan posisi tidur seperti ini, seseorang akan mendapatkan banyak manfaat, diantara kesehatan tubuh, khususnya yang terkait dengan jantung dan sirkulasi darah. </p><p><br /></p><p>15. <b><i>Usahakan Tidur se- ranjang dengan suami atau isteri. </i></b>Hal ini akan menjauhkan dari kesenjangan dan menambah kekuatan cinta kasih diantara keduanya. </p><p>16. <b><i>Ajarilah anak kita tidur yang islami dengan mandiri sejak usia dini, sekitar 7 tahun</i></b>. Agar kelak tumbuh menjadi anak yang mandiri dan memiliki ketangguhan mental dan pribadi. </p><p>17. <b><i>Pisahkan kamar tidur antara anak laki-laki dengan anak-anak kita yang perempuan</i></b>. Sejak sedini mungkin. Agar masing-masing bisa tumbuh kepribadiannya dengan sempurna, sesuai dengan kodrat seksualitas.</p><p><br /></p><p>D. <b>Gangguan Tidur dan Solusinya.</b></p><p>Adapun gangguan Tidur yang dimaksudkan di sini adalah kondisi dan perasaan yang tidak nyaman, sehingga seseorang sulit untuk memulai tidur atau tidur tidak nyenyak, suka terbangun, mimpi-mimpi buruk atau perasaan tidak nyaman di kala bangun tidur. </p><p>1. <b>Sulit Memulai Tidur. </b></p><p>Sulit untuk memulai tidur, bisa jadi karena pengaruh perilaku sebelum tidur. Seperti: kelamaan tidur siang, perut kosong, pengalaman yang terlalu berkesan (traumatis), terlalu menakutkan, terlalu mengharukan, dan terlalu menyenangkan (fantastik).</p><p>Adanya gangguan psikologis, seperti: insomnia. Halusinasi, histeria dll.</p><p>Pengaruh makanan atau minuman. Kecanduan atau sachao (ketagihan), dll. Pengaruh Jin dan sihir. Diantara solusi gangguan sulit tidur adalah dengan do'a mengikuti bimbingan tidur Rasulullah Saw tersebut di atas, khususnya dzikrullah dan do'a sebelumnya. Juga sering-sering melakukan 'senam" menjelang tidur. Yaitu gerakan mengangkat kedua kaki ke atas kepala, dengan posisi tidur telentang. Sekitar 5 -10 menit.</p><p>2. <b>Sulit Bangun, khususnya untuk sholat tahajud. </b></p><p>Bagi orang-orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah, sulit bangun malam adalah gangguan tidur yang cukup meresahkan. Karena mereka meyakini bahwa tidak bisa melaksanakan sholat tahajud adalah sebuah kerugian yang besar besar. Baik kerugian duniawi maupun ukhrowi. </p><p>Maka solusinya adalah dengan, mengikuti aturan Rasulullah dalam persiapan tidur, tidak terlalu banyak makan, dan membersihkan hati dari sikap mental yang buruk. Seperti riya' (suka pamer), hubbud dun-ya (materialis), hiqid (dengki), dan hasud (iri hati)</p><p> E. <b>Rahasia Di balik Mimpi</b>.</p><p>Kata Sang Rasul, mimpi yang benar adalah satu bagian dari 60 karakteristik kenabian.</p><p>Karena mimpi yang benar (Ar rukya as Shodioh) adalah pengalaman hunasi ketika keluar dari tubuh dan mengembara di alamnya (alam ruh) yang terekam kamera otak kita. Sehingga terkoneksi dengan kesadaran akal kita. Oleh karena itu, maka apa yang terlihat di dalam mimpi kita adalah berupa simbul-simbul, bukan berupa bahasa dunia, sekalipun demikian simbul-simbul tersebut memiliki hubungan dengan kondisi duniawi seseorang. </p><p>Juga kondisi fisik dan mental seseorang. Oleh karena itu, mimpi juga sangat terpengaruh oleh pengalaman sebelum tidur seseorang, khususnya pengalaman atau pemikiran yang sangat terkesan di dalam jiwa manusia. </p><p>Para winasis jawa membagi kedalaman tidur yang ada hubungannya dengan mimpi, menjadi tiga bagian: titiyoni, gondoyoni dan pospo tajem. </p><p>Pada tahap titiyoni (awal tidur), impian masih sangat rentan terpengaruh oleh pengalaman sebelum tidur. Sehingga mimpi di awal malam atau di awal tidur sering dianggap tidak berarti (kembange turu). Sedangkan tidur pada pertengahan fase atau Gondo Yoni (mimpi di pertengahan malam atau pertengahan tidur), lebih cenderung sebagai informasi ruhani, sehingga dapat diterjemahkan ke dalam bahasa duniawi. Adapun mimpi yang terjadi pada saat fase tidur paling nyenyak dan pulas, maka hampir bisa dipastikan bahwa impian itu benar-benar merupakan informasi ruhaniah yang terkoneksi ke jaringan otak manusia. Sehingga bisa diterjemahkan ke dalam bahasa kemanusiaan. Atau pada umumnya, mimpi pada saat menjelang sholat subuh, itulah yang sering kali terbukti mimpi yang benar (rukya as Shodiqoh). </p><p> Demikian uraian singkat tentang tentang dan hal-hal lain yang terkait dengan nya. Semoga bermanfaat dan maslahat lagi berkah untuk semuanya... Aamiin ya rabbal'aalamiin</p>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2235360314428911524.post-43394794750530440522022-03-26T03:48:00.002-07:002022-03-26T03:48:43.385-07:00NeoroPsikoSufistik<p style="text-align: center;"> <b>NeoroPsikoSufistik</b></p><p style="text-align: center;"><b>Oleh: Kharisudin Aqib.</b></p><p>Integrasi ketiga keilmuan Neorologi: ilmu tentang sel-sel otak, Psikologi: ilmu tentang kejiwaan dan Tasawuf: ilmu tentang keruhanian dalam Islam kita sebut dengan istilah NeoroPsikoSufistik. Dengan ilmu ini akan terang benang merah yang menghubungkan antara Tuhan, alam semesta dan juga manusia.</p><p>Wujud mutlak adalah Allah, sedangkan yang selain Dia wujudnya nisbi (relatif), mu'allaq (tergantung dengan yang mutlak), dan juga semu (bayangan dan copy-an semata). Wujud mutlak Allah adalah satu kesatuan dalam beberapa sifat istimewa Allah : Akbar, lathif, muhith, dhohir dan batin. Juga Al Awwal dan Al Akhir. Dalam ke-akbar- an Allah seluruh wujud ini berada di dalamnya. Dengan kelembutan Allah (Al Lathif), semua wujud, bahkan partikel yang paling lembut terisi. Artinya tidak ada satu partikel pun yang kosong dengan Dia yang maha lembut (Al Lathif). Allah Al muhith (meliputi), seluruh wujud, baik di dalam maupun di luar partikel yang wujud. Sehingga Dia disebut sebagai ad dhohir (yang maha nyata), karena semua yang nyata wujud nya ini ada partikel ketuhanannya (dzat ilahiah), dan semua yang wujudnya tidak nyata oleh indera manusia juga tembus dan terdiri dari kelembutan dan liputan Allah (luthfillah dan ihaathotillaah).</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKAPPJxWLi0CsyZtCKeQoSstf7AkOYb0GkLK7OGoDgwBey7AdtfLCfwMKOtGLYmKjLnv2irjx8_S6piTam7ICqw7hyocwSyx7qHJc7BbiP-KN4kMMJgpEtAKNjX0M4YUwv8Cjj_Sz2ccIV-1cSIe0xZCWCDcdbwUomDdpfGeP8luVm7hwvlbKslYhs/s970/IMG-20220325-WA0007.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="970" data-original-width="720" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKAPPJxWLi0CsyZtCKeQoSstf7AkOYb0GkLK7OGoDgwBey7AdtfLCfwMKOtGLYmKjLnv2irjx8_S6piTam7ICqw7hyocwSyx7qHJc7BbiP-KN4kMMJgpEtAKNjX0M4YUwv8Cjj_Sz2ccIV-1cSIe0xZCWCDcdbwUomDdpfGeP8luVm7hwvlbKslYhs/s320/IMG-20220325-WA0007.jpg" width="238" /><br /></a></div><br /><p><br /></p><p>Untuk terhubungnya dzatullah (Al Lathif) dengan wujud material yang dhohir lagi fisikal Dia menggunakan mantel pembungkus yang bersifat materi lembut (soft material) yang disebut lathifah tujuh lapis (lathoifus sab'ah), mulai dari yang paling halus sampai yang paling kasar, secara berurutan dari dalam keluar (lathifah; akhfa, khofi, sirr, ruh, qolb, nafs dan qolab), kemudian melapisinya dengan materi kasar yang disebut unsur yang lima. Secara berurutan dari yang paling lembut sampai yang paling kasar; ether, api, udara, air dan tanah. </p><p>Dengan kata lain bahwa lathoifus sab'ah atau soft material adalah pembentuk software biologis (semua makhluk). Dan esensi dari semua lathifah tersebut berasal dari dzat Allah Al-Lathif. Seperti; dzauq, nafs, aql, qolb, lub da…</p><p>Dalam kajian yang terbalik bisa dikatakan: dalam kerja otak akan mempengaruhi psikologi seseorang, dan dalam kejiwaan (psikologi) seseorang ada keruhanian. Dan dalam keruhaniannya makhluk (manusia) akan berhubungan (beribadah) dengan Tuhannya. Atau sebaliknya; Tuhan (Al murid, Al 'aalim, Al Hayyu...) menggerakkan organ keruhanian makhluk-Nya, termasuk manusia. Sehingga manusia memiliki irodah (kehendak), ilmu, hidup dll. Aliran energi dari Allah kepada makhluk-Nya melalui lathoifus sab'ah, sehingga menggerakkan fungsi-fungsi psikologi sang makhluk (termasuk manusia). Mula-mula berupa fantasi, kemudian aksi kemudian kebiasaan, kemudian karakter kemudian Nasib dan Maqom atau posisi seseorang.</p><p>Sistem kerja Neorologis, psikologis dan spiritual dalam diri manusia sebagian besar telah tergambarkan dalam sistem kerja komputron (komputer dan elektronika), atau dalam komputer dan robotika. Dalam sistem komputer ada hardware (perangkat keras) seperti: cpu, monitor dan key board, serta mesin-mesin di dalamnya. Juga ada software (perangkat lunak, seperti: Microsoft office, windows, foto shoft.dll). Seluruh sistem kerja dalam software bekerja dan nempel pada perangkat keras. Dan kondisi dan spesifikasi masing-masing saling mempengaruhi. Maksudnya, baik dan buruknya hardware akan mempengaruhi baik dan buruknya sistem kerja software dan begitu juga sebaliknya. Sekalipun masing-masing memiliki rumus, keilmuan dan sistem kerja tersendiri.</p><p>Demikian juga sistem kerja dalam kehidupan diri manusia. Sistem keruhanian manusia menempel pada biologis manusia (otak; yang terdiri dari sel-sel yang sangat beragam dengan jumlah yang sangat besar, konon bisa mencapai miliaran sel, neurit dan denrit). Yang terpetakan secara garis besar ada otak: depan, kanan, kiri, belakang, tengah, juga otak besar dan otak kecil, serta ganglion otak sampai sungsum tulang belakang. Semuanya adalah serabut saraf yang sangat lembut tempat memancar nya sinyal-sinyal listrik biologi yang berhubungan dengan sinyal-sinyal rabbani yang jauh lebih lembut dari pada sinyal-sinyal tekhnologi informatika.</p><p>Hasil karya otak dalam menangkap sinyal-sinyal rabbani berupa karsa atau irodah dan syu'ur (perasaan) atau karya nafsani (syahwat, ghodhob dan ilmu), seluruhnya diproduksi dan didistribusikan oleh hardware (perangkat biologis) yang namanya otak. Ada yang didistribusikan ke organ fisik sehingga menimbulkan aksi (kerja). Baik kerja yang disadari (melalui saraf simpatik) maupun kerja tidak disadari (melalui saraf para simpatik). Dan satu jalur lagi didistribusikan ke dalam organ spiritual (khotrul Ilham), sehingga menimbulkan aksi batin Seperti: bersyukur, bersabar, berniat baik atau buruk. Hurmat, takdlim, ujub dll.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhw7g8OpBKmf1iQyVDWErdiXRtjljAblSMB8LgmiCDqHBkzySCz0VjkkZu7YY3MHTQrEu7j43YPdKiaLYpy8QAIkCRKuAcgo7ORVutbtzrXO4Zd9jSEPkyHIn6OKJPVUfvpnOjuTPgqLO9R1DJ0rWstr9i51Gsrs6y_0h9ap5znK9Crk62hx45lvIsX/s757/IMG-20220325-WA0006.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="547" data-original-width="757" height="231" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhw7g8OpBKmf1iQyVDWErdiXRtjljAblSMB8LgmiCDqHBkzySCz0VjkkZu7YY3MHTQrEu7j43YPdKiaLYpy8QAIkCRKuAcgo7ORVutbtzrXO4Zd9jSEPkyHIn6OKJPVUfvpnOjuTPgqLO9R1DJ0rWstr9i51Gsrs6y_0h9ap5znK9Crk62hx45lvIsX/s320/IMG-20220325-WA0006.jpg" width="320" /></a></div><br /><p><br /></p><p>Sebagai mana sistem komputer (android): aplikasi keruhanian bisa dioperasikan melalui tampilan badan, pada dada dan wajah. Sebagai mana Dash board pada pada HP. Ada tujuh aplikasi keruhanian Lathoifus sab'ah (tujuh lathifah), selain menunjukkan dzat material lembut, juga menunjukkan ragam aplikasi spiritual. Yang tempat produksinya di dalam otak, sebagai mesinnya yang ada di dalam tengkorak kepala manusia. Sedangkan operasional dan settingannya ada di permukaan wajah dan dada manusia. Pada setiap lathifah ada jaringan Ilham rabbani (taqwa (+) dan fujur (-)). Lathifatun nafsi (aplikasi nafsu amarah), lathifatul qolbi (aplikasi nafsu lawwamah), lathitur ruhi (aplikasi nafsu mulhimah), lathitus Sirri (aplikasi nafsu Muthmainnah). Lathifatul Khofi (aplikasi nafsu roodliah), lathifatul Khofi (aplikasi nafsu mardliah), lathifatul akhfa (aplikasi nafsu mardliah), lathifatul qolab (aplikasi nafsu Kamilah). Ketujuh lathoif tersebut bisa dikenali dari aura (cahaya yang muncul) di permukaan badan atau di titik lathifah tersebut (bagi yang memiliki indigo, atau yang kasyaf suri). Sedangkan bagi orang-orang yang kasyaf maknawi atau diri sendiri atau orang lain pada umumnya bisa mengenalinya dengan akhlak dan karakter atau sifat-sifat kebiasaan diri seseorang. Seperti yang telah saya sebutkan, mesin fisikal yang memproduksi aksi atau perbuatan seseorang (perbuatan sadar, ambang sadar dan bawah sadar), bahkan perbuatan batin adalah otak. Maka perbuatan batin di dalam semua lathoifus sab'ah sebab Di alam metafisika, tabi'at manusia itu memiliki wujud maknawi yang berupa aneka macam jenis makhluk hidup, yang dapat dilihat orang yang memiliki kasyaf suri, yang secara garis besar ada empat jenis: bahimah (binatang jinak), dengan berbagai ragam spesiesnya. syiba'ah (binatang buas) dengan berbagai ragam spesiesnya, syaithan (setan), dengan berbagai ragam spesiesnya dan malaikat (malaikat), dengan berbagai ragam spesiesnya. Dengan proses yang intensif. Wujud maknawi tersebut bisa mengalami metamorfosis (perubahan bentuk fisik dan mental serta kesenangannya). Peristiwa metamorfosis tersebut disebut 'lailatul qadar'. Dan bayi yang baru terlahir dari proses metamorfosis spiritual yang sempurna, dari jenis bahimah, syiba'ah atau syaithan yang terlahir sebagai Wujud maknawi seorang manusia akan dibawa sampai di alam akhirat, mulai bangkit dari alam kuburnya, manusia akan digiring menuju ke surga atau neraka dengan wujud maknawinya. Sehingga kebanyakan manusia nanti berwujud setengah binatang jinak, setengah binatang buas, setengah iblis atau setan, setengah malaikat. Sesuai dengan tabiat yang melekat di dalam dirinya dan terbawa sampai mati. Disilnilah pentingnya Syariat puasa Ramadhan yang benar dan suluk dalam thariqah sebagai 'manipulasi' kondisi puasa di bulan Ramadhan. Atau topo broto, atau proses 'mengepompong' bangsa serangga, atau proses 'mengerami bangsa burung', Dengan harorotud Dzikri, (panasnya dzikir), telur atau kepompong ruhani, thiflul ma'ani akan terlahir atau menetas atau metamorfosis. Konsentrasi berdzikir pada titik lathifah tertentu harus terus dilakukan sampai daya-daya negatif di dalam lathifah tersebut menjadi hilang, dan secara 'permanen' daya positif saja yang masih tetap di sana. Dalam perjalanan menuju kepada kedewasaan ruhani 'suluk' akan memproses jiwa manusia dari dua sisinya. Sisi kehambaan (maqomul abdi) dan sisi kekhilafahan manusia (maqomul wali). Maqomul abdi (posisi seorang hamba Allah) yang mulai dari maqom taubat, waro' dan Zuhud. Sampai dengan Maqom Taslim dan ridlo. Sedangkan maqomul wali, adalah posisi manusia di hadapan Allah, sebagai kholifatullaah. Maka Maqom kewalian tersebut sesuai dengan Asmaul Husna (nama-nama indah Allah SWT). Mulai Maqom Abdurrahman, Abdurrahim, Abdul Malik dan seterusnya sempai Maqom paling sempurna, yakni ABDULLAH. Inilah yang disebut sebagai INSAN KAMIL tanpa AL kecuali Rasulullah Muhammad Saw Sang pemilik gelar Al-INSAN AL-KAMIL.</p><p>Note : Bisa dibaca di dalam buku saya: Kharisudin Aqib, Inabah; Jalan Kembali dari Narkoba, Stress dan Kehampaan Jiwa, Surabaya: PT. Bina Ilmu, tahun 2012.</p><div><br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2235360314428911524.post-5355778548178345832021-11-12T17:57:00.003-08:002021-11-12T18:00:13.413-08:00Wajibkah Kita Berthoriqoh<p><b><span style="font-size: large;">Wajibkah Kita Berthoriqoh</span></b></p><p>Oleh: Abdulloh Kharisudin Aqib. </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGUnk0bU_U4mDHTbrpwnjBEMQmhlczcqt9h9TKbPS4Af40wnL1_-_PrbiTFSheI0MLXRAqzMRANi77BYSwMZVa_SQ8ABolKWKcUn-DW6roLv_0-qQ5II_sQKSDGiBZ1jHfPen_CorY5lg/s2048/20211020_111110.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1153" data-original-width="2048" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGUnk0bU_U4mDHTbrpwnjBEMQmhlczcqt9h9TKbPS4Af40wnL1_-_PrbiTFSheI0MLXRAqzMRANi77BYSwMZVa_SQ8ABolKWKcUn-DW6roLv_0-qQ5II_sQKSDGiBZ1jHfPen_CorY5lg/s320/20211020_111110.jpg" width="320" /></a></div><br /><p><br /></p><p><b>Pengertian Berthoriqoh</b></p><p>Secara konseptual, Berthoriqoh berarti menjalani hidup dengan menggunakan tata aturan agama Islam secara Kaaffah dan Istiqomah. Sebagai mana pengertian dan penafsiran ayat suci Al-Qur'an, surat Al jin ayat 16. </p><p>(وَأَلَّوِ ٱسۡتَقَـٰمُوا۟ عَلَى ٱلطَّرِیقَةِ لَأَسۡقَیۡنَـٰهُم مَّاۤءً غَدَقࣰا)</p><p>[Surat Al-Jinn 16]. </p><p>Artinya: </p><p>Dan sekiranya mereka itu Istiqomah di dalam 'thoriqoh' ini, pastilah Kami akan memberikan minuman kepada mereka dengan air yang berlimpah-limpah. </p><p>Jumhur mufassir, memaknai kata *at- thoriqoh* tersebut dengan agama Islam.</p><p>Sedangkan secara praktis dan sosiologis (praktek dalam kehidupan di masyarakat), Berthoriqoh berarti mengikuti dan mengamalkan dzikir tertentu dengan bimbingan seorang guru mursyid tertentu. </p><p>Dan Berthoriqoh dalam pengertian inilah yang dimaksudkan dalam pembahasan ini.</p><p><br /></p><p><b>Transformasi istilah Thoriqoh.</b></p><p>Peralihan penerapan istilah berthoriqoh dari berislam menuju ke sebuah aliran keruhanian, karena berthoriqoh merupakan suatu aktivitas dalam sisi keruhanian dalam Islam, sedangkan berislam seringkali berkonotasi makna dhohir dalam berislam atau lebih populer disebut bersyari'at.</p><p>Sehingga secara praktis berthoriqoh berarti beragama Islam dengan konsentrasi pada pandangan dan perbaikan aspek-aspek keruhanian dalam diri seorang muslim. </p><p>Dalam dimensi keruhanian Islam, metode yang diyakini paling efektif dan efisien adalah dzikrullah. Di samping metode ini juga diyakini paling bisa dilakukan oleh semua orang secara umum. Sehingga setiap kali disebut thoriqoh, berarti yang dimaksudkan adalah metode berdzikir.</p><p>Oleh karena itu, berthoriqoh berarti mengamalkan metode berdzikir tertentu dalam bimbingan mursyid tertentu juga.</p><p><br /></p><p><b>Berthoriqoh sebagai Starting Poin dalam berislam.</b></p><p>Di dalam berislam kita harus Kaaffah, sebagai mana makna yang tersirat di dalam Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 208:</p><p> (یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱدۡخُلُوا۟ فِی ٱلسِّلۡمِ كَاۤفَّةࣰ وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَ ٰتِ ٱلشَّیۡطَـٰنِۚ إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوࣱّ مُّبِینࣱ)</p><p>[Surat Al-Baqarah 208]</p><p>Artinya:</p><p>Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara menyeluruh, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Karena sesungguhnya dia adalah musuh yang nyata bagi kalian. </p><p>Keseluruhan dari agama Islam itu meliputi: keyakinan, peraturan dan peribadatan. Ilmu tentang keyakinan ('aqidah Islam) namanya ilmu tauhid, atau ilmu kalam atau teologi. Ilmu tentang peraturan dan perundang-undangan Tuhan (ad dustur Al Ilahiy) namanya ilmu syariah atau ilmu fiqih, sedangkan ilmu peribadatan (perilaku dan sikap mental terhadap Tuhan), namanya ilmu akhlak atau tasawuf. Sehingga agar kita bisa berislam secara Kaaffah kita harus mengkaji tiga keilmuan tersebut. Sebagai ilmu pokok di dalam Islam (ilmu Ushuluddin). </p><p>Secara praktis, berthoriqoh berarti berislam dengan menjadikan kajian praktis tentang akhlak, khususnya akhlak kepada Allah sebagai Starting Poin dalam berislam. Menjadikan mengenal Allah sebagai titik awal dalam beragama (awwaluddin ma'rifatulloh). Dan menjadikan menyapa, menyebut-nyebut, mengingat-ingat asma Allah, rahmat dan karunia-Nya (dzikrullah), merupakan latihan praktis yang wajib untuk selalu dilakukan oleh setiap orang yang ingin (muridin) masuk Islam secara Kaaffah. Istiqomah di dalam metode ini yang disebut berthoriqoh. Dengan berthoriqoh yang terbimbing, sebagai mana para sahabat nabi dibimbing oleh sang rasul seorang muslim akan bisa berislam secara Kaaffah, baik dan benar di dalam keyakinannya, di dalam menjalani peraturan perundang-undangan Allah dan rasul-Nya serta baik di dalam menghambakan diri kepada Allah juga di dalam menjalani tugas sebagai Khalifah-Nya.</p><p>Dengan berthoriqoh yang terbimbing, sebagai mana para sahabat dibimbing oleh sang rasul, seorang muslim akan mencapai pribadi yang berakhlak mulia, bahkan menjadi pribadi yang sempurna (insan kamil), sebagai mana sang rasul Al Insan Al Kaamil, sang pemilik akhlak yang agung : </p><p>(وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِیمࣲ)</p><p>[Surat Al-Qalam 4].</p><p>Sehingga seorang muslim akan benar-benar menjadi hamba Allah ('Abdullah), atau setidaknya hamba Sang Maha pengasih ( 'Abdurrohman) atau hamba Sang Maha penyayang ('Abdurrohiim) dan seterusnya dari 'pancaran' asma-asma Allah yang indah (Al Asma' Al Husna).</p><p>Dengan begitu seorang muslim akan mencapai kebahagiaan yang hakiki dan abadi. Baik di dunia maupun di akhirat. Baik material maupun spiritual. Dia akan bahagia dan juga membuat orang lain menjadi bahagia. Sehingga dapat dikatakan, bahwa berthoriqoh adalah bagian inti dari Tritunggal dalam berislam yang Kaaffah. Di dalam menjalani kehidupan dengan berislam secara Kaaffah, seorang muslim memerlukan seorang pembimbing yang biasa disebut dengan istilah *Al - Mursyid* (sang pembimbing). Sang mursyid yang ideal adalah seorang *Kaamilun Mukammilun*</p><p>(Sempurna lagi menyempurnakan), dengan pengertian: </p><p>Sempurna secara biologis; seorang muslim adalah seorang pria yang berbadan sempurna (tidak cacat), bahkan sehat, kuat , mempesona dan berwibawa. </p><p>Sempurna secara neoropsikologis: keseimbangan kerja otak depan, belakang, kanan, kiri dan tengahnya, bagus. Sehingga potensi kecerdasan intelektual, emosional, spiritual dan kinestetiknya berkembang secara proporsional. Sempurna secara keilmuan: memahami dasar-dasar keilmuan agama dengan baik dan benar: tauhid, syariah, dan ibadah serta hikmatus tasyri'. memahami dasar-dasar keilmuan sosial dan psikologi dengan baik. </p><p>Serta memiliki Ketrampilan untuk memimpin dan membimbing dengan baik.</p><p>Juga sempurna secara akhlaki, yang rasuli: amanah, Fathonah, Shidiq dan tabligh. Sedangkan Mukammilun (menyempurnakan), dalam pengertian memiliki kemampuan dan keterampilan untuk membuat orang lain menuju kesempurnaan. Baik secara otoritas maupun kemampuan.</p><p>Otoritas karena mendapatkan amanah dari mursyidnya dan kemampuan karena memiliki ilmu dan pengalaman dalam bidang kepemimpinan dan kependidikan.</p><p><br /></p><p><b>Siapakah Al Mursyid</b></p><p>Dia adalah para Khulafaur Rasyidun (para Khalifah yang terbimbing), mereka adalah para pemimpin yang menjadi wakil dari gurunya untuk membina umat pada masanya. Gurunya juga adalah Kholifah dari gurunya, gurunya juga adalah Kholifah gurunya dan seterusnya sampai kepada Kholifah Rasulullah Saw. Sehingga dapat dikatakan, bahwa para Khalifah tersebut adalah para Khalifah Rasulullah yang terbimbing (Khulafaur Rasyidun). Al Mursyid adalah Khalifah Rasulullah yang ada di hadapan kita.</p><p>Mursyid yang ada di hadapan kita adalah orang yang dipilih oleh Al Mursyid sebelumnya dengan pertimbangan dan Ilham dari Allah SWT. Untuk mengemban amanah dan tugas kerasulan (membacakan ayat-ayat Allah, mengajarkan kitab suci dan Al hikmah serta mensucikan jiwa manusia dari berbagai kotoran dan penyakit ruhani): </p><p>(رَبَّنَا وَٱبۡعَثۡ فِیهِمۡ رَسُولࣰا مِّنۡهُمۡ یَتۡلُوا۟ عَلَیۡهِمۡ ءَایَـٰتِكَ وَیُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَـٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَیُزَكِّیهِمۡۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَزِیزُ ٱلۡحَكِیمُ)</p><p>[Surat Al-Baqarah 129]</p><p>Artinya: </p><p>'Yaa Tuhan kami, utuslah di dalam mereka seorang utusan yang bertugas untuk: membacakan ayat-ayat-Mu, mengajarkan kitab suci dan hikmah, dan mensucikan mereka. Sungguh Engkau itu maha perkasa lagi maha bijaksana". Itulah tugas Al Mursyid atau wali Mursyid *(waliyan mursyidan)* Sebagai kelanjutan dari Rasulullah Saw.</p><p><br /></p><p><b>Keuntungan Berthoriqoh</b>.</p><p>Mengamalkan ajaran thoriqoh dengan baik dan benar secara istiqamah akan mendapatkan keuntungan yang luar biasa besarnya, diantara adalah: </p><p>1. Cepat sampai kepada Allah SWT (wushul). Artinya orang yang berthoriqoh ibaratnya seperti naik kendaraan khusus. Karena thoriqoh sebagai *madrasah* (guru, murid dan KBM), adalah kendaraan ruhani (Markabur ruuh). Dengan kendaraan ini, ruh akan cepat sampai ke tempat tujuan perjalanannya.</p><p>Ketika ruh telah sampai kepada Allah (connect, sambung dan selalu berdekatan dengan Allah), ruh akan menjadi sehat, kuat dan suci. Dan jika ketersambungan itu bisa permanen (baqa' ma'allaah), maka jiwa seseorang akan berakhlak dan berbuat seperti akhlak dan perbuatan Allah. </p><p>Karena berthoriqoh (thoriqoh dzikir) adalah thoriqoh (methode) yang paling baik menuju Allah, paling mudah, paling mulia, bahkan lebih utama dari pada thoriqoh infak dan jihad. Sebagai diriwayatkan Oleh Imam at Tirmidzi di dalam sebuah hadis. </p><p>2. Akan aman dan nyaman di jalan Allah (bisa Istiqomah di dalam ibadah dan semua amal kebaikan). Hal tersebut terjadi karena orang yang berthoriqoh berarti memiliki guru ruhani privat. Ibarat sekawanan domba, guru ruhani (mursyid) adalah sang gembala. Ia akan menjaga dan melindungi gembalaannya dari ketersesatan dan serangan serigala.</p><p> Demikian juga, para murid thoriqoh akan mendapatkan perlindungan dan bimbingan dari sang mursyid secara ruhani. Sehingga selamat dari ketersesatan dan serangan serigala ruhani yang namanya iblis dan bala tentaranya. </p><p>3. Akan dapat memasuki surganya Allah dengan model rombongan. Sebagai mana diinformasikan oleh Allah SWT dalam Al Qur'an surat az Zumar ayat 73. </p><p>(وَسِیقَ ٱلَّذِینَ ٱتَّقَوۡا۟ رَبَّهُمۡ إِلَى ٱلۡجَنَّةِ زُمَرًاۖ حَتَّىٰۤ إِذَا جَاۤءُوهَا وَفُتِحَتۡ أَبۡوَ ٰبُهَا وَقَالَ لَهُمۡ خَزَنَتُهَا سَلَـٰمٌ عَلَیۡكُمۡ طِبۡتُمۡ فَٱدۡخُلُوهَا خَـٰلِدِینَ)</p><p>[Surat Az-Zumar 73].</p><p>Artinya: </p><p>Orang-orang yang bertaqwa kepada Tuhan mereka akan dipandu menuju ke surga dengan model rombongan. Sampai ketika mereka tiba di sana telah dibuka pintu-pintu nya, dan para petugas nya (resepsionis) menyapa mereka ' selamat untuk kalian semua, kalian telah sukses, masuklah kalian ke dalam nya selamanya".</p><p>Hal ini akan menjadi kenyataan, karena di dalam berthoriqoh, setiap orang akan selalu berusaha untuk menjadi seorang yang bertaqwa yang sesungguhnya. Dengan bimbingan mursyid dan kerjasama sesama ikhwan ahli thoriqoh. Saling membantu dan mengingatkan untuk terus menerus di dalam taqwallaah (melaksanakan perintah Allah, (hal yang wajib) bahkan berikut dengan anjuran-anjuran-Nya (hal-hal yang Sunnah) . Menjauhi larangan (hal-hal yang diharamkan) berikut dengan hal-hal yang dibenci oleh Allah (hal-hal yang makruh) dhohiron wa baathinan. Serta tidak berlebihan dalam melakukan hal-hal yang mubah. Itulah hakikat berthoriqoh, yakni menjadi orang yang bertaqwa secara dhohir maupun batin... sehingga nantinya akan dipandu masuk surga dalam rombongan guru mursyid nya. </p><p><br /></p><p><b>Cara Memulai Berthoriqoh.</b></p><p>Berthoriqoh sama artinya dengan mau masuk Islam secara Kaaffah, dengan melalui amaliah keruhanian, khususnya dzikrullah. Maka caranya adalah dengan mengikuti cara para sahabat nabi. Yaitu mencari guru pembimbing, kemudian berbai'at kepadanya dan selanjutnya Istiqomah selalu hadir dan mengikuti semua petunjuk serta bimbingannya. Yang pertama: mencari guru pembimbing (mursyid), yang secara formal dan kepribadian memenuhi syarat sebagai pembimbing. Yaitu seorang murid yang diberi amanah untuk menjadi mursyid oleh guru mursyidnya. Juga ajaran dan akhlaknya tidak menyalahi syari'at Allah dan Sunnah rasul-Nya. Dengan kata lain, seorang murid harus menemukan guru pembimbing yang memiliki sanad kemursyidan yang muttasil dengan Rasulullah, dan ajaran serta akhlaknya mengikuti Rasulullah Saw. Thoriqoh yang dibimbing oleh guru mursyid yang seperti itu yang disebut thoriqoh Mu'tabarah (thoriqoh yang bisa ikuti oleh kaum muslimin). </p><p>Yang ke dua: meyakini otoritas dan kebenarannya sebagai pembawa amanah kemursyidan kemudian berbai'at kepadanya. Berbai'at dalam arti berjanji setia untuk menjadi murid yang baik.</p><p>Serta mewiridkan dzikir yang telah diajarkannya secara istiqamah.</p><p>Berbai'at kepada guru Mursyid untuk tradisi kenabian (Sunnah Nabawiyah) yang manfaatnya sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan keruhanian. Berbai'at dalam arti berjanji setia untuk Istiqomah dalam bimbingan dan thoriqoh nya. Ada kalanya secara dhohir (dilafalkan), ada secara tidak dilafalkan.</p><p>Selanjutnya, menalqin (mengajarkan tata cara berdzikir, atau memberikan wejangan). </p><p>Ritual Bai'atan atau Talqin Dzikir adalah proses awal seseorang berthoriqoh. Karena ritual ini sama seperti proses install aplikasi dalam teknologi informasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa Bai'atan dan Talqin Dzikir adalah proses install aplikasi dzikrullah.</p><p><b>Bersambung</b>......</p><br /><p></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2235360314428911524.post-64567761703472222562021-07-03T06:26:00.002-07:002021-07-03T06:26:14.104-07:00NKRI = Khilafah 'Ala Manhajin Nubuwwah.<p><u> <b>NKRI = Khilafah 'Ala Manhajin Nubuwwah.</b></u></p><p>Oleh : Dr. KH. Kharisudin Aqib, M. Ag</p><p><br /></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiA1VnplluZ3zTD81zqFXFTVask5GblBHSopdetW38Gf-YBP_MqwN50_Ks-Gw57sDcDG7tmQvixHhyphenhyphenEH5tlQnjWSE8TqFDsH5t9odKYpuflsid-YcVLPGUQypYGBzOa9g56v1HKgpIGHts/s1032/IMG-20210522-WA0056.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="581" data-original-width="1032" height="113" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiA1VnplluZ3zTD81zqFXFTVask5GblBHSopdetW38Gf-YBP_MqwN50_Ks-Gw57sDcDG7tmQvixHhyphenhyphenEH5tlQnjWSE8TqFDsH5t9odKYpuflsid-YcVLPGUQypYGBzOa9g56v1HKgpIGHts/w200-h113/IMG-20210522-WA0056.jpg" width="200" /></a></div><br />Telah nyata bagi kita dan kita juga patut bersyukur karena kita SEKARANG BERADA DI <b>ZAMAN KE 5</b> SEPERTI YG DI NYATAKAN OLEH RASUL SAW:<p></p><p><br /></p><p>Tidak terasa kita kita ini hidup di penghujung Zaman. Rasul SAW memberikan isyarat kepada kita, bahwa: </p><p><b>“ZAMAN AKHIR ITU DI BAGI MENJADI 5 PEREODE ”</b></p><p><i>1. Zaman Nubuwwah</i></p><p>(zaman kenabian diawali dari Baginda Nabi Muhammad SAW Memimpin Masyarakat Kota Madinah sampai beliau wafat).</p><p><i>2. Zaman Khilafah 'Ala Manhajin Nubuwwah. </i></p><p>(dipimpin oleh para sahabat Nabi; Abu Bakar Umar, Utsman dan Ali ra).</p><p><i>3. Zaman Al-Mulk 'Adl-dlon kerajaan yang menggigit (mulai Berdirinya Dinasti Umayyah dan berakhir runtuhnya Dinasti Utsmani diturki kalau di Indonesia Majapahit, Sriwijaya, Galuh dsb.nya).</i></p><p><i>4. Zaman Mulk Jabbariyah, atau kerajaan yang menindas. </i></p><p>Zaman penindasan, *Itu adalah Zaman Kolonialisme Barat*). </p><p>Fitnah2 bertebaran untuk melemahkan kaum Muslimin, Org2 yg tdk layak/zalim menjadi penguasa (pemimpin), jumlah ummat Islam ramai tapi bagaikan buih di atas laut (sedikit yg berjihad untuk membela Islam)..Zaman ini sudah berlalu....Alhamdulillah....</p><p><i>5. Zaman Khilafah 2</i></p><p>("Khilafah 'Ala Manhajin Nubuwwah) atau pemerintahan dengan model yang dipraktekkan oleh Nabi Muhammad Saw. suasana pemerintahan seperi pada zaman Rosululloh SAW, umat Islam akan dipimpin Imam Mahdi (pemimpin yang terbimbing dan tidak otoriter) tetapi zaman ini hanya berlangsung lebih kurang 9 tahun (mungkin maksudnya 9 generasi).</p><p>*Dan Alhamdulillah, kita sekarang berada di zaman ini* Alhamdulillah...was Syukru lillaah.</p><p>Pada zaman ini pula Dajjal muncul, Nabi Isa AS jg muncul ditugaskan untuk membunuh Dajjal dan meng-Islam-kan orang2 Kafir/Nashoro)._</p><p><br /></p><p>➡️ Para Ulama hadits memperhalusi ttg usia umur ummat Islam :</p><p><i>1. Ibnu Hajar Asqalani</i></p><p>seorang ulama pakar hadits, kitab beliau yg populer dimsia adalah Fathul Barri, Beliau berkata umur umat Islam sampai 1476 H.</p><p><i>2. Imam As-syuyuthi</i></p><p>Beliau mengatakan umur umat Islam sampai 1477 H</p><p><i>3. Ibnu Hajar Hambali</i></p><p>kata Beliau umur umat Islam lebih dari 1400 H namun tdk sampai 1500 H</p><p>Allahu Akbar sekarang umur umat Islam sudah sampai pada 1440 H.</p><p><br /></p><p><i>Hari kiamat tdk ada yg tau termasuk Rosululloh SAW namun mengenai umur umat Islam, Rasulullah sdh memberi tahu.. tdk sampai 1500 H.</i></p><p>Kelak di akhir zaman Alloh SWT akan wafatkan serentak umat islam di muka bumi dan yg tinggal hanyalah orang kafir yg akan menyaksikan hancurnya bumi gunung laut langit dan seluruh alam (baca Al-Qoriah, Al-Qiyamah, Al-Waqiah).</p><p><br /></p><p>Di antara tanda kiamat kata Rasulullah SAW </p><p>-akan muncul Dukhan (kabut hitam) yg menyelimuti bumi selama 40 hari 40 malam, lalu sahabat bertanya Ya Rasulullah kapan itu terjadi???</p><p>Kata Baginda Nabi SAW itu terjadi apabila yg </p><p>- pertama KALAU PENYANYI WANITA BERMUNCULAN DI MANA-MANA</p><p>- Yg kedua kata Rasulullah SAW, kalau alat musik dicintai oleh umatku dan minuman keras di mana-mana....</p><p>_Saudaraku,tanda2 di atas sudah muncul semua sekarang...</p><p>Sementara masih ada waktu, mari segera baiki diri, perbaiki ibadah dan perbanyak amal solih untuk bekal di akherat nanti....</p><p>Wallahu'alam....</p><p>Sudah Siapkah??</p><p><br /></p><p>➡️_Kiamat menurut Agama Islam ditandai dengan beberapa petanda. Di antaranya; </p><p>- Kemunculan Imam Mahdi</p><p>- Kemunculan Dajjal</p><p>- Turunnya Nabi Isa (AS)</p><p>- Kemunculan Yakjuz dan Makjuz</p><p>- Terbitnya matahari dari Barat ke Timur</p><p>- Pintu pengampunan akan ditutup</p><p>- Dab'bat al-Ardi akan keluar dari tanah & akan menandai muslim yang se-benar2nya</p><p>- Kabut selama 40 Hari akan mematikan semua orang beriman sejati shg mereka tidak perlu mengalami tanda2 kiamat lainnya</p><p>- Sebuah kebakaran besar akan menyebabkan kerusakan</p><p>- Pemusnahan/runtuhnya Kabah</p><p>- Tulisan dalam Al-Quran akan lenyap</p><p><br /></p><p><b>NKRI=Khilafah 'Ala Manhajin Nubuwwah.</b></p><p>1. NKRI didirikan dan dipimpin oleh para pemimpin yang terbimbing oleh Allah SWT. (9 orang tim perumus dasar negara). Khususnya proklamator kemerdekaan RI. Ir. H. Soekarno dan Drs HM.Hatta.</p><p>2. Dasar Negara NKRI adalah Pancasila dan UUD NRI tahun 1945. Merupakan kristalisasi dari nilai-nilai luhur Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah Saw.</p><p>3. Sistem pemerintahan Trias politica (legislatif, ekskutif dan yudikatif), dengan model demokrasi perwakilan. = Spirit politik kenabian. </p><p>4. Lambang Negara dan bendera merah putih, simbol keberpihakan kepada kebenaran dan keadilan = misi pemerintahan dan kerasulan Nabi Muhammad Saw.</p>Unknownnoreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-2235360314428911524.post-56518485155220322322021-03-13T02:56:00.003-08:002021-03-13T02:56:53.131-08:00Peristiwa Isro' Mi'raj adalah Pengalaman Spiritual Rasulullah<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxtJdQHmRnNwkhodQnhjPWzjwMBGqKjvhYRi68LNoAGUo1txVFl53XPOMrtEjyvbVf9ktBw1_r8PYZ70TiimPhk3elS1JMxxsmIDYXttQHtDwnsxTDzyiZ8NwIPE32Hrs9fzH5-AENCP8/s737/IMG_20210309_084801_HDR%257E2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="737" data-original-width="489" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxtJdQHmRnNwkhodQnhjPWzjwMBGqKjvhYRi68LNoAGUo1txVFl53XPOMrtEjyvbVf9ktBw1_r8PYZ70TiimPhk3elS1JMxxsmIDYXttQHtDwnsxTDzyiZ8NwIPE32Hrs9fzH5-AENCP8/s320/IMG_20210309_084801_HDR%257E2.jpg" /></a></div><p><br /></p><p></p><p><span style="font-size: large;">Peristiwa Isro' Mi'raj adalah Pengalaman Spiritual Rasulullah</span></p><p>Oleh; Kharisudin Aqib.</p><p>Secara bahasa, Istilah Isro'Mi'raj terdiri dari dua kata; isro' dan mi'raj. Isro' yang berarti perjalanan di waktu malam, sedangkan mi'raj artinya perjalanan menuju ke arah. Sedangkan dalam pengertian praktis, istilah tersebut berarti perjalanan nabi Muhammad dari Masjidil haram ke Masjidil Aqsha di suatu malam.</p><p>Pada hakikatnya, pengalaman sang rasul tersebut sebenarnya merupakan sebuah puncak pengalaman spiritual, atas Istiqomah beliau dalam total perjuangan beliau (dengan harta benda dan jiwa raga), atau dengan kata lain jihad, ijtihad dan mujahadah, yang luar biasa serius.</p><p>Pengalaman spiritual tersebut terjadi pada diri beliau ketika beliau lagi tadzakkur dan tafakkur di dekat Ka'bah (hijir Ismail), dini hari (menjelang subuh), tanggal 27 Rojab, dua tahun sebelum hijrah. Di dalam keheningan malam dan keheningan dzikir, tahu-tahu terbukalah alam astral atau alam ruhani. Beliau melihat dua orang yang menghampiri dirinya, dan mengajaknya menuju ke tepian sumur zam-zam, kemudian melakukan operasi atas dadanya; lengkap, membelah, membersihkan isi dan tempatnya dengan air zam-zam, mengisinya dengan mutiara-mutiara hikmah, kemudian menutup kembali dengan baik. Kemudian keduanya mengajak sang rasul pergi jauh, beliau dinaikkan seekor kuda terbang (burok), sedangkan keduanya terbang mendampingi di kanan-kirinya. Dan dalam sekejap sudah sampai di pelataran Masjidil Aqsha. </p><p>Kemudian memarkir kuda terbang tersebut di tempat parkir masjid. Beliau bertiga masuk masjid dan sholat tahiyatal masjid, selanjutnya menuju ke lift dan memasukinya dengan dikawal oleh kedua orang tersebut (Jibril dan Mikail). Dengan melewati pemeriksaan pada setiap pintu lift, satu (1) sampai dengan tujuh (7). Sambil lewat, pada setiap lantai beliau bertiga juga melihat-lihat apa saja yang ada di sana, (para penghuni, kegiatan, hiburan, pemandangan, dll). Semuanya fenomena belum pernah beliau melihatnya, persis seperti kita tour di taman fantasi, dan dua pengawal tersebut yang menjadi guide nya.</p><p>Pada setiap lantai, tidak terlihat batasan tepinya, sehingga merupakan sebuah alam tersendiri, dengan warna cahaya yang berbeda-beda. Sehingga masing-masing merupakan langit bagi alam yang ada di bawah nya. </p><p>Pada setiap langit sang rasul bertemu dengan para nabi, kecuali pada langit yang ke enam dan tujuh. Di sana hanya ada penjaga dan makhluk-makhluk astral yang belum pernah beliau melihatnya.</p><p>Termasuk ada tempat penyiksaan (neraka), tempat kenikmatan (surga), masjid agung (Baitul makmur) dan lain-lain. </p><p>Tujuan perjalanan beliau bertiga adalah menghadiri panggilan Allah SWT. Di langit atau lantai ke tujuh, di suatu tempat tertinggi yang tidak ada makhluk di sekitarnya (Sidrotul Muntaha).</p><p>Akhirnya Nabi Muhammad sampai ke Sidratul Muntaha tanpa guede dan pengantar. Dialog dengan Allah dengan mendapatkan perintah mengajak umatnya untuk sholat pada lima waktu setiap se-hari se-malam.</p><p>Dengan melalui tangga-tangga spiritual, nabi kembali ke tempat paling bawah (ground atau bumi), dan tersadar kembali, sedangkan tempat duduknya masih hangat.</p><p>Pengalaman spiritual nabi Muhammad tersebut, terjadi ketika beliau mengalami masa-masa sulit dan kritis. Teraniaya oleh para kafir Quraisy, sedangkan kedua pelindungnya meninggal di tahun itu, sampai terkenal dengan istilah tahun berduka ('aamul huzni). Yaitu istri perdananya (Siti Khodijah) dan paman yang terhormat (Abu Thalib).</p><p>Sehingga hampir dapat dipastikan, bahwa pengalaman spiritual tersebut terjadi sebagai hiburan dari Allah SWT atas kesedihan yang mendalam dari Rasulullah dan Istiqomah beliau dalam berjuang di jalan Allah SWT.</p><p>Pengalaman spiritual (kasyf) atau keterbukaan mata batin yang dialami oleh Rasulullah bisa difahami sebagai mana seorang yang lagi melihat film tiga dimensi. Ia bisa melihat langsung ke sudut-sudut gambar seperti terlibat langsung di dalam gambar atau fenomena yang sedang terjadi. Dia bisa melihat dan merasakan keterlibatan langsung, sedangkan fisiknya di tempat atau dimensi yang berbeda. Sebuah peristiwa ruhaniah yang bersifat kejiwaan (psikologis). Jiwa yang bersih dengan kekuatan semangat yang membara, menjadikan yang rasul bisa terbang mendatangi panggilan Allah SWT.</p><p>Suluk adalah lembaga pendidikan keruhanian yang diantaranya menghasilkan sebuah pengalaman spiritual yang diantaranya bersifat kasyf suri (keterbukaan mata batin, atas fenomena alam astral), dan diantaranya juga ada keterbukaan alam maknawi serta ketenangan batin serta manisnya iman. Dengan cara mengikuti sunah nabi secara Istiqomah, khususnya dalam Riyadhoh (latihan mengendalikan nafsu).</p><p>Menyedikitkan makan, tidur, ngomong dan bersia-sia dalam menggunakan waktu, harta dan kesempatan.</p><p> </p>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2235360314428911524.post-89519314977209768012021-01-10T01:12:00.003-08:002021-01-10T01:15:30.621-08:00Sang Kyai Sakti<p><span style="font-size: medium;">Sang Kyai Sakti</span></p><p>Telah kembali ke hadirat Ilahi Robbi. </p><p>Oleh: Kharisudin Aqib. </p><p><br /></p><p><br /></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5WGpuzHtFfANC3k4YyPZTTGlF0RdccGBggyNbctjKBgDe0T1PCUkFBZDCr1A3_THKEJLEHh8qhDt9GplOg5eILVuDPNTALAIyT0rURh2Qkly6Pdom9dIIH3FYu3BwiQS7g_LOPeWqgBM/s2048/BELA+SUNGKAWA+KH+BADRUS+PURWOASRI+ypp.png" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="KH zaimuddin" border="0" data-original-height="2047" data-original-width="2048" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5WGpuzHtFfANC3k4YyPZTTGlF0RdccGBggyNbctjKBgDe0T1PCUkFBZDCr1A3_THKEJLEHh8qhDt9GplOg5eILVuDPNTALAIyT0rURh2Qkly6Pdom9dIIH3FYu3BwiQS7g_LOPeWqgBM/w320-h320/BELA+SUNGKAWA+KH+BADRUS+PURWOASRI+ypp.png" title="Belasungkawa" width="320" /></a></div><br />Hari ini, Ahad; 10 Januari 2021, jam 6-an. Air mata ku tak bisa kubendung lagi atas kembalinya kyai ku. Aku adalah santri pertama beliau yang sampai kini belum sempat berbakti.... dan ternyata sudah ditinggal kembali ke kediaman abadi.... tetapi Alhamdulillah pagi ini saya bisa melihat wajah suci beliau dan memegang kaki beliau sebagai sungkem saya yang terakhir kali, sekaligus turut mensolati beliau yang pertama bersama keluarga besar guru besar saya KH. Badrus Sholeh Arif, pendiri Pondok Pesantren Al-Hikmah Purwoasri Kediri. <p></p><p>KH. Za'imuddin Badrus Sholeh, adalah putra pertama KH Badrus Sholeh Arif, pendiri dan pengasuh pondok pesantren Al-Hikmah, pesantren di mana aku mondok selama 6 tahun. Mulai tahun 1980 - 1986. </p><p>Beliau mulai menggantikan posisi bapaknya, sebagai pengasuh pesantren tahun 1983, ketika adik-adiknya masih banyak yang kecil-kecil. Tiga orang masih SD; gus Miftah, Gus Arif dan Gus Karim, yang lainnya masih mondok dan kuliah. Seperti Gus Nasrul, Gus Muh dan Gus Dain serta Gus Nasir. Sedangkan Ning Lilik, baru selesai Wisuda S1 di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. beberapa jam sebelum kecelakaan maut menimpa Mbah kyai Badrus bersama Bu nyai dan kedua putranya. Seorang adik kyai Zaim yang sudah menikah baru satu orang, yaitu Gus Wahid (Abdul Wahid Badrus, Mantan Bupati Kabupaten Nganjuk). Dan itupun masih ikut mertuanya, tinggal di Baron Nganjuk, sampai sekarang. Sehingga secara praktis kyai Za'im yang masih sangat muda tersebut harus menanggung beban keluarga dan pesantren sekaligus seorang diri bersama Bu nyai Istibsyaroh. Pesantren dengan tiga lembaga pendidikan formal; MTSN, MAN dan MA Al Hikmah. </p><p>Pada masa peralihan pengasuh pesantren, aku lagi kelas 1 Aliyah (tiga setengah tahun mondok), sebagai mantan ketua umum OSIS MTSN, ketika itu aku sudah sangat populer di pondok dan dekat dengan Mbah kyai Badrus, sehingga ketika di MAN saya juga menjadi pengurus OSIS, sekretaris umum, pada tahun berikutnya pengurus pondok, bendahara umum. Sekaligus ketua umum ipka. Sehingga mungkin sedikit lebih mengenal sosok kyai hebat dan kyai sakti almarhum Al maghrullah KH. Za'imuddin Badrus. Yang sangat berjasa dalam penyelamatan pesantren Al-Hikmah dan keluarga besar KH. Badrus Sholeh Arif. </p><p>Saya baru mengerti dan memahami, betapa kyai Za'im adalah seorang leader dan seorang kyai yang hebat dan sakti setelah saya juga menjadi orang tua dan pengasuh pesantren. </p><p>Kyai Za'im ditinggal wafat sang ayah, saya yakin belum berusia 40 tahun. Dan 7orang adiknya belum ada yang mandiri. Tetapi semuanya bisa berakhir dengan sukses dan bahagia. Pesantren Al-hikmah menjadi lebih besar, dan ke 7 adiknya semua sukses menjadi kyai dan Bu nyai besar yang berpengaruh di masyarakat Kediri dan sekitarnya. Bahkan istri beliau berhasil menjadi Bu nyai yang menjadi guru besar (Prof.Dr. Dra. Hj. Istibsyaroh, MAg), di UIN Sunan Ampel Surabaya, juga pernah menjadi anggota DPR Pusat dan anggota MUI pusat. Sehingga saya yakin kesuksesan kesemuanya tadi tidak terlepas dari kehebatan dan kesaktian seorang pengasuh pesantren, seorang kakak dan seorang suami yang luar biasa. Betapa hebatnya seorang kakak pertama yang ditinggal mati oleh bapak dan ibunya sekaligus tanpa perencanaan. Betapa hebatnya seorang Gus yang ditinggal wafat pendiri dan pengasuh pesantren sebelumnya dengan tanpa persiapan yang matang. Betapa hebatnya seorang kyai yang selalu ditinggalkan oleh istrinya yang untuk menuntut ilmu, meniti karir dan berjuang di dunia akademik, politik dan kemasyarakatan. Semuanya berakhir dengan sukses dan Husnul khatimah... Selamat jalan kyaiku.....</p><p>Istana di Surga telah menantikan kehadiran panjenengan. </p><p>Do'aku senantiasa menyertai panjenengan. </p><p>Sangking Kulo, </p><p>Kharisudin Aqib, Kelutan.*Sang Kyai Sakti*</p><p>Telah kembali ke hadirat Ilahi Robbi. </p><p>Oleh: Kharisudin Aqib. </p><p><br /></p><p>Hari ini, Ahad; 10 Januari 2021, jam 6-an. Air mata ku tak bisa kubendung lagi atas kembalinya kyai ku. Aku adalah santri pertama beliau yang sampai kini belum sempat berbakti.... dan ternyata sudah ditinggal kembali ke kediaman abadi.... tetapi Alhamdulillah pagi ini saya bisa melihat wajah suci beliau dan memegang kaki beliau sebagai sungkem saya yang terakhir kali, sekaligus turut mensolati beliau yang pertama bersama keluarga besar guru besar saya KH. Badrus Sholeh Arif, pendiri Pondok Pesantren Al-Hikmah Purwoasri Kediri. </p><p>KH. Za'imuddin Badrus Sholeh, adalah putra pertama KH Badrus Sholeh Arif, pendiri dan pengasuh pondok pesantren Al-Hikmah, pesantren di mana aku mondok selama 6 tahun. Mulai tahun 1980 - 1986. </p><p>Beliau mulai menggantikan posisi bapaknya, sebagai pengasuh pesantren tahun 1983, ketika adik-adiknya masih banyak yang kecil-kecil. Tiga orang masih SD; gus Miftah, Gus Arif dan Gus Karim, yang lainnya masih mondok dan kuliah. Seperti Gus Nasrul, Gus Muh dan Gus Dain serta Gus Nasir. Sedangkan Ning Lilik, baru selesai Wisuda S1 di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. beberapa jam sebelum kecelakaan maut menimpa Mbah kyai Badrus bersama Bu nyai dan kedua putranya. Seorang adik kyai Zaim yang sudah menikah baru satu orang, yaitu Gus Wahid (Abdul Wahid Badrus, Mantan Bupati Kabupaten Nganjuk). Dan itupun masih ikut mertuanya, tinggal di Baron Nganjuk, sampai sekarang. Sehingga secara praktis kyai Za'im yang masih sangat muda tersebut harus menanggung beban keluarga dan pesantren sekaligus seorang diri bersama Bu nyai Istibsyaroh. Pesantren dengan tiga lembaga pendidikan formal; MTSN, MAN dan MA Al Hikmah. </p><p>Pada masa peralihan pengasuh pesantren, aku lagi kelas 1 Aliyah (tiga setengah tahun mondok), sebagai mantan ketua umum OSIS MTSN, ketika itu aku sudah sangat populer di pondok dan dekat dengan Mbah kyai Badrus, sehingga ketika di MAN saya juga menjadi pengurus OSIS, sekretaris umum, pada tahun berikutnya pengurus pondok, bendahara umum. Sekaligus ketua umum ipka. Sehingga mungkin sedikit lebih mengenal sosok kyai hebat dan kyai sakti almarhum Al maghrullah KH. Za'imuddin Badrus. Yang sangat berjasa dalam penyelamatan pesantren Al-Hikmah dan keluarga besar KH. Badrus Sholeh Arif. </p><p>Saya baru mengerti dan memahami, betapa kyai Za'im adalah seorang leader dan seorang kyai yang hebat dan sakti setelah saya juga menjadi orang tua dan pengasuh pesantren. </p><p>Kyai Za'im ditinggal wafat sang ayah, saya yakin belum berusia 40 tahun. Dan 7orang adiknya belum ada yang mandiri. Tetapi semuanya bisa berakhir dengan sukses dan bahagia. Pesantren Al-hikmah menjadi lebih besar, dan ke 7 adiknya semua sukses menjadi kyai dan Bu nyai besar yang berpengaruh di masyarakat Kediri dan sekitarnya. Bahkan istri beliau berhasil menjadi Bu nyai yang menjadi guru besar (Prof.Dr. Dra. Hj. Istibsyaroh, MAg), di UIN Sunan Ampel Surabaya, juga pernah menjadi anggota DPR Pusat dan anggota MUI pusat. Sehingga saya yakin kesuksesan kesemuanya tadi tidak terlepas dari kehebatan dan kesaktian seorang pengasuh pesantren, seorang kakak dan seorang suami yang luar biasa. Betapa hebatnya seorang kakak pertama yang ditinggal mati oleh bapak dan ibunya sekaligus tanpa perencanaan. Betapa hebatnya seorang Gus yang ditinggal wafat pendiri dan pengasuh pesantren sebelumnya dengan tanpa persiapan yang matang. Betapa hebatnya seorang kyai yang selalu ditinggalkan oleh istrinya yang untuk menuntut ilmu, meniti karir dan berjuang di dunia akademik, politik dan kemasyarakatan. Semuanya berakhir dengan sukses dan Husnul khatimah... Selamat jalan kyaiku.....</p><p>Istana di Surga telah menantikan kehadiran panjenengan. </p><p>Do'aku senantiasa menyertai panjenengan. </p><p>Sangking Kulo, </p><p>Kharisudin Aqib, Kelutan.</p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2235360314428911524.post-21162706012553283272020-12-01T06:28:00.002-08:002020-12-01T06:28:20.453-08:00Sekilas Tentang Keluarga Nabi Muhammad<h2 style="text-align: left;"><span style="font-family: georgia;">Sekilas Tentang Keluarga Nabi Muhammad</span>.</h2><p>Keluarga Nabi</p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQzx9EbTVGD-8x616XGn_qeFRhqV247yeBPB-yyM9IAciBIITSCT-i_QAxanpLdIoDOOeKryp2_6Y05Nb8PYJqj2vMCxlypOEG0e7TD8J8kMydj_gGGAasrKlXodTTPr7pcbHlFwb9tEM/s1262/IMG_20201104_090535%257E2.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="1262" data-original-width="882" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQzx9EbTVGD-8x616XGn_qeFRhqV247yeBPB-yyM9IAciBIITSCT-i_QAxanpLdIoDOOeKryp2_6Y05Nb8PYJqj2vMCxlypOEG0e7TD8J8kMydj_gGGAasrKlXodTTPr7pcbHlFwb9tEM/s320/IMG_20201104_090535%257E2.jpg" /></a></div><br />Muhammad (Alu Muhammad), berdasarkan hadits adalah orang-orang yang bertakwa (at-taqiyyu). *Inna Ala Muhammadin at-taqiyyu.* <p></p><p>At-taqiyyu pada zaman nabi terdiri dari penghuni rumah beliau (ahlul bait), seperti; para istri, anak, menantu dan cucu. juga para pengikut setia dan murid beliau (sahabat).</p><p>Sedangkan anak keturunan (dzurriyah), generasi Rasulullah mulai cicit dan seterusnya, baik yang bergelar; habib, Sayyid, Syarif dll., maupun yang tidak bergelar, seperti dzurriyah dari jalur wali songo di Jawa, juga ada dua kategori; at taqiyyu, yaitu dzurriyah yang berakhlak rasuli, inilah yang alu Muhammad (keluarga Muhammad) dan ghoiru taqiyyin, yaitu dzurriyah yang berakhlak tidak rasuli, inilah yang bukan alu Muhammad (bukan keluarga Muhammad). Sekalipun dia secara biologis dzurriyah Rasulullah. Karena standar keluarga sang rasul (Alu Muhammad) adalah akhlak, yaitu ketaqwaan (at taqiyyu).Sebagai mana anak nabi Nuh as ada yang tidak sholeh, maka dia dinyatakan oleh Allah sebagai bukan keluarga. (Qur'an; surat Hud 46). Dan juga dzurriyah nabi Ibrahim juga ada yang dholim, sehingga tidak mendapatkan jaminan dari Allah (Qur'an; surat Al Baqarah 124).</p><p>Sehingga pada hakikatnya keluarga Nabi Muhammad adalah semua orang yang bertaqwa kepada Allah SWT.</p><p>*Abdulloh Kharisudin Aqib.*</p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2235360314428911524.post-17316122930539536372020-11-16T00:25:00.003-08:002020-11-16T00:25:58.702-08:00Manfa'at dan Keutamaan Mujahadah<p>Manfa'at dan Keutamaan Mujahadah</p><p>Oleh: Abi Kharisudin Aqib.</p><p><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWdi1PwtezKUxlnlPvq-4QYFayyfHClkp8tXutgfA4F_wD-i7TGWTVSkBB6lBbRVdSUs75Ax5Ot8crLPcaTJb3RIHClGPzJ5uZzDNRlyu_KUfxZw3oUjByYbxEgamC-JSy_YnGst5lw2c/s1262/IMG_20201104_090535%257E2.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="1262" data-original-width="882" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWdi1PwtezKUxlnlPvq-4QYFayyfHClkp8tXutgfA4F_wD-i7TGWTVSkBB6lBbRVdSUs75Ax5Ot8crLPcaTJb3RIHClGPzJ5uZzDNRlyu_KUfxZw3oUjByYbxEgamC-JSy_YnGst5lw2c/s320/IMG_20201104_090535%257E2.jpg" /></a></div><br /><p></p><p>A. Pengertian Mujahadah</p><p>- Secara bahasa mujahadah berarti bersungguh sungguh. Tetapi secara praktis, mujahadah berarti bersungguh-sungguh dalam bentuk kegiatan kerohanian, untuk mendapatkan rahmat Allah yang berupa kebaikan yang sempurna (material dan spiritual, atau duniawi dan ukhrowi).</p><p><br /></p><p>*B. Kegiatan Mujahadah,*</p><p>Kegiatan mujahadah bisa berupa; rangkaian amal ibadah, seperti sholat - sholat Sunnah, membaca rangkaian kalimat thoyyibah, surat-surat, ayat-ayat suci Al Quran, atau sholawat serta do'a - do'a ma'tsurot (rotib).</p><p>atau amaliah yang lain yang diyakini sebagai media efektif untuk berkomunikasi dengan Allah SWT, dan dilakukan dengan penuh keyakinan dan kekhusyukan.</p><p><br /></p><p> *1. Bacaan surat Al Fatihah,* sebagai do'a semua hajat, berdasarkan sabda nabi: </p><p>سورة الفاتحة لمن قرأ له...</p><p><br /></p><p>*2. Bacaan surat Al Fatihah sebagai kiriman hadiah ruhaniyah* untuk arwah orang-orang yang telah berjasa kepada kita, baik langsung maupun tidak langsung. Sekaligus menghubungkan antara ruh kita dengan ruh mereka.</p><p><br /></p><p>*3. Rangkaian sholat - sholat sunnah* sebagai bagian dari mujahadah. Berdasarkan firman Allah SWT: </p><p>واستعينوا بالصبر والصلاة، وإنها لكبيرة الاعلى الخاشعين.</p><p>Sholat sebagai do'a, atau sarana permohonan kepada Allah SWT. </p><p>1. Sholat taubat = do'a memohon ampunan dari semua dosa. </p><p>2. Sholat dhuha = do'a memohon kelancaran dan keberkahan rezeki. </p><p>3. Sholat birrul waalidain = do'a memohon dicatat oleh Allah sebagai anak sholeh yang berbakti kepada kedua orang tua.</p><p>4. Sholat ghoib = do'a untuk ampunan orang Islam yang meninggal dunia pada minggu-minggu ini. </p><p>5. Sholat tasbih = do'a agar dicintai dan diridhai oleh Allah SWT. </p><p>6. Sholat hajat = do'a untuk terkabulnya hajat.</p><p><br /></p><p>*4. Rotib atau rangkaian kalimat thoyyibah, surat-surat, ayat-ayat, sholawat atau do'a para nabi atau wali* , sebagai do'a yang berekomendasi dan berferensi. Sehingga diyakini lebih mudah untuk dikabulkan oleh Allah SWT.</p><p><br /></p><p>*C. Diantara Manfa'at Mujahadah*. </p><p>Secara garis besar ada dua manfaat yang bisa kita dapatkan dari kegiatan mujahadah, yaitu: manfaat pribadi (Fardiyyah), dan manfaat bersama (Jam'iyyah). </p><p>1. Manfa'at pribadi; </p><p>- kesehatan holistik (psikis, biologis dan sosiologis). </p><p>- tercapainya tujuan dan cita-cita. </p><p>- peningkatan kualitas kepribadian dan spiritual. </p><p>- pahala di sisi Allah dan kebahagiaan yang hakiki dan abadi.</p><p>- rizki yang banyak dan barokah.</p><p>2. Manfa'at Bersama (Jam'iyyah).</p><p>- Bersihnya lingkungan sekitar dari energi negatif (balak, wabak, tho'un, kekejian, kemungkaran, fitnah, penyakit dhohir dan batin dll).</p><p>- Munculnya aura dan energi positif yang bisa menyebabkan turunnya berbagai macam rahmat dan keberkahan dari Allah SWT, untuk lingkungan di sekitar kita.</p><p>- Mengundang kedatangan makhluk-makhluk Allah yang berjiwa suci; baik manusia, jin maupun malaikat, serta ruh para wali dan para nabi.</p><p>- Mendatangkan rasa; aman, damai dan sejahtera. Atau sakinah, mawadah dan rohmah.</p><p><br /></p><p>*D. Tata cara Mujahadah*.</p><p>Secara garis besar tatacara mujahadah terdiri dari tiga bagian, yang meliputi: </p><p>- Memenuhi syarat dan rukunnya.</p><p>- Menjaga Adab (Tata Krama, dhohir dan batin).</p><p>- Membenarkan dan Memperbaiki Metode dan Teknik Mujahah.</p><p>1. Syarat dan rukun mujahadah ;</p><p>- Menutup aurat.</p><p>- Suci dari najis dan hadats; badan, tempat dan pakaian serta peralatan.</p><p>2. Menjaga Adab.</p><p>- hadir di tempat dengan merendahkan diri dan mengagungkan Allah sebagai pemilik tempat ibadah. </p><p>- membersihkan diri dari pikiran dan perasaan buruk kepada diri sendiri maupun kepada orang lain.</p><p>- berpakaian yang suci, bersih, putih dan wangi. </p><p>- tidak bergurau atau bercakap-cakap, khususnya masalah duniawi. </p><p>- duduk atau berdiri menghadap kiblat, dengan berbaris rapi atau duduk membentuk formasi tapal kuda atau garputala, dengan penuh rasa hormat, kepada Allah SWT yang maha agung. </p><p>3. Membenarkan dan Memperbaiki Tata cara Mujahadah:</p><p>- Sikap fisik dan gerakan badan.</p><p>- Bacaan dan pengertian.</p><p>- Sikap mental konsentrasi pikiran.</p><p>Baik dalam sholat-sholat, maupun bacaan wirid-wirid.</p><p><br /></p><p>4. *Menyiasati Hambatan dan rintangan*. </p><p>- Hambatan dan rintangan mujahadah ada tiga macam, yaitu: bisikan setan, tarikan hawa nafsu dan menejemen yang salah.</p><p>- Setan, baik yang berupa jin maupun manusia, selalu membisikkan untuk tidak berangkat mujahadah, atau berangkat tetapi terlambat, atau berangkat tetapi mengganggu majelis mujahadah, atau mengantuk. (Perbaiki pola pikir, perbaiki wudlu dan baca surat Al ikhlas, Al Falaq dan an Nas, pagi petang masing-masing 3).</p><p>- Tarikan hawa nafsu, menurut pada keinginan badaniyah dan emosi syaithoniyah (benci, cinta, marah, muak atau semangat), yang kontra dengan aturan Allah. Kita lawan dengan ilmu dan pengetahuan kita, dan kita lemahkan nafsu dengan puasa.</p><p>- Menejemen yang salah, sehingga terlalu capek, ngantuk tidak pada tempatnya, </p><p>pekerjaan menumpuk. Perbaiki pola dan menejemen tidur bangun. Biasakan cepat tidur-cepat bangun. Jangan tidur setelah subuh dan setelah ashar. Jangan tidur setelah makan, atau tidur terlalu kenyang.</p>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2235360314428911524.post-8112562361033742632020-05-31T06:41:00.001-07:002020-05-31T18:31:52.017-07:00Virus Qudsi atau Virus Suci dan Penyebarannya Ala Rasulullah. <div style="text-align: center;">
<b>Virus Qudsi atau Virus Suci dan Penyebarannya Ala Rasulullah. </b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Oleh : Kharisudin Aqib.</b></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcanfhlrRGY-Dp9MC1p8krM2TPFe0iaMBngnO2hfCmt_rAq14-vT4HXQYRjugqlj53nfC23ChWM5MlpIqeIBEHARbyhQbnKksRPJGi9jMHJJsOrlIrDBTVjSaA9cH9WEt9QKATQ2PBRXs/s1600/P_20170901_070003%257E2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1481" data-original-width="1009" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcanfhlrRGY-Dp9MC1p8krM2TPFe0iaMBngnO2hfCmt_rAq14-vT4HXQYRjugqlj53nfC23ChWM5MlpIqeIBEHARbyhQbnKksRPJGi9jMHJJsOrlIrDBTVjSaA9cH9WEt9QKATQ2PBRXs/s320/P_20170901_070003%257E2.jpg" width="217" /></a></div>
<b>A. Pengantar</b><br />
Virus adalah jenis makhluk Allah yang sangat lembut dan kecil. Dia masuk kategori makhluk hidup yang unik, karena disebut makhluk hidup tidak memiliki syarat kehidupan yang normal, tetapi disebut makhluk tidak hidup nyatanya bisa berkembang biak.<br />
Virus, selama ini berkonotasi negatif dan parasit. Karena memang nyatanya dampaknya terhadap manusia cenderung negatif, sekalipun bisa dimanfaatkan untuk kepentingan dan kebaikan umat manusia.<br />
Di dalam kehidupan manusia sehari-hari, ada makhluk Allah, yang memiliki ciri-ciri sebagai mana Virus, tetapi bersifat suci, dan sangat positif bagi kehidupan umat manusia. Dia tidak kasat mata, seperti halnya virus. Bahkan lebih tidak bisa dilihat dengan mikroskop biasa. Tetapi bisa dilihat dengan foto aura, atau foto cyrlian. Tetapi pengaruhnya bisa dilihat rekaman video aura, atau alat-alat tes psikologi dan kesehatan. Sehingga saya sebut dia sebagai virus qudsi, atau virus suci.<br />
"Virus" ini berdampak menyehatkan, menghidupkan dan mengembangkan. Pada apa saja yang ketempatan virus qudsi ini, khususnya jantung, hati dan otak manusia.<br />
Ia memiliki daya tahan hidup di dalam diri manusia dalam cuaca dan kondisi apapun, kecuali jika dibawa untuk melakukan maksiat, khususnya dosa besar, maka dia akan mati atau setidaknya ia akan meredup dan padam. Ia juga memiliki kemampuan menyebar dan 'berkembang biak' dengan sangat dahsyat, bahkan bisa berpindah-pindah, bukan hanya dari orang ke orang lain, tetapi dari generasi ke generasi. Dia adalah makhluk Allah yang merupakan faidh robbaniy (limpahan esensi dari Allah).<br />
<br />
<b>B. Mengenal Virus Qudsi.</b><br />
Material virus qudsi berasal dari faidh robbani, sebuah 'partikel' ketuhanan yang sangat halus dan lembut. Yang terpercik dari spirit iman dan getaran amal shaleh, khususnya amal shaleh yang Istiqomah. Seperti; berdzikir, membaca, ibadah mahdhoh, dan ibadah sosial. Wirid yang Istiqomah untuk menyebut-nyebut asma atau kalimat atau kalam Allah (dzikir), membaca kalimat kitab suci atau ilmu murni, ritual wajib atau sunnah akan menumbuhkan virus qudsi. Dia menghidupkan, menyehatkan, memperbaiki dan menguatkan kembali setiap organ tubuh manusia, baik organ tubuh maupun organ spiritual, khususnya organ spiritual. Virus suci ini akan menjadi medan maghnet dan atmosfir tubuh manusia. Dia akan menjadi pelindung diri dari segala hal yang distruktif atau merusak.<br />
Virus suci ini akan menarik rizki dan berbagai jenis energi positif dan malaikati. Dengan virus qudsi ini performa seseorang akan menjadi anggun dan menawan juga berwibawa. Sehingga kita sangat penting untuk mendapatkan dan memilikinya bahkan sebanyak-banyaknya.<br />
<br />
<b>C. Penyebaran Virus Qudsi.</b><br />
1. Penyebaran dan Penularan secara Umum.<br />
Penyebaran virus qudsi ala Rasulullah Saw, secara umum, melalui tiga media: aura, udara dan suara. Dengan pernyataan sang Rasul yang cukup simpel.<br />
عليكم بمجالسة العلماء واستماع كلام الحكماء،<br />
لأن الله تعالى يحي القلب الميت بنور الحكمة،<br />
كمايحي الأرض الميتة بماء المطر . الحديث .<br />
" Hendaklah kalian duduk-duduk dengan para ulama' (orang-orang yang banyak ilmunya) dan mendengarkan kata-kata para hukama' (orang-orang yang banyak hikmahnya). Karena sesungguhnya Allah SWT, dalam menghidupkan hati yang mati dengan cahaya hikmah, sebagai mana Dia menghidupkan tanah yang mati dengan air hujan". Al hadits.<br />
Juga hadits-hadits yang lain yang menjelaskan tentang keutamaan ilmu dan orang-orang 'aaliim.<br />
<b>a. Duduk-duduk dengan para ulama'.</b><br />
Manfaat duduk-duduk dengan para ulama' bagi penyebaran hikmah.<br />
- Ulama' (para ilmuwan juga memiliki banyak hikmah).<br />
- Hikmah memiliki gelombang spiritualmagnetik, yang memancarkan cahaya radiasi ke sekelilingnya.<br />
- Gelombang spiritualmagnetik Al hikmah, bisa juga menyebar melalui sentuhan badan, khususnya bersalaman (mushofahah). Hikmah adalah salah satu dari virus qudsi, yang merupakan kristalisasi dari ilmu dan pengetahuan yang didapat oleh seseorang karena Istiqomah dalam membaca dan meneliti. Virus suci ini masuk ke dalam otak atau akal intelektual. Sehingga menggerakkan afeksi dan psikomotorik untuk melakukan hal-hal yang terpuji dan robbani.<br />
Jenis virus qudsi berikutnya adalah barokah. Barokah ini muncul karena Istiqomah dalam ibadah, khususnya yang berbentuk aurod kalamiyah, seperti; dzikir kalimat-kalimat thoyibah, ayat-ayat atau surat-surat dari Al Qur'an, atau sholawat nabi.<br />
Sebagai virus suci barokah memiliki gelombang spiritual magnetik yang bisa menyebar melalui cara vibrasi dan radiasi ke obyek di area sekitarnya.<br />
Sedangkan jenis yang ke tiga dari virus qudsi adalah karomah.<br />
Karomah sebagai virus qudsi terwujud karena Istiqomah dalam ibadah sosial. Seperti: berjuang untuk kemanusiaan, bersedekah, membantu orang yang lemah dan Khidmah keagamaan.<br />
Karomah biasanya berupa kemampuan pribadi yang bersifat unik dan spesifik. Materi lembut karomah, juga merupakan energi yang memacar dan bersifat spiritualmaghnetik. Yang bisa berkembang dan menyebar ke obyek di sekitarnya. Khususnya<br />
yang berupa efek positifnya. Duduk-duduk dengan yang memiliki banyak ilmu (hikmah), yang memiliki barokah dan karomah. Memungkinkan terjadinya penyebaran virus qudsi : melalui pandangan mata, sentuhan tangan, dan radiasi aura.<br />
<br />
<b>Pandangan mata. </b><br />
Orang yang memandang dengan penuh hormat dan kasih sayang terhadap wajah seorang yang banyak ilmunya ('aliim), bisa mendapatkan pencerahan agung, berupa perubahan sikap mental dan perilakunya. Karena pancaran aura wajah orang tersebut, khususnya dari kening, sebagai pusat aura di wajah.<br />
<br />
<b>Sentuhan kulit</b><br />
Khususnya tapak tangan, juga kulit yang lainnya. Sangat besar terjadinya penularan virus qudsi. Bahkan dengan bersalaman, (saling menyentuhnya dua tapak tangan) akan terjadi peluruhan dosa-dosa dan keburukan pribadi seseorang.<br />
Sentuhan kulit, dari tapak tangan orang 'alim, khususnya yang sanad ilmunya bersambung sampai dengan Rasulullah akan dapat bertahan sampai dengan beberapa generasi yang pada saatnya akan membuahkan 'indukan' hikmah atau berkah atau karomah yang unggul dan unik. Sebagai virus qudsi; hikmah, barokah dan atau karomah Rasulullah yang teralirkan melalui mushofahah (bersalaman), mampu bertahan hingga 40 generasi, begitu pula yang berasal dan melalui syekh Abdul Qodir Jaelani.<br />
<br />
<b>Radiasi dan Vibrasi Aura.</b><br />
Radiasi atau pancaran energi dari partikel aura, Dan vibrasi atau getaran energi partikel aura sangat besar pengaruhnya terhadap obyek yang berada di dalam medan magnetik seorang 'aaliim (ahli ilmu), 'abiid (ahli ibadah) atau mujahid (pejuang). Maka karena radiasi atau vibrasi hikmah, barokah maupun karomah orang seringkali berdekatan dengan beliau akan mendapatkan berbagai kebaikan. Khususnya yang bersifat moral dan spiritual.<br />
<b><br /></b>
<b> b. Mendengarkan Kalam ahlul hikmah.</b><br />
Seringkali Kalam ahlul hikmah bersifat baligh (singkat, praktis dan mengena), lebih sering bergaya ijaaz. Berbeda dengan gaya bahasa para ulama' yang kebanyakan lebih bergaya ithnab (uraian kata lebih terinci dan meluas). Kalam hikmah, atau Kalam yang baligh (tepat sasaran), sebagai mana firman Allah dalam kitab suci Al-Qur'an, yang memiliki uslub Al-hakiim (gaya bahasa penuh hikmah), lebih mengena di hati dan lebih kondusif untuk menempel menghidupkan virus qudsi yang berupa hikmah. Dengan masuknya hikmah di dalam hati (jiwa), seseorang yang terdorong berbuat baik, atau beramal shaleh, baik secara spiritual maupun secara sosial.<br />
Kalam hikmah yang membawa banyak virus qudsi atau virus suci di dalam Al Qur'an seringkali disebut sebagai; qoulan kariima, qoulan layyina, qoulan tsaqila, dan qoulan sadiida. serta qoulan baligho.<br />
Penyebaran virus suci atau virus qudsi dari Kalam hikmah, melalui getaran gelombang suara (vibrasi), baik melalui media atau tanpa media (langsung face to face), bisa saja terjadi. Hanya saja mendengar suara langsung face to face, akan lebih kuat pengaruhnya terhadap jiwa, karena adanya tambahan energi dari aura positif pemilik suara.<br />
<b>Sapaan Salam</b>.<br />
Secara khusus sapaan yang diajarkan oleh Rasulullah adalah ucapan salam khas. Yaitu sebuah sapaan yang berisi do'a, penyebaran Asma Allah, "Assalaam", yang mengandung wujud virus qudsi yang paling qudus yang bersifat mendamaikan dan mensejahterakan.<br />
<br />
<b>2. Penyebaran dan Penularan Khusus.</b><br />
Secara khusus Rasulullah menyebarkan virus qudsi itu dengan konsep integral (menyatu) antara tarbiyah (pendidikan) dan dakwah (penularan dan penyebaran), dalam sebuah spirit kukuh, aktif dan inovatif.<br />
Konsep praktis penularan dan penyebaran tersebut, meliputi: bai'at dan talqin, tahammul dan ada' , silsilah dan sanad.<br />
<b>Bai'at dan talqin.</b><br />
Dua istilah ini, lebih akrab dipakai oleh para pengkaji ilmu tasawuf (ilmu kerohanian dalam Islam).<br />
Bai'at adalah pengajuan niat suci seorang murid untuk mengambil barokah (sebagai virus qudsi), dari 'sang rasul'. Sedangkan talqin adalah pengajaran dan 'penularan' dari sang rasul<br />
(Rasulullah), atau para guru (syekh) sebagai pelanjut tugas pendidikan Rasulullah.<br />
<b>Tahammul dan Ada'.</b><br />
Kedua istilah ini lebih akrab dipraktekkan di dunia kajian ilmu hadits. Ilmu tentang informasi terkait praktik keislaman oleh Rasulullah dengan para muridnya (para sahabat).<br />
*Tahammul* adalah penerimaan ilmu oleh seorang murid, sedangkan Ada' adalah penyampaian informasi, ilmu dan berita oleh sang rasul sebagai guru. Apa saja yang disampaikan oleh guru dan diterima oleh murid dari Rasulullah adalah sebuah virus qudsi yang sangat produktif untuk membuat seseorang menjadi Sholeh dalam pengertian yang sangat luas dan mendalam.<br />
Sedangkan<br />
<b>silsilah dan sanad</b> adalah sebuah sistem jaringan penularan dan penyebaran virus suci (virus qudsi). Silsilah adalah mata rantai penyebaran dari guru pertama (dari Rasulullah sampai guru kita), sedangkan sanad adalah mata rantai penerimaan virus qudsi dari murid terakhir sampai murid pertama (murid Rasulullah).<br />
Sistem penularan dan penyebaran vq, secara khusus tersebut dibalas lebih mendalam dalam ilmu tarekat, sebagai kajian praktis dalam ilmu tasawuf.<br />
<br />
<b>D. PENUTUP</b><br />
Kebalikan dari virus Corona dan virus pada umumnya, virus qudsi bersifat memperbaiki, menguatkan dan bahkan menghidupkan. Sebagai mana juga perbedaan dan kontradiksi antara unsur malaikati dengan unsur syaithoni.<br />
Virus qudsi adalah pancaran dan limpahan (faidl), unsur robbani yang bersifat malaikati.<br />
Yang terpancar dari spirit iman yang tergerakan dengan amal sholeh yang dilakukan dengan Istiqomah, yang biasanya disebut dengan istilah hikmah, barokah dan karomah.<br />
Virus qudsi sangat penting untuk kita dapat kan dan kita sebarkan.<br />
Rasulullah memberikan panduan untuk mendapatkan dan menyebarkan virus qudsi dengan mujalasatul ulama' dan istima' kalam hukama'. Mushofahah, dan juga nadhru wajhul 'aaliim (memandang wajah orang 'aliim).<br />
Semoga bermanfaat dan berkah untuk semua.<br />
Kelutan, Nganjuk, 31 Mei 2020.<br />
<b>Abdullah Kharisudin Aqib</b>Unknownnoreply@blogger.com14tag:blogger.com,1999:blog-2235360314428911524.post-16132523308776804012020-05-08T04:22:00.001-07:002020-05-08T04:26:29.117-07:00Kepribadian Seorang Muslim<div style="text-align: center;">
<b>Kepribadian Seorang Muslim</b></div>
<div style="text-align: center;">
Oleh: Abi Kharisudin Aqib.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgY2H7DrYPQLJhFKfujvaMu9Eaazdb7cZ9TYxniKeGxUZYZ9qcxNp5e1JuL1yspsl-43_GTLeRWbylJ7BiXV4NR5KHhNWnHC9W8LaBfzj-WZ638te1oUnTFcCVUK9MgFyEoS03uMP0V6mg/s1600/P_20170901_070003%257E2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1481" data-original-width="1009" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgY2H7DrYPQLJhFKfujvaMu9Eaazdb7cZ9TYxniKeGxUZYZ9qcxNp5e1JuL1yspsl-43_GTLeRWbylJ7BiXV4NR5KHhNWnHC9W8LaBfzj-WZ638te1oUnTFcCVUK9MgFyEoS03uMP0V6mg/s320/P_20170901_070003%257E2.jpg" width="218" /></a></div>
<b>A. Pendahuluan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang yang beragama Islam (muslim), adalah seorang yang menjadikan Islam sebagai pakaian (akhlak bagi jiwanya), sehingga akhlak atau kepribadiannya adalah gambar dari agama Islam tersebut. </div>
<div style="text-align: justify;">
Sehingga kepribadian yang harus merupakan gambaran dari agama tersebut secara menyeluruh adalah meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, yaitu; prinsip hidup, pola hidup, sikap hidup dan cara hidup, yang keempat empat harus merupakan gambaran dari agama Islam yang selalu dan senantiasa dikenakannya di dalam menjalani hidup dan kehidupan. Inilah ringkasan dari gambaran kepribadian seorang muslim yang kaaffah tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>B. Kepribadian Seorang Muslim</b> </div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang muslim yang baik dan taat, pasti memiliki 4 hal yang membentuk kepribadiannya, yaitu; prinsip hidup, pola hidup, sikap hidup dan cara hidup, yang mencerminkan karakteristik agama Islam. Dengan uraian ringkas sebagai berikut;</div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>1. Prinsip Hidup Seorang Muslim.</b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada empat prinsip dasar yang harus dipegangi oleh seorang muslim, sehingga dirinya menjadi profil manusia yang pantas disebut sebagai seorang muslim. Yakni Rahmatan Lil 'aalamiin (menyebarkan kasih sayang kepada seluruh alam), ya'lu wa laa yu'laa 'alaih (tinggi dan tidak ada yang melebihi). Kaaffah wa syamilah (sempurna dan serba ada), dan ummatan wasaton (generasi yang modern dan moderat).</div>
<div style="text-align: justify;">
a. Seorang muslim harus memiliki prinsip hidup akan selalu menebarkan rahmat Allah kapan saja dan dimana saja. Rahmat dalam pengertian kasih sayang maupun sesuatu yang baik dan bermanfaat untuk kehidupan. Karena memang Islam dan pembawanya (Rasulullah), diutus adalah sebagai wujud kasih sayang Allah pada seluruh alam.</div>
<div style="text-align: justify;">
b. Seorang muslim seharusnya memiliki prinsip hidup sebagai mana karakter agama Islam, yaitu ya'lu wa la yu'laa 'alaihi (punya semangat untuk menggapai prestasi dan prestise terbaik), pada bidang dan keahlian masing-masing. Sebagai tanda syukur atas anugerah Allah SWT.</div>
<div style="text-align: justify;">
c. Seorang muslim seharusnya memiliki prinsip hidup serba bisa. Terlibat aktif dalam berbagai bidang kehidupan, khususnya bidang keahlian kita masing-masing. Pengetahuan umum, pekerjaan sehari-hari juga pengetahuan serta amaliah keagamaan dasar (fardlu 'ain), harus dikuasai dengan baik.</div>
<div style="text-align: justify;">
d. Prinsip hidup yang harus dipegangi dengan baik oleh seorang muslim adalah berusaha untuk senantiasa menjadi generasi yang modern dan moderat (ummatan wasaton). Modern dalam pengertian bisa menerima pembaharuan dengan selektif dan bijaksana, juga mampu istiqomah dalam prinsip hidup dan peradaban yang luhur nan mulia. Moderat dalam pengertian bersikap sederhana (tawasut) dalam kehidupan dan pertengahan dalam pemikiran. Berkeseimbangan (tawazun) dalam pertimbangan dan disiplin (i'tidal) dalam menghukumi diri sendiri maupun orang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>2. Pola Hidup Seorang Muslim.</b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang muslim yang baik seharusnya pola hidupnya memiliki pola yang jelas, baik dan sesuai dengan ajaran Islam yang dipraktekkan oleh utusan Allah, sang profil figur teladan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pola hidup di sini setidaknya meliputi lima hal, yaitu; pola pikir, pola makan minum, pola tidur bangun, pola bermasyarakat dan pola beribadah.</div>
<div style="text-align: justify;">
a. Pola pikir seorang muslim adalah sumber kekuatan yang akan membentuk karakter dan bahkan nasib nyata seorang manusia. Maka seorang muslim, bentuk dan cara berpikirnya harus selaras dengan agama Islam itu sendiri, yaitu; positif, konstruktif, solutif, obyektif dan transendental (4 if dan 1al).</div>
<div style="text-align: justify;">
1). Pola pikir yang positif, artinya seorang muslim kalau berfikir harus selalu yang baik, berprasangka atau menduga juga harus selalu yang baik. Selalu optimis, dan percaya diri serta yakin bahwa Allah selalu mengawal, membimbing dan mengasihi diri kita.</div>
<div style="text-align: justify;">
2). Pola pikir konstruktif.</div>
<div style="text-align: justify;">
Berarti kalau berfikir, selalu memikirkan agar sesuatu hal menjadi baik atau bahkan lebih baik. Atau tidak memikirkan sesuatu hal untuk menjadi rusak atau menjadi jelek dan hancur (distruktif). Baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
3). Pola pikir solutif.</div>
<div style="text-align: justify;">
Adalah kebiasaan berfikir untuk mencari solusi (jalan keluar). Tidak berfikir mencari biang keladi atau kambing hitam. Tetapi berfikir spontan untuk bagaimana jalan keluar (solusinya).</div>
<div style="text-align: justify;">
4). Pola obyektif </div>
<div style="text-align: justify;">
Adalah pola pikir jujur (Shiddiq) dan ilmiah. Tidak bias dan tidak condong pada hawa nafsu dan kepentingan tertentu. Pola pikir obyektif ini merupakan syarat mutlak yang diperlukan bagi seorang pemimpin.</div>
<div style="text-align: justify;">
5). Pola pikir transendental.</div>
<div style="text-align: justify;">
Adalah pola pikir yang selalu dan cenderung untuk segera kembali kepada Allah SWT, dalam setiap persoalan yang dihadapinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
b. Pola makan minum</div>
<div style="text-align: justify;">
Pola makan minum seorang muslim, seharusnya jelas sebagai mana bimbingan Allah dan tauladan sang rasul. Yaitu; halalan, Thoyyiban dan ghoiru isyrof. Serta sering-sering puasa</div>
<div style="text-align: justify;">
*- halaalan*.</div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang muslim, hanya makan atau minum yang halal (baik dari segi dzatnya, cara memperolehnya dan atau cara mengolahnya). Halal dalam arti disahkan menurut syari'at Islam.</div>
<div style="text-align: justify;">
*- Thoyyiban*.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam pengertian; baik, enak, bergizi dan sesuai dengan kebutuhan badan kita.</div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang muslim, hanya makan yang secara adat, budaya luhur dan higienis (kesehatan dan gizi), baik dan pantas untuk dikonsumsi.</div>
<div style="text-align: justify;">
*- Ghoiru Isyrof* </div>
<div style="text-align: justify;">
Pola makan minum seorang muslim yang baik adalah tidak berlebih-lebihan, dalam arti melampaui batas kebutuhan dan kemampuan dalam makan dan minum. Kalau bisa mengikuti pola makan minum sang rasul teladan (tidak makan sebelum lapar dan berhenti makan sebelum kenyang), atau membagi kapasitas perut menjadi tiga bagian; untuk makanan, minuman dan udara.</div>
<div style="text-align: justify;">
*- Sering-sering puasa*</div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang muslim yang baik selalu berusaha mengikuti pola makan minum, sang rasul. Yaitu sering-sering puasa, di luar puasa wajib. Seperti puasa hari-hari istimewa; kelahiran, hari diangkat amal, hari asyura dan lainnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
*c. Pola Tidur Bangun*</div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang muslim yang baik mengambil pola tidur bangun dengan baik dan istiqamah, sebagai mana Sunnah Rasulullah. Yaitu cepat tidur dan cepat bangun. Atau kalau terpaksa lambat tidur dan cepat bangun.</div>
<div style="text-align: justify;">
Cepat tidur dan cepat bangun dalam arti, tidak tidur terlalu larut malam, tidur sekitar jam 10 dan bangun sekitar pukul 3.30 dini hari. Dan biasa tidur siang sangat sebentar (qailulah), sekitar 15-30 menit. Tidak tidur, setelah subuh dan menjelang magrib. Tidak membiasakan pola tidur lambat tidur lambat bangun, apalagi pola tidur cepat tidur lambat bangun.</div>
<div style="text-align: justify;">
*d. Pola Ibadah*.</div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang muslim yang baik dalam beribadah (ritual keislaman) selalu memperhatikan pola 4ah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Yaitu; Ilmiah, mengikat Sunnah, Istiqomah, dan tuma'ninah. </div>
<div style="text-align: justify;">
- ilmiah, ibadah harus dilakukan dengan mengikuti kaidah keilmuan yang terkait. Setidaknya ilmu aqidah, ilmu syari'ah dan ilmu akhlak tasawuf.</div>
<div style="text-align: justify;">
- mengikuti sunnah Rasulullah, dalam pengertian mengikuti contoh dan teladan praktek ibadah sang rasul. Setidaknya tidak menyalahi peraturan dan kebiasaan beliau.</div>
<div style="text-align: justify;">
- Istiqomah, agar berdampak akhlaki, dalam beribadah harus dilakukan dengan Istiqomah (consisten dan komitmen). </div>
<div style="text-align: justify;">
- tuma'ninah, Atau tenang dan hening sejenak seraya menghayati makna kalimat dan isyarat perbuatan ibadah. Adalah sebuah syarat agar ibadah kita lebih terasa.</div>
<div style="text-align: justify;">
Karena ibadah dengan pola 4 Ah, tersebut ibadah akan diterima oleh Allah SWT dan berbekas dalam kepribadiannya, dan menjadikan pelakunya berakhlak mulia.</div>
<div style="text-align: justify;">
*e. Pola Bermasyarakat*</div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang muslim yang baik pastilah anggota atau bagian dari masyarakat yang baik pula. Karena dia tidak hanya menjaga hubungan baik dengan Allah saja, tetapi juga hubungan dengan sesama manusia. Dan pola hubungannya dengan sesama manusia, khususnya di dalam bermasyarakat adalah;</div>
<div style="text-align: justify;">
Sopan, santun, eng ngarso sung tulodho, eng madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Menghormati yang lebih besar dan menyayangi yang lebih kecil. Menjaga tradisi lama yang masih baik, dan mengambil tradisi baru yang lebih relevan.</div>
<div style="text-align: justify;">
*Sopan* adalah mengikuti aturan dan prosedur. *Santun* berarti pembawaan yang sederhana dan cenderung merendahkan diri. *Eng ngarso sung tulodho* artinya jika dirinya sebagai pemimpin utama atau tokoh selalu bisa menjadi contoh dan teladan bagi masyarakatnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
*Eng madyo Mangun Karso* berarti kalau berperan sebagai seorang tokoh menengah, bisa menjadi inspirator dan motivator bagi semua pihak. *Tut Wuri Handayani* berarti, jika menjadi anggota masyarakat biasa, maka selalu taat dan mendukung kepada program pimpinan.</div>
<div style="text-align: justify;">
*3. Sikap Hidup*</div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam menyikapi hidup dan kehidupan ini, seorang muslim yang baik memiliki pola yang jelas, yaitu; sasu, rokho, qotasrid dan dua tawa.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sasu artinya sabar ketika menerima ketidak nyamanan, syukur ketika menerima kenyamanan dan kebaikan. Rokho artinya dalam menyikapi sesuatu yang belum pasti , maka selalu mengembangkan sikap Rojak (optimis), dan khouf (pesimis) secara proporsional (bijaksana).</div>
<div style="text-align: justify;">
Qotasrid adalah akronim atau singkatan dari qona'ah (menerima bagian diri dengan rela hati), Taslim (menyerah dan tunduk dengan rela hati), atas ketentuan Allah, dan Ridlo, artinya menerima dengan hati bangga atas segala bentuk apapun yang dari Allah SWT.</div>
<div style="text-align: justify;">
*4. Cara Hidup*.</div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang muslim yang baik cara hidupnya, pasti mengikuti Sunnah (tradisi dan kebiasaan), sang teladan agung (Rasulullah Muhammad Saw), dan para guru mulia (pelanjut peran keguruan dan kepemimpinan Rasulullah) dengan baik dan bijaksana.</div>
<div style="text-align: justify;">
*C. Penutup*.</div>
<div style="text-align: justify;">
Empat hal penting itulah gambaran teoritis, kepribadian seorang muslim yang baik dan benar-benar merupakan cerminan dari agama Islam indah dan mempesona itu. Sehingga dia pantas disebut sebagai muslim (orang yang beragama Islam). Beragama dalam pengertian mengenakan ajaran Islam sebagai pakaian (ageman jw.) dalam kehidupannya sehari-hari. </div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga kita bisa menjadi seorang muslim yang sesungguhnya, sukses selalu, baik di dunia maupun di akhirat dan berkah untuk semua.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kelutan, 8 Mei 2020.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Kharisudin Aqib</b></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2235360314428911524.post-27746806751240533672020-04-08T03:31:00.002-07:002020-04-08T03:35:18.818-07:00Nabi Muhammad SAW Profil Figur Teladan 2<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZn2PGwpbW4L7qfD4Jq5j3MCofgKURJEDhO_nKcPb-CafuaOPWH24W1iw2c2rSYBw_b_SMeSvsQpVOiK73_gdbGccwK4-hTTQxvvr1MNAIpigGTOuacafUInRMeEOfTZGYX6gxRDiXLQY/s1600/kharisudin+aqib.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="607" data-original-width="1194" height="162" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZn2PGwpbW4L7qfD4Jq5j3MCofgKURJEDhO_nKcPb-CafuaOPWH24W1iw2c2rSYBw_b_SMeSvsQpVOiK73_gdbGccwK4-hTTQxvvr1MNAIpigGTOuacafUInRMeEOfTZGYX6gxRDiXLQY/s320/kharisudin+aqib.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, Verdana, sans-serif; text-align: justify;">
<b>D. Keteladanan Sang Nabi</b>.</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, Verdana, sans-serif; text-align: justify;">
Keteladanan (Uswah Hasanah) adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh manusia untuk memprofil dirinya dalam rangka membentuk karakter dan kepribadiannya. Karena pada umumnya manusia belajar pertama kali adalah dari melihat, kemudian meniru dan baru kemudian memodifikasi atau berkreasi.</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, Verdana, sans-serif; text-align: justify;">
Para rasul adalah sang teladan agung bagi umatnya, termasuk di dalamnya adalah Rasulullah Muhammad Saw. Bagi manusia di era kerasulan beliau, khususnya kaum yang beriman. Beliau adalah 'bayangan Allah' yang paling jelas. Bayangan dalam arti akhlak, moral dan kepribadian beliau paling mirip dengan akhlak dan karakter Allah, SWT. Sedangkan semua manusia dititahkan oleh Allah, sebagai Khalifah-Nya (QS Al Amin 30), maka selayaknya semua manusia memiliki akhlak mulia sebagai mana akhlak profil yang diwakilinya, seperti pernyataan beliau "takhallaquu bi khuluqillaah" (saling berakhlak kalian dengan akhlaknya Allah). Untuk melaksanakan perintah tersebut Allah telah memberikan contoh, yakni para utusan-Nya. Sebagai mana firman Allah SWT.</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, Verdana, sans-serif; text-align: justify;">
.(لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا)</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, Verdana, sans-serif; text-align: justify;">
[Surat Al-Ahzab 21]</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, Verdana, sans-serif; text-align: justify;">
Artinya:</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, Verdana, sans-serif; text-align: justify;">
"Sungguh ada untuk kalian pada diri utusan Allah teladan yang baik".</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, Verdana, sans-serif; text-align: justify;">
Nabi Muhammad Saw adalah teladan agung dan abadi dalam hal akhlak. Sekaligus budi dan pekertinya merupakan solusi atas segala persoalan hidup manusia dan kemanusiaan. Oleh karenanya, Nabi Muhammad adalah teladan umum bagi manusia sebagai khalifatullah di muka bumi ini. Baik dalam kehidupan pribadi sebagai seorang hamba, kepala keluarga, maupun pimpinan masyarakat.</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, Verdana, sans-serif; text-align: justify;">
1. Teladan dalam kehidupan pribadi seorang hamba.</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, Verdana, sans-serif; text-align: justify;">
Semenjak usia dini atau sangat muda, beliau sudah sangat relegius, dengan moralitas yang sangat tinggi. Kebiasaan tafakur dan tadzakkur di kala dini hari sudah menjadi pola hidupnya. Sehingga ketika ada sayembara 'masuk Masjidil Haram paling awal' untuk mendapatkan kehormatan meletakkan batu Hajar Aswad pada tempatnya, pasca renovasi, maka beliaulah pemenangnya. Beliau yang semenjak kecil sudah terkenal dengan julukan Al Amin (orang yang sangat terpercaya), menjadi pemenang sayembara tersebut karena tafakur di dekat Ka'bah, di hijir Ismail di waktu dini hari adalah sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan beliau.</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, Verdana, sans-serif; text-align: justify;">
Sebagai seorang individu dan hamba Allah, beliau sangat 'aabid' (ahli ibadah) lagi zaahid (sangat tidak meterialis), semenjak kecil, muda dan dewasanya, apalagi ketika beliau sudah diangkat menjadi utusan Allah.</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, Verdana, sans-serif; text-align: justify;">
Mulai kecil sudah terbiasa tafakur dan tadzakkur di pelataran Ka'bah. Sekitar usia 30 an tahun beliau sudah terbiasa melakukan tahannuts (bertapa) di gua Hira' di Jabal nur, sampai saat beliau berusia 40 tahun beliau tercerahkan sehingga bisa berkomunikasi dengan Jibril sang malaikat pembawa ilmu pengetahuan. Kegemaran beribadah kepada Allah SWT, tidak pernah surut karena kekayaan dan kejayaan beliau, beliau wajibkan dirinya untuk sholat tahajud di samping sholat-sholat yang lainnya. Menjelang akhir kehidupannya, beliau sangat lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, sampai kakinya bengkak kalau lagi enjoy bermunajat kepada Allah. Kecenderungan melawan syahwat duniawi sudah menjadi bagian dari dirinya. Akrab dengan puasa dan kelaparan, bahkan konon tidak pernah kenyang, karena prinsip hidup beliau adalah tidak makan sebelum lapar dan berhenti makan sebelum kenyang. Dalam hidupnya, lebih banyak digunakan untuk berpuasa dari pada tidak berpuasanya. Karena setiap tidak beliau temukan makanan di waktu pagi, maka sekalian beliau berniat puasa. Nabi Muhammad, juga bukan penggemar tidur, bahkan secara pikiran dan rohani, beliau tidak pernah tidur dengan nyaman di tempat yang nyaman. Beliau tidur hanya beralaskan tikar dari daun dan pelepah kurma. Alangkah takutnya beliau kepada Allah, ketika melaksanakan haji wadak, memberikan laporan pertanggungjawaban kepada Allah SWT dengan saksi sekitar 10 ribu orang. Bahwa beliau telah melaksanakan tugas mengajar dan mendidik anak-anak umat Islam.</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, Verdana, sans-serif; text-align: justify;">
Beliau hidup sebagai seorang yang miskin atau sangat sederhana. Seluruh harta yang dimiliki dan menjadi kekuasaan nya, jabatan dan seluruh jiwa raganya diberdayakan untuk membuat Allah ridho kepadanya. Sampai beliau wafat tidak meninggalkan harta benda sebagai seorang kepala negara dan agama sekaligus. Sekalipun hanya untuk anak perempuan dan kedua cucunya yang tercinta.</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, Verdana, sans-serif; text-align: justify;">
2. Keteladanan Nabi Sebagai Kepala Keluarga.</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, Verdana, sans-serif; text-align: justify;">
Nabi Muhammad sebagai kepala keluarga meliputi lima sub jabatan; suami, ayah, mertua, menantu dan kakek. Ke lima sub jabatan kepemimpinan dalam keluarga tersebut, beliau adalah sebagai teladan bagi kita semua.</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, Verdana, sans-serif; text-align: justify;">
Sebagai seorang suami yang bertanggung jawab kepada Allah SWT dan kepada masyarakat, khususnya adalah orang tua istri (mertua), sang nabi adalah sosok yang sangat amanah. Beliau bekerja keras sebagai pedagang, sekalipun istrinya sudah kaya. Kunjungan ke berbagai kota dan negara dilakukannya untuk pemasaran dan pengembangan usaha dagangnya. Mulai kota - kota di sekitar Makkah bahkan di ibukota negeri tetangga, arah Utara Makkah sampai Syam (Syiria), arah ke selatan sampai ke Yaman, dalam tradisi "rihlatassyitaai was shoif" suku Quraisy.</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, Verdana, sans-serif; text-align: justify;">
Di samping tetap juga menjaga keharmonisan hubungan rumah tangga, dengan istri dan anggota keluarga yang lainnya.</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, Verdana, sans-serif; text-align: justify;">
Dengan sangat adil dan bijaksana beliau berkomunikasi dengan istrinya, khususnya istri perdananya (Siti Khadijah). Beliau tidak membagi cinta, apalagi berpoligami ketika istri tercinta ini masih ada. Dididiknya para istri, khususnya istri pertamanya. Beliau adalah orang yang pertama kali menerima dakwah sang Nabi, dan beriman kepadanya. Bahkan menjadi pendukung dakwah yang pertama dan paling utama. Dia korbankan seluruh hartanya sampai real dan dinarnya yang terakhir. untuk perjuangan dan dakwah Rasulullah Saw sang suami tercinta.</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, Verdana, sans-serif; text-align: justify;">
Sebagai seorang ayah dengan 7 orang anak, beliau sangat faham dan bijaksana dalam mengasuh dan mendidik putra-putrinya. Beliau adalah sang ayah teladan. Sekalipun dari ke 7 putra-putrinya, hanya satu orang yang sempurna menurunkan generasi suci penyambung darah perjuangan para nabi, yakni Sayyidah Fathimah Az-Zahra'. Rasulullah mengasuh dan mendidik putra-putrinya dengan cinta dan kasih sayang illahi, bukan kasih sayang materi. Atas bimbingan Wahyu sang dan seluruh keluarga, istri, anak dan dzurriyah beliau adalah para zahid, khususnya, Siti Fathimah, Ali bin Abi Thalib (menantu), Husain (cucu), dan Ali Zainal Abidin (cicit), adalah para Zahid (orang yang tidak terpengaruh oleh materialisme) yang agung. Karena contoh dan pendidikan sang ayah dan kakek yang mulia.</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: "Trebuchet MS", Trebuchet, Verdana, sans-serif; text-align: justify;">
Demikian juga Sang Nabi adalah mertua teladan sepanjang zaman. Bagaimana beliau menghormati dan memuliakan sang mantu (Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib). Ketika kedua sang menantu ke kediaman beliau, disambutnya dengan segala hormat, bahkan dibeberkan untuknya serban kesayangannya untuk duduknya sang menantu. Juga selalu dinasehati putrinya untuk menjadi istri yang shalihah (taat, dan menyenangkan terhadap suaminya).</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2235360314428911524.post-83924130043255641972019-09-08T19:06:00.001-07:002019-09-08T19:06:27.518-07:00MANAQIB BANI AQIB<div style="text-align: center;">
<u><span style="font-size: large;">MANAQIB BANI AQIB</span></u><br />
<b>Oleh: Kharisuddin Aqib</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijDvbaHnSuw993EqqbP1vhgtDNWmdL0ATy78uNAMd5-3q7JRYcfWC_9IPmh4_1PWBs5B9QT4byVbWprLhRJqSoyHYPOwpu20Trg3UNPEyWSzOSXAmkSlPcXOhDe2zqwWUgVW-HIdiYeY9B/s1600/MANAQIB.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="534" data-original-width="616" height="173" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijDvbaHnSuw993EqqbP1vhgtDNWmdL0ATy78uNAMd5-3q7JRYcfWC_9IPmh4_1PWBs5B9QT4byVbWprLhRJqSoyHYPOwpu20Trg3UNPEyWSzOSXAmkSlPcXOhDe2zqwWUgVW-HIdiYeY9B/s200/MANAQIB.jpg" width="200" /></a></div>
Mbah Kyai haji Abdullah Aqib Umar (Mbah Ngakib), menikah tahun 1940,
dengan putrinya seorang kyai calak kondang dari desa Sumberdadi Sumber
Gempol Tulungagung, Kyai Ngalimun atau KH. Abdul Malik. Putri yang
paling cantik dan menik-menik, Mbah haji Abdul Malik itu bernama Siti
Marchamah. Beliau itu punya 6 orang saudara kandung (se-ibu se-bapak),
dan 5 orang saudara se -bapak saja. Beliau 12 bersaudara itu sangat
rukun, khususnya mereka semua sangat sayang kepada Siti Marhamah. Siti
Marhamah kecil belajar dan sekolah di Tulungagung. Dengan diantar oleh
kakaknya (Ma'ruf, Subakir dan Akhyar), dengan dibonceng sepeda pancal.
Seringkali Marhamah kecil harus dongkol dan berangkat dengan berjalan
kaki, karena kakaknya, khususnya yang bernama Ma'ruf. Karena kakaknya
itu, sangat 'mbleler' , pagi-pagi masih sibuk dengan burung-burungnya,
'mulut, mulut, mulut' , memanggil-manggil burung - burung-burungnya. <br />
Setelah selesai dan tamat sekolah, beliau mondok di Mangun Sari
Tulungagung, bersama dengan mbakyu nya (Siti Romlah), pada masa Kyai
Mbah Wali Fattah, dan Mbah nyai Mukhin. <br />
Siti Marhamah, menikah setelah menikahnya mbakyu nya 'Siti Romlah'. Siti
Romlah menikah dengan seorang jejaka nggantheng dan gagah, dari dusun
Mindi, desa Kelutan Kec. Ngronggot, Nganjuk, yang bernama Moh. Sholeh. <br />
Siti Marhamah, dipertemukan oleh Allah dengan suaminya yang bernama
'Aqib Umar. Melalui kakak iparnya, yang bernama Moh. Sholeh, karena
'Aqib adalah teman waktu kecilnya Moh. Sholeh, di pondok suluk 'Mbah
Kyai Misri Mindi desa Kelutan Kec. Ngronggot Nganjuk.<br />
Pernikahan Siti Marchamah, di buat sangat meriah, ada hiburannya
gramapun (qasidah atau shalawatan zaman sekarang), hiburan yang sudah
sangat mewah pada saat itu, disembelih kan kerbau bunting, dan dihadiri
banyak sekali undangan dan pengiring manten putra. Pengiring manten
putra naik kereta api, sepur kluthuk atau sepur kuno. Mulai stasiun
Papar sampai sampai Sumber Gempol. Hampir di setiap stasiun ada
pengiring dari teman atau saudara manten putra (Ngakib dari Papar atau
Kelutan).<br />
Siti Marhamah menikah sekitar umur 16-17 tahun, dan baru dikaruniai
keturunan setelah dua tahun pernikahan. Selama belum memiliki anak
penganten baru ini tinggal di rumah orang tuanya, Mbah kyai Ngalimun,
kyai haji Abdul Malik. Selama nderek mertua, Sang menantu berusaha
membantu sang mertua dalam mengerjakan sawah, tebang tebu, atau giling
tebu. Tetapi sering kali mertua kurang berkenan, karena sering kali sang
menantu membantu mertua dengan cara mengerjakan orang lain, atau
teman-temannya, padahal maksudnya mertua adalah agar menantu bisa
bekerja dengan baik, sementara itu, menantu tidak biasa bekerja keras,
biasanya menyuruh dan memimpin orang. <br />
Perbedaan pola pikir, dan pola kerja antara sang mertua dan menantu,
menjadikan komunikasi antara keduanya agak kurang bagus, sehingga
Marhamah dan Ngakib, di suruh belajar mandiri, 'Mah, Kamah, Saiki awakmu
belajar ngliwet dhewe' kata Mbah Haji Ngalimun, pada Siti Marhamah.
Karena tersinggung sang menantu pamitan pulang dan mengajak istrinya,
pulang ke Kelutan. Sebagai istri yang Sholihah Siti Marhamah, ikut
keputusan yang suami, walaupun ia tahu bahwa suaminya belum punya rumah
dan pekerjaan yang jelas. <br />
Siti Marhamah mengikuti suami pindah ke Kelutan. Dengan membuat rumah
mungil dan sederhana (gubukan), Ngakib mengajak Marhamah (sang istri),
menempati rumah mungil tersebut, tepatnya sekarang di barat teras rumah
yang saya tempati saat ini. Dan di rumah itu, Marhamah melahirkan
anak-anak, yang pertama sampai dengan yang ke tiga. Semua anak siti
Marhamah lahir di Kelutan, kecuali dua anak perempuannya, Nihayah (anak
yang ke empat), lahir di Sumber Gempol, Tulung Agung dan Mahmudah (anak
yang ke enam), lahir di Banjarsari Metro Lampung Tengah.<br />
Keseluruhan dari putra-putri Siti Marhamah dengan Ngakib Umar ada 10 orang, yaitu; <br />
1. Nurul Aini (meninggal dunia sekitar usia 5 tahun).<br />
2. Ali Imron<br />
3. Ali Ridho (meninggal dunia.....)<br />
4. Nihayah<br />
5. Mudhofir <br />
6. Mahmudah<br />
7. Maklum (meninggal dunia balita).<br />
8. Minnikmatin Tujza (meninggal dunia sekitar 5 tahun).<br />
9. Kharisuddin<br />
10. Fauzan Adhim (meninggal dunia waktu lahir).<br />
Alhamdulillah, semua putra-putri Siti Marhamah (Ali Aqib), sejak kecil
dan masa kanak-kanak, sholih dan Sholihah, dan juga sangat rukun dan
peduli terhadap sesama saudara, khususnya kepada saya, misalnya:<br />
1. Mas Ali Imron.<br />
Mas Imron, adalah kakak pertama yang saya kenal, karena saya belum
mengenal kakak pertama saya yang sesungguhnya (Nurul Aini ALM). Dia
kakak pertama yang benar-benar kakak. Semua adiknya berada di dalam
'momongannya', khususnya saya. Dia yang mendampingi ibunya tatkala bapak
di dalam perjuangannya, baik perjuangan ekonomi maupun perjuangan untuk
agama dan negaranya. Mas Imron yang mendampingi emak memelihara
adik-adiknya, khususnya di tahun-tahun sulit, mulai tahun 1960-1970.<br />
Ketika bapak dan keluarganya (istri dan 4 orang anaknya yang masih
kecil-kecil) harus hijrah dari Kelutan ke Sumatera. Kondisi ini adalah
akibat dari kebangkrutan dalam berbisnis, jual beli sapi dan kuda.
Kebangkrutan karena terkena imbas depaluasi mata uang, tahun 1958. Mbah
Ngakib dan keluarganya pindah dan hidup di Lampung selama 4 tahun. <br />
Mas Imron, turut mbantu bapak ke sawah, di samping kegiatan sekolah dan
momong adik-adiknya. Khususnya Nihayah dan Mudhofir. Di Lampung, bapak
bekerja jual beli bambu, di samping tugas pengabdian masyarakatnya, pak
kaum atau Modin. Setelah 4 tahun emak Siti Marhamah, di sambangi oleh
kakaknya yang sangat sayang kepadanya, yaitu pakde Ndan (Sulaiman
Romadlon), dan beliau tidak tega menyaksikan adiknya hidup di dalam
kemiskinan. Maka kemudian beliau memboyong adiknya sekeluarga kembali ke
Kelutan. "Kowe kudu, melok aku muleh, aku engko njegur Segoro nek
awakmu gak gelem melok muleh, wes ben, seng mbiaya-i anak-anak mu kabeh
aku".<br />
Menurut pak PANDI (adiknya bude Monah), yang disuruh menjemput keluarga Mbah Ngakib adalah beliau, pak PANDI.<br />
Mas Imron, sejak aku bayi sudah ikut merawat aku, waktu aku masih kecil
sering dimandikan oleh beliau, dipacak i. Setelah mas Imron kerja di
Surabaya, Stap KUA, ingat saya dulu di gentheng kali. Kalau hari raya
dibelikan baju baru, alat-alat sekolah yang baik-baik. Kalau liburan,
diajak ke THR, dan kebon binatang.<br />
Waktu saya mondok, beliau bersama mas Dhofir dan yu Nihayah, yang
membiayai saya secara rutin (mas Imron dan mas Dhofir, masing 10 ribuan,
per bulan, sedangkan yu Nihayah, memberi beras 10 kg, dan janganan,
atau kelapa). Waktu saya kuliah S1, di Surabaya, bahkan setelah
kuliah, sampai saya menikah, mas Imron, kakak mbareb saya ini adalah
orang yang paling berjasa menghantarkan saya menjadi manusia.<br />
2. Mas Ali Ridho.<br />
Dia adalah kakak ku yang paling cerdas, dan bijaksana. Dia juga orang
yang paling sosialis diantara kakak-kakak ku, akrab dengan saudara,
teman dan tetangga. Satu-satunya saudaraku yang mewarisi bakat ilmu
Kanuragan dari bapakku. Ilmu kebal dan macam ragam nya. Badan dan
kemauannya paling kuat, juga paling mandiri. Pikiran dan cara
berfikirnya, melampaui kebanyakan orang.<br />
Semenjak kecil sudah sangat mandiri, sekolah dan mondok tanpa buku dan sangu, tetapi selalu lulus paling baik.<br />
Lulus PGAN enam tahun, dia langsung dikirim untuk menjadi guru agama
Islam di Mantup Lamongan, dan kemudian, diambil menantu oleh perangkat
desa. Istrinya nama nya mbak Munawaroh. <br />
Pernikahan mas Ali Ridho dengan mbak Munawaroh, kurang mendapatkan restu
dari orang tua. Sehingga pernikahannya gagal di tengah jalan.<br />
Ketika di Lamongan, setelah nikah beliau mulai belajar bekerja, di
samping mengajar ngaji di masyarakat. Beliau berdagang tembakau, partai
besar. Yang saya tahu dulu ada yang dijalankan oleh bapak (Mbah Ngakib),
barang dagangan tembakau sampai memenuhi ruangan rumah full. Sepertinya
itu yang menyebabkan kebangkrutan beliau dan akhirnya harus hijrah ke
Sumatra. <br />
Tapi kakak ku yang satu ini selain paling cerdas dan kreatif, juga
paling ulet dan gigih, sehingga dia betul-betul sukses menjadi pahlawan
bagi anak-anaknya<br />
Alhamdulillah... kakakku yang kedua ini, telah meninggal dalam keadaan
Husnul khatimah. Dan sudah selesai melaksanakan tugas-tugasnya dengan
baik. Segudang prestasi dan jasa telah di dapatkan....<br />
Istri (mbak Rusmi Mawar alias Khadijah) dan anak laki-lakinya sudah
dihajikan. Semua anaknya sudah dinikahkan. Tiga dari empat anaknya
sudah bergelar sarjana. Masih juga meninggalkan untuk anak-anaknya,
rumah dan tanah pekarangan dan perkebunan yang cukup luas dan berharga.
Pak Ali ridho ini anak Sholeh yang sangat berbakti dan peduli dengan
orang tua dan saudara-saudaranya. Saya sangat sering diajak bapak, naik
sepeda onthel ke Kertosono, untuk mengambil wesel (kiriman uang) dari
'kang rid' ini, juga paket, berupa kopi atau mrica dan lada. Kang Rid
ini anak yang sangat dirindukan oleh emak. Kalau datang, emak saya
selalu memeluknya dan tangisan haru dan bahagia.<br />
Tetapi tidak kalah hebatnya, kakakku yang ke tiga, yang bernama Nihayah.<br />
3. Nihayah.<br />
Nama kakakku ini cukup pendek 'nihayah', bapak dan emak, memanggilnya
'Yah' saja. Sayapun juga ikut memanggilnya 'yu yah'. Tetapi dia adalah
saudara perempuanku yang paling sakti. Bayangkan dia menikah sekitar
umur 16 tahun, dapat suami kyainya sendiri yang sudah punya anak 4
orang. Selama berumah tangga dengan kyai Abdillah, sekitar 13 tahun, yu
Nihayah ini tambah punya anak 3 orang, semuanya laki-laki dan
hebat-hebat (ganteng, sholih dan uangnya banyak). <br />
Pak kyai Abdillah, meninggal dunia, sedangkan tiga anak yu Nihayah ini
masih yatim. Bahkan yang paling kecil masih dalam kandungan, namanya
Abid Muzahim (Sang konglomerat yang tidak ngawak-i).<br />
Yu Nihayah umur sekitar 29 tahun sudah janda dengan 7 anak, empat anak
tiri dan 3 anak kandung. Dengan tanpa nikah lagi dan menjadi orang tua
sendiri (single parents), dapat sukses menghantarkan semua
putra-putrinya berumah tangga.<br />
Yu Nihayah ini sangat disayangi oleh bapak, selalu 'didampingi' dan dido'akan oleh beliau.<br />
Dalam kehidupan saya, yu Nihayah, juga sangat berjasa, dia sangat
mencintai saya, sejak saya kecil beliau selalu mendampingi emak menjaga
saya, kalau saya sakit, pasti saya dibuatkan jenang atau dibelikan
soto, padahal saya waktu kecil sering sakit. Pernah saya sakit parah
sampai tidak sadarkan diri (koma), saya terdengar panggilan mbakyu saya
ini samar-samar, 'yaa Allah njenengan uripaken...Kharis Niki adik Kulo
seng paling kulo sayangi...)'. Saya itu beberapa kali parah seperti itu,
sepertinya yang dibisiki oleh yu Nihayah ini adalah sakit parah saya
yang terakhir.<br />
Perjuangan yu Nihayah untuk keluarga dan anak-anaknya sangat luar biasa
hebat, karena dia harus menggantikan tugas dan tanggung jawab suaminya,
di kala anak-anaknya harus memulai pendidikan, maka dia harus menjaga
keberlangsungan kehidupan keluarganya, yakni; menegakkan ekonomi
keluarga, Pendidikan anak-anaknya, dan nama besar pondok pesantrennya.
Dan hebatnya ketiga-tiganya sukses.Tanpa 'bantuan' saya, adiknya yang
paling disayangi dan didambakan. Putra bapak yang sangat hebat sekali
lagi adalah kakak ku yang ke empat, namanya Mudhofir.<br />
<br />
4. Mudhofir<br />
Mas Dhohir ini sebenarnya kakakku yang ke lima, tetapi yang saya alami
dia adalah kakak ku yang ke empat, karena kakak pertama ku meningal
dunia ketika masih kecil dan saya belum lahir. Mas Dhofir kakak ku yang
hebat dan Bejo. Sejak sekolah PGA enam tahun bea siswa (dibiayai oleh
negara), waktu jadi pegawai (PNS), dibayar negara, bahkan sampai
sekarang. Sebelum menjadi pegawai, dia harus tes di tiga instansi, PT.
Perhutani, Pengangkatan guru Depag dan pegawai KUA. Dan hebatnya
ketiga-tiganya lulus. Tetapi beliau pilih pegawai KUA kecamatan. Dan
sampai puncak karier pensiun Kepala KUA kecamatan Wonokromo Surabaya.<br />
Perjuangan mas Dhofir ini lebih banyak dialami di masa-masa remajanya.
Karena dia harus membantu bapak mencari uang di zaman yang serba sulit.
Dia harus membantu jualan tikar keliling, jualan tembakau kerjasama
bapak dengan pak Ali Ridho di Lamongan, juga dagangan bapak yang
kerjasama dengan pak Srangi Njuwono, Kertosono. Seperti sabit, pacul dan
lencek. Juga di kala perkuliahannya di IAIN Kediri kandas, sehingga
harus bekerja kasar, sebelum diterima jadi PNS. Kakakku ini juga sangat
sayang dengan saya. Sejak saya mondok, kuliah dan sampai sekarang selalu
nyangoni (memberi uang kepada saya), memang dia adalah saudaraku yang
paling dermawan, kepada siapapun. Dia sangat mendukung pendidikan saya,
khususnya waktu saya kuliah S1 di Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel
Surabaya. Aku ikut ngrusuhi beliau sejak semester dua. Karena harus ikut
tinggal di kos-kosan nya yang sangat sempit. Bagaimana tidak sempit kos
satu kamar 'disingget' jadi dua, yang depan saya tempati dan yang
belakang beliau tempati dengan mbak komik istrinya yang Sholihah itu.
Sedangkan masaknya di teras kamar...rumah kontrakannya pak Suwono,
Kedung Baruk Rungkut lor Surabaya. Dari sini saya berangkat kuliah naik
sepeda pancal super sederhana, sedangkan sebelumnya saya berangkat dari
pondok sidoresmo, Wonokromo. Satu semester di Kedung Baruk, mas Dhofir
pindah kos di Barata jaya Bratang, itu juga saya ikut bersamanya.
Kontrakan rumah sosoran tetapi lebih panjang dan lengkap. Heranku aku
ini kok yo nekad, padahal tidurku di samping bawah ranjangnya mas
Dhofir. Sampai kemudian kira-kira Arsy Allah goncang gara-gara mas
Dhofir menangis, karena melihat saya kebanjiran dan akhirnya harus tidur
di atas meja tamu.<br />
5. Mahmudah<br />
Mbakyuku yang satu ini, sama dengan aku, tidak pernah menangi atau
mengalami masa kejayaan bapakku. Dia dan aku lahir dalam keadaan ekonomi
keluarga sangat memprihatikan. Bahkan yu Mahmudah satu-satunya anaknya
bapak yang lahir di desa Banjarsari Metro Lampung Tengah. Dalam keadaan
sangat miskin. Rumahnya gedhek dan jebol-jebol.<br />
Yu Mahmudah lahir di Lampung, tetapi masa kanak-kanaknya di Kelutan. Dan
di masa kanak-kanak itu pas ada wabah penyakit cacar,
Alhamdulillahirobbil beliau masih bisa sembuh, sekalipun bekasnya masih
kelihatan sampai sekarang. Karena beberapa saudara dekat kita tak
tertolong lagi. <br />
Yu Mahmudah sama dengan yu Nihayah, dapat suami kyainya atau ustadz nya
sendiri. Namanya pak Puguh, orang yang sangat Zuhud lagi sabar.
Sekalipun sudah agak tua, pak Puguh ini masih jejaka dan pinter ngaji.
Mbakyuku Mahmudah ini sukses, bisa menunaikan ibadah haji masih dalam
keadaan sehat. Tetapi suaminya sudah meninggal beberapa tahun
sebelumnya.<br />
Kelima saudaraku Alhamdulillah semuanya rukun sejak kecil. Kami semua
biasa makan bersama dan tidur bersama. Mereka semuanya menyayangi aku,
sebagai adik yang terkecil. Sejak saya mondok, mereka urunan membiayai
saya, bahkan urunan juga untuk memeriahkan resepsi pernikahan saya.
Dalam rangka berbakti kepada kedua orang tua, agar emak dan bapak tidak
repot dan susah mengurusi saya. Karena beliau berdua sudah tua dan tidak
bekerja... Alhamdulillah, semua saudaraku mempunyai anak dan cucu yang
sholih dan Sholihah, mas Imron (KH. Ali Imron Aqib, SH), mempunyai 4
orang anak, dua orang pria dan dua orang wanita. Yang kesemuanya sudah
mempunyai anak. Sedangkan jumlah cucunya ada 13 orang anak. <br />
Pak Ridho (Ali Ridho Aqib, SPd). Mempunyai 4 orang anak, tiga wanita dan
satu orang pria, yang kesemuanya sudah mempunyai anak. Sedangkan
cucunya juga 11 orang anak. Yu Nihayah (Nyai Hj. Nihayah Abdillah),
mempunyai tiga orang anak, dan semuanya pria. Semua sudah menikah,
tetapi anak yang paling kecil masih belum mempunyai anak. Dengan jumlah
cucu 5 orang anak. <br />
Mas Dhofir (KH. Mudhofir Aqib, M.Hi), mempunyai tiga orang anak, dua
wanita dan satu pria. Anak perempuan yang pertama mempunyai dua orang
anak yatim, karena menantunya mas Dhofir sudah meninggal dunia.
Sedangkan anak perempuan yang kedua sudah meninggal dunia, dengan
meninggalkan seorang anak perempuan. Jadi jumlah cucunya 3 orang anak.
Sedangkan anak bungsu mas Dhofir belum nikah.<br />
Mbakyuku Mahmudah anaknya tiga orang, dua perempuan dan satu laki-laki,
dan cucunya 7 orang anak. Sedangkan anak saya empat orang, satu
perempuan dan tiga laki-laki. Sedangkan cucu saya baru 1 orang anak
perempuan.</div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2235360314428911524.post-36362076415578691722019-05-25T14:13:00.003-07:002019-05-25T14:22:34.177-07:00Menanti Kedatangan Lailatul Qadar di Siang Hari <div style="text-align: center;">
Menanti Kedatangan Lailatul Qadar di Siang Hari </div>
<div style="text-align: center;">
Oleh; Kharisudin Aqib.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeMhHd_i-0xZiQgSU3qd6SQiGKK9MudnRdEar4ksbLrLVutTaReEyw4cTLrk7j8L7t2zA4Y7JbUoN0YsS3qyysDtPPJ9Xz-4j5q5Gac6QPgBM9ZmCm1tkPoQZaUgkIfOu4tDU1W5G6Bj4/s1600/IMG_20190505_080722%257E2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1267" data-original-width="939" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeMhHd_i-0xZiQgSU3qd6SQiGKK9MudnRdEar4ksbLrLVutTaReEyw4cTLrk7j8L7t2zA4Y7JbUoN0YsS3qyysDtPPJ9Xz-4j5q5Gac6QPgBM9ZmCm1tkPoQZaUgkIfOu4tDU1W5G6Bj4/s320/IMG_20190505_080722%257E2.jpg" width="237" /></a></div>
Sejarahnya terjadinya Lailatul Qadar<br />
Lailaitul Qadar terjadi dan dialami oleh Rasulullah saw, pada hari Senin, tanggal 21 Ramadlan, tahun 610 M. ketika beliau bertahannuts, di gua hira yang terus menerus (intensif).menjelang akhir bulan Ramadlan. Dan menjelang akhir malam. Ketika itu Nabi berusia 40 tahun. Tentang tanggal terjadinya, para ahli sejarah terjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang berpendapat tanggal 17 Ramadlan, sementara ada yang tanggal 21 Ramadlan (ini yang lebih kuat).</div>
<div style="text-align: justify;">
Tahannuts, adalah berdiam diri di tempat yang sunyi dan jauh dari keramaian manusia, dan nabi melakukannya di gua hira, sebuah gua kecil di atas gunung cahaya (jabal nur), sekitar 5 km arah utara kota Makkah. Tahannuts ini telah menjadi tradisi para nabi atau pencari kebenaran, bahkan juga masyarakat Arab, jika mereka menghadapi masalah-masalah penting. Untuk mendapatkan solusi dan jalan keluar, mereka melakukan tahannuts di gua-gua yang jauh dari keramaian kota.</div>
<div style="text-align: justify;">
Demikian juga Nabi Muhammad juga telah cukup lama punya kebiasaan melakukan tahannas, dan gua yang dijadikan tempat langganan beliau adalah gua hiro. Sebuah gua yang terletak di puncak jabar nur (sebuah gunung batu yang terletak sekitar 5 km arah utara kota Makkah). Gua ini posisinya sangat bagus, karena di samping tempatnya susah di dapatkan juga kebetulan bentuk dalam gua persisi menyerupai mihrob (pengimaman), dan di arah depannya ada celah yang lurus pandang menuju ke kabah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika menjelang malam ke tujuh belas bulan Ramadlan, Nabi sudah merasakan ke anehan-keanehan seperti alam lingkungannya menjadi asri dan bersahabat, bahkan rerumputan dan bebatuan menyalaminyi. Sampai akhirnya di waktu dini hari, beliau merasakan didatangi oleh seorang laki-laki yang berpakaian serba putih dengan rambut hitam pekat, yaitu Malaikat Jibril.</div>
<div style="text-align: justify;">
Malaikat Jibril itu menyapa beliau dan mengatakan bahwa ia adalah utusan Allah, untuk menyatakan bahwa dia (Muhammad ibn Abdullah), kini diangkat sebagai seorang Nabi (orang yang berhak mendapat akses ke alam rohaniyah).Malaikat intu menunjukkan selembar kertas yang berisi tulisan dan memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk membacanya, seraya berkata;</div>
<div style="text-align: justify;">
bacalah hai Muhammad sampai diulang tiga kali, nabi tetap menjawab, saya tidak bisa membaca. Baru kemudian malaikat tersebut membacakan tulisan yang ada di lembaran tersebut, yaitu kalimat yang ada pada ayat 1-5 surat al-alaq.</div>
<div style="text-align: justify;">
Nabi merasakan didekap oleh orang tersebut sampai nabi merasakan sesak nafas, dan gemetaran, dan kemudian Nabi pulang ke rumah sayyidah Khadijah masih dalam keadaan gemetaran dan kedinginan, dan minta diselimuti oleh istrinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ayat-ayat tentang Lailatul Qadar</div>
<div style="text-align: justify;">
Di dalam al-Quran hanya ada tiga term lailatul qadar, yaitu yang terdapat dalam</div>
<div style="text-align: justify;">
surat al-Qadar (97). Dan tidak ada lagi ayat lain yang memuat term tersebut.</div>
<div style="text-align: right;">
Allah SWT berfirman:</div>
<div style="text-align: right;">
<b>اِنَّاۤ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ</b></div>
<div style="text-align: right;">
<b>وَمَاۤ اَدْرٰٮكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ ۗ </b></div>
<div style="text-align: right;">
<b>لَيْلَةُ الْقَدْرِ ۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍ ۗ </b></div>
<div style="text-align: right;">
<b>تَنَزَّلُ الْمَلٰٓئِكَةُ وَا لرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْ ۚ مِّنْ كُلِّ اَمْرٍ ۛ </b></div>
<div style="text-align: right;">
<b>سَلٰمٌ ۛ هِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ</b></div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Artinya:</div>
<div style="text-align: justify;">
Sesungguhnya kami telah menurunkannya (al-Quran) pada lailatul qadar, (malam kemuliaan)[1593].</div>
<div style="text-align: justify;">
Dan tahukah kamu apakah lailatul qadar itu?</div>
<div style="text-align: justify;">
Lailatul qadar itu lebih baik dari seribu bulan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
[1593] Malam kemuliaan dikenal dalam bahasa Indonesia dengan malam Lailatul Qadr yaitu suatu malam yang penuh kemuliaan, kebesaran, karena pada malam itu permulaan turunnya al-Quran.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hadis Nabi tentang Lailatul Qadar</div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa pernyataan tentang lailatul qadar ini antara lain:</div>
<div style="text-align: justify;">
Abu Hurairah ra berkata: Ketika hampir tiba bulan Ramadlan Rasulullah saw bersabda: Kini telah tiba padamu bulan Ramadlan, bulan yang diberkahi, Allah mewajibkan atas kamu berpuasa, dibuka semua pintu surga, dan ditutup pintu-pintu neraka, dan dibelenggu setan-setan. Di dalam bulan Ramadlan ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, maka siapa yang tidak mendapatkannya berarti kecewa.” (HR. Ahmad dan An-Nasa’i).</div>
<div style="text-align: justify;">
Abu Hurairah berkata:</div>
<div style="text-align: justify;">
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من قام ليلة القدر ايمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه (رواه البخارى والمسلم).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang bangun di malam lailatul qadar, terdorong karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya di waktu lampau.” (HR. Bukhari-Muslim).</div>
<div style="text-align: justify;">
Aisyah ra berkata: Apabila Nabi memasuki malam-malam akhir (21-23-25-27-29) bulan Ramadlan, dari malam 21-30. Bangun semalaman suntuk dan membangunkan istri-istrinya, dan mengeratkan ikat pinggang. Biasanya Rasulullah saw, lebih rajin ibadahnya pada malam likuran bulan Ramadlan, lebih dari malam-malam lainnya. (HR. Muslim).</div>
<div style="text-align: justify;">
Hari Senin adalah hari lahirku, juga hari aku diutus (karena hari itu turunnya wahyu pertama). (al-Hadits).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
ANALISIS PSIKO-SUFISTIK</div>
<div style="text-align: justify;">
ATAS PERISTIWA LAILATUL QADAR</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Analisis Kebahasaan dan Historis</div>
<div style="text-align: justify;">
Secara kebahasaan dan historis, peristiwa lailatul qadar yang disebutkan dalam ayat 1, 2 dan 3, surat al-Qadar dapat disibak makna dan hakekat apa yang dimaksudkan dengan lailatul qadar, yang cukup misterius dan menjadi teka-teki yang akhirnya menjadi keyakinan yang seringkali terasa dipaksakan, karena tidak rasional. Kita kembali memakai rumus, al-ibrah bi umumil lafazh, laa bi khusushis sabab (makna dari arti umum lafad, bukan arti khusus sebab turunnya ajaran).</div>
<div style="text-align: justify;">
Lailatul qadar terdiri dari dua kata bahasa Arab, lailat/h (malam), al-qadar (ketentuan, ukuran, penentuan), sehingga lailatul qadar berarti malam ketentuan/malam penentuan. Sedangkan secara istilah, lailatul qadar berarti malam dimana Allah menurunkan para malaikat langit untuk mengurus berbagai persoalan kehidupan yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Sementara pemahaman umum adalah malam dimana Allah akan melipat ganda pahala amal perbuatan manusia sampai bernilai lebih baik dari seribu bulan. Sedangkan makna alternatif adalah suatu malam dimana Allah menentukan keadaan kejiwaan, pemikiran, nasib dan amal seseorang sampai terjadi perubahan pola piker dan sikap mentalnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Secara historis, lailatul qadar terjadi:</div>
<div style="text-align: justify;">
Nabi sudah berumur 40 tahun, umur dimana puncak kecerdasan spiritual mencapai masa klimaksnya yang pertama. Yang biasanya akan terjadi lagi pada umur 50 dan 60 tahun.</div>
<div style="text-align: justify;">
Nabi dalam kondisi dirundung duka memikirkan kerusakan moral masyarakatnya, secara terus menerus memohon petunjuk Allah akan kebenaran jalan hidup yang dapat membimbing masyarakatnya menuju jalan hidup yang benar dan diridlai Allah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Nabi dalam keadaan meditasi di gua hira, gua yang terletak di tempat yang sangat sulit dicapai orang, gua ini berbentuk persis menyerupai mihrab (pengimaman mushalla kecil), di tebing gunung hira 20 m dari puncak. Dan kebetulan gua ini membelakangi kabah persis, sehingga orang yang meditasi atau shalat di situ persis menghadap kabah, dan kebetulan lagi dinding belakangnya ada celah yang secara otomatis kabah terlihat dari situ.</div>
<div style="text-align: justify;">
Terjadi akhir bulan Ramadlan antara tanggal 17 dan atau 21 Ramadlan. Waktu dimana riyadlah (tirakat) atau tahannuts sudah dilaksanakan cukup lama. Riyadlah (tirakat), adalah proses pendewasaan spiritual, sebagaimana proses pengeraman telur untuk sebuah penetasan atau proses pengepompongan sehingga terjadinya metamorphose. Maka lailatul qadar ini, mungkin saja terjadi tanggal 17 Ramadlan karena Nabi memulai tahannuts sebelum masuk bulan Ramadlan, atau memang tanggal 21 Ramadlan karena Nabi memang memulai riyadlah awal Ramadlan. </div>
<div style="text-align: justify;">
Terjadi di akhir malam, menjelang fajar adalah waktu yang paling kondusif untuk terjadinya pencerahan. Karena secara etener waktu tersebut sangat kondusif untuk perjalanan bahasa dan suara batin, seperti;doa-doa, panggilan dan komunikasi batin (telepati), dan lain-lain yang bersifat spiritual, termasuk di dalamnya kemungkinan terjadinya kasyf (pencerahan).</div>
<div style="text-align: justify;">
Nabi merasakan gemetar dan keringat dingin, sampai pulang ke rumah istrinya. Dan pada kesempatan berikutnya istri Nabi mengajak nabi untuk berkonsultasi kepada rahib (Waraqah ibn Naufal) yang masih paman dari sidi Khadijah. Dan beliau meyakinkan bahwa yang menemui beliau di gua hiro itu adalah namus (jibril), malaikat yang membawa wahyu untuk para Nabi dan Rasulullah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lailatul Qadar adalah Kasyf Nabawi</div>
<div style="text-align: justify;">
Atas dasar analisis interdisipliner tersebut, maka dapat dikatakan, bahwa lailatul qadar adalah jenis kasyf nabawi, baik yang dialami oleh Nabi Muhammad sendiri (pada malam turunnya wahyu pertama), maupun yang dialami oleh umat Islam pada tanggal-tanggal likuran (20-30 Ramadlan), atas ketekunan an ketulusannya dalam menunaikan ibadah puasa adalah jenis kasyf nabawi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Karena lailatul qadar adalah termasuk dari jenis kasyf nabawi (positif), maka lailatul qadar adalah peristiwa individual psikologis. Artinya dialami, dirasakan secara perorangan dan bersifat kejiwaan. Bukan peristiwa komunal dan kosmologis sebagaimana pemahaman masyarakat umum. Lailtul qadar adalah pencerahan yang dialami dan dirasakan oleh orang yang menjalani riyadlah (latihan kejiwaan), dengan serius sebagaimana puasa di bulan Ramadlan dengan penuh keimanan dan ketulusan hati.</div>
<div style="text-align: justify;">
Karena Lailatul qadar adalah jenis kasyf nabawi, maka lailatul qadar tidak mungkin dialami oleh orang yang tidak melakukan riyadlah dengan niatan iimanan wahtisaaban dalam waktu yang sudah cukup lama (sekitar 20 harian). Karena lailatul qadar adalah pencerahan agung yang dapat merubah orientasi, motivasi dan sikap mental seseorang sehingga nilainya lebih baik daripada seribu bulan, maka lailatul qadar dapat diibaratkan sebagai metamorphose spiritual. </div>
<div style="text-align: justify;">
Kenapa ungkapan-ungkapan Nabi tentang lailatul qadar kok tampak bersifat komunal, kosmologis dalam arti; bahwa lailatul qadar adalah suatu malam yang akan melibatkan semua makhluk yang ada pada saat itu? Jawabannya adalah karena kebijakan nabi dalam mengkomunikasikan ajarannya kepada para sahabatnya. Nabi senantiasa berbicara dengan orang lain sesuai dengan kadar inteligensi orang yang diajak bicara. Pemahaman seperti itulah yang dapat difahami oleh masyarakatnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tanda-tanda alam yang syahdu, damai dan harmani adalah perasaan si penerima kasyf tersebut (lailatul qadar itu), tidak terjadi secara alamiah yang dapat dilihat dan dirasakan oleh semua orang, yang tidak sedang mengalami pencerahan itu. Karena kasyf tersebut yang akan menyelaraskan (harmonisasi) psikologis yang bersangkutan sehingga serasa indah alam sekitarnya dan bahkan berubah sama sekali kepribadiannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Lailatul qadar dicari di selama bulan Ramadlan saja, adalah karena bulan Ramadlan merupakan bulan riyadlah (latihan kejiwaan), bagi umat Islam. Ajaran Islam didesain dengan kelengkapan latihan kejiwaan, sebagai upaya harmonisasi integral kepribadian seorang muslim. Puasa Ramadlan dan semua sistem yang ada di bulan Ramadlan, adalah lembaga resmi pembinaan kejiwaan umat Islam, sehingga pada dasarnya latihan kejiwaan seperti di bulan Ramadlan juga dapat di lakukan di luar Ramadlan, demikian juga hasilnya, yakni menerima pencerahan yang disebut lailatul qadar.</div>
<div style="text-align: justify;">
Hampir semua tradisi ketimuran (Hindu,Budha,khong Huchu, Jawa, dll), mengenal tradisi tirakat (latihan spiritual) untuk mempersiapkan jiwa dan raga menerima tugas dan tanggung jawab sosial yang besar, dengan berbagai macam jenis puasa dan laku. Ada puasa patigeni, puasa mutih, puasa ngalong, ngrowot dan lain-lain. Dengan masa yang berfariasi, 3 hari, 7 hari 41 hari satu tahun dan sebagainya. Dengan menyedikitkan makan,minum, tidur dan sek, serta memperbanyak dzikir dan ibadah kepada Allah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan mengamalkan latihan spiritual yang sama dengan apa yang diajarkan oleh Rasullah, dalam rentang waktu yang sama akan memberikan dampak dan efek pencerahan yang tidak jauh berbeda, yakni kasyf nabawi yang akan mampu merubah kepribadian seseorang. Tetapi sudah barang tentu tidak sama kalam kaitannya dengan berbedanya kondisi sosiologis, antara bulan Ramadlon dan bukan bulan ramadlon.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kebaikan dan pahala yang sangat besar (lebih baik dari beramal seribu bulan) di luar malam itu, adalah karena beramal dalam keadaan kasyf adalah benar-benar (ikhlas, tulus dan masuk ke alam ketuhanan, maka sudah barang tentu diterima oleh Allah, yang nilainya lebih baik dari pada beramal seribu bulan di luar lailatul qadar, karena amal itu belum tentu diterima oleh Allah. Demikian juga ilmu yang diperoleh pada waktu kasyf itu manfaatnya dalam merubah perilaku dan sikap mental akan lebih baik daripada ilmu yang diperoleh melalui belajar biasa dalam waktu puluhan tahun, sehingga malam itu nilainya lebih baik dari pada seribu bulan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sehingga lailatul qadar dapat analogkan dengan malam menetasnya telur ayam dan bangsa burung, atau malam terjadinya metamorphose kepompongnya berbagai jenis serangga menjadi kupu-kupu dan sebangsanya. Malam perubahan yang sangat drastis, fantastis dan dramatis. Walaupun mungkin juga terjadi di siang hari, tetapi ini sangat jarang. Sehingga tidak dikenal istilah naharul qadar (siang penentuan). </div>
<div style="text-align: justify;">
Lailatul qadar akan merubah anatomi spiritual manusia, dari bentuk hayawani (kebinatangan), menjadi berbentuk malaikati. Dan dengan berubahnya bentuk anatomi seseorang, maka akan berubah pula makanan dan kegemaran rohaniyahnya. Sebagai makanan hewani dengan makanan malaikati. Yang semula kegemarannya bersifat materialistic menjadi gemar hal-hal spiritualistic.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Upaya Mendapatkan Lailatul Qadar yang Produktif</div>
<div style="text-align: justify;">
Agar dapat menggapai lailatul qadar yang lebih produktif, yakni selain mendapat manfaat uhrawi juga mendapat manfaat duniawi atau ijtimai (sosiologis) ka cara-cara konvensional, seperti ngambeng (shadaqah makanan di malam-malam ganjil bulan Ramadlan, itikaf di malam-malam ganjil tersebut dan juga mujahadah di malam-malam tersebut) adalah tidak cukup. Keseriusan puasa dan beramal di bulan Ramadlan tidak hanya pada malam-malam likuran, tetapi sejak awal bulan Ramadlan, bahkan sampai seterusnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bahkan keseriusan dan kesabaran dalam beribadah puasa di bulan Ramadlan harus di mulai sejak awal bulan Ramadlan, dengan;</div>
<div style="text-align: justify;">
Menjaga syarat rukunnya puasa,</div>
<div style="text-align: justify;">
Menjaga puasa dari hal-halnya yang membatalkan pahalanya puasa,</div>
<div style="text-align: justify;">
Menjaga tujuh anggota tubuh dari maksiat kepada Allah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Menjaga hati dari melupakan Allah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Menghayati bahwa puasa Ramadlan adalah forum pertapaan bagi umat Islam. </div>
<div style="text-align: justify;">
Syarat-rukun puasa adalah pengkondisian jiwa dengan meibatkan anggota badan, khususnya yang terkait dengan sumber energi seseorang, yaitu makanan dan minuman serta hubungan seksual. Dengan pembatasan pemenuhan kebutuhan tersebut, jasmani akan mengalami kelemahan dan kreatifitas rohani dan intelek akan menguat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="white-space: pre;"> </span>Hal-hal yang membatalkan pahalanya puasa adalah sebetulnya esensi dari makna puasa itu, menghindari dan menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan pahalanya puasa adalah puasanya jiwa. Dengan melaksanakan pauasanya jiwa, maka jiwa akan cepat mengalami kematangan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="white-space: pre;"> </span>Demikian juga menjaga anggota tubuh untuk tidak melakukan maksiat kepada Allah Allah adalah puasanya rohani.Dengan konsentrasi dari tiga anggota dasar kemanusiaan jasad, jiwa dan ruh, yang terkonsentrasi dalam taat kepada Allah dan senantiasa mengharap ridlo Allah, maka seseorang akan dapat mengalami pencerahan (kasyf) yang nilainya kebaikannya lebih baik dari seribu bulan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="white-space: pre;"> </span>Penghayatan bahwa bulan ramadlan adalah bulan pertapaan bagi umat islam adalah sangat penting. Bukan sekedar untuk kepentingan akhirat dan terlepas dari kepentingan duniawi. Konsep Islam bahwa dunia dan akhirat adalah dua alam yang tidak terpisah tetapi satu kesatuan. Semua amaliyah keislaman memiliki manfaat dua dimensi, yakni dunia-akhirat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="white-space: pre;"> </span>Konsep lailatul qadar yang produktif memiliki dampak dan menjadikan pribadi yang sholih secara spiritual dan sekaligus sholih secara sosial. Pribadi yang mengalami lailatul qadar akan berubah secara psikologis dan performentnya sebagai mana makhluk lain mengalami metamorfose, maka pada diri manusia disebut metamorphose spiritual.</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="white-space: pre;"> </span>Jadi badan spiritualnya-lah yang mengalami metamorphose, maka konsumsi spiritual dan kesenangannya juga mengalami perubahan yang sangat drastis dan fantastis. Sebagamana ulat yang telah berubah menjadi kupu-kupu. Semula ia senang daun muda dan bergerak melata, berupa menjadi senang madu dan bunga-bunga, sedangkan cara geraknya menjadi terbang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="white-space: pre;"> </span>Orang yang mengalami peristiwa lailatul qadar organ ruhaninya mengalami perubahan struktur maka konsumsi dan tabiatnyapun juga berubah. Yang semula kesukaannya makan daunmuda dan melata di tanah, akan berubah bergerak di alam angkasa dan makan madu (manisnya peribadatan dan pendekatan diri kehadirat Tuhan).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Implikasi Kasyf Nabawi Lailatul Qadar atas Perilaku Umat Islam</div>
<div style="text-align: justify;">
Pemahaman dan faham keagamaan sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku manusia, kareana memang perilaku adalah operasionalisasi atas pemikiran seseorang, dan pemikiran seseorang terbangun atas dasar pemahaman keagamaan atau idiologi serta filsafat hidup yang dipegangi oleh seseorang. Termasuk diantaranya adalah pemahaman tentang doktrin lailatul qadr. Lailatul qadr dengan pemahaman konfensional yang kosmologis (seolah-olah peristiwa yang melibatkan alam di luar diri manusia), dan massal (mengena pada semua orang), akan memiliki implikasi yang kurang proggressif. Sedangkan pemahaman yang proggressif dan rasional akan memiliki implikasi positif terhadap prilaku umat islam secara massal. </div>
<div style="text-align: justify;">
Pemahaman lailatul qadar yang rasional ini akan berimplikasi positif yang sangat besar, setidaknya adanya perubahan perilaku dan sikap mental setelah menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadlan. Karena kriteria suksesnya puasa Ramadlan adalah kembalinya kepada fitrah kemalaikatan pada diri manusia.</div>
<div style="text-align: justify;">
Karena jika seseorang mengalami kasyf yang merupakan buah dari keseriusannya dalam beribadah di bulan Ramadlan, maka ia akan memiliki perubahan mentalitas dan moralitas yang baru. Maka ia akan menjadi pribadi baru yang;</div>
<div style="text-align: justify;">
Spiritualis, artinya ia akan sangat peka terhadap isyarat-isyarat spiritual dari Allah swt. Ia adalah pribadi yang dapat merasakan nikmatnya peribadatan dan juga memiliki orientasi ruhaniyah dalam kehidupannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Humanis, artinya ia akan memiliki kepekaan social yang sangat baik. Pribadi humanis adalah pribadi yang sangat peduli terhadap kondisi nasib kemanusiaan, serta memiliki tenggang rasa yang tinggi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Harmonis, artinya ia akan menjadi pribadi yang memiliki keseimbangan antara komunikasi vertikal (dengan Allah), dan komunikasi horizontal (dengan sesama manusia). Ia akan dapat memiliki kepribadian think universally (berfikir luas) ackting locally (bertindak lokal). Ia akan memiliki jiwa seni dan ilmu secara seimbang.</div>
<div style="text-align: justify;">
Beretos kerja tinggi, orang yang mendapat pencerahan lailatul qadar, ia kan memiliki semangat berkarya, karena akan memiliki faham bahwa bekerja adalah ibadah, bekerja sesuai dengan profesinya adalah merupakan tugas utama hidup manusia sebagai khalifatullah di muka bumi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dirinya menyadari bahwa hidup adalah tugas untuk beramal yang sebaik-baiknya dan sebanyak-banyaknya.</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2235360314428911524.post-41675692187282348942019-05-20T18:54:00.000-07:002019-05-20T18:54:49.201-07:00Nabi Muhammad Profil Figur Teladan
<br />
<div class="post-body entry-content">
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjblgN3M-93luW_TFOu2acpv_jtjPVbQzDr4HRKjyb2il9l8fp11T_-6QKx6yETMkQ8MypjH0a0nei475jt64CgdeptBDZ7rA3GtXXc8H6aq8vZWf9TSV5_czooFKSVDD3vrobrV-hQyCii/s1600/kharisudin+aqib.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="607" data-original-width="1194" height="162" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjblgN3M-93luW_TFOu2acpv_jtjPVbQzDr4HRKjyb2il9l8fp11T_-6QKx6yETMkQ8MypjH0a0nei475jt64CgdeptBDZ7rA3GtXXc8H6aq8vZWf9TSV5_czooFKSVDD3vrobrV-hQyCii/s320/kharisudin+aqib.jpg" width="320" /></a><b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">A.
Muqaddimah.</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Umat
Islam, khususnya para pemimpin, pada tingkatan dan bidang apapun memiliki figur
contoh dan teladan yang sempurna dalam menjalani kehidupan, baik secara pribadi
maupun sebagai 'profesional' yaitu seorang anak manusia yang dilahirkan di
Padang pasir Saudi Arabia, di kota tua Makkah Al Mukaromah, yang bernama
Muhammad bin Abdullah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Beliau
adalah seorang suami, juga bapak, juga kakek yang sukses merintis karir dan
perjuangan mulai dari kerja buruh menggembala kambing orang kaya, buruh
menyirami kebun kurma dan anggur, menjualkan dagangan saudagar kaya dan menjadi
menejer kafilah dagang ke luar negeri. Sampai akhirnya menjadi seorang nabi,
Rasulullah, yang otomatis sebagai kepala agama dan kepala negara sekaligus,
yang jaya dan berkuasa penuh. Akhirnya menjadi manusia yang paling berpengaruh
di alam semesta.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Fenomena
umat Islam pada dasa Warsa sekarang ini adalah masa yang sangat memprihatinkan,
umat terpecah belah dan saling menghancurkan, di antara firqah-firqah dan
aliran-aliran politik dan pemikiran. Di berbagai negara Islam yang seharusnya
menjadi negara yang aman dan nyaman sebagai mana adanya di zaman kejayaan.
Justru kondisinya sangat pilu dan memprihatikan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kondisi
seperti ini menimbulkan pertanyaan dalam benak kita, bagaimana peran para
pemimpin kita, tidak bisakah mereka kembali membawakan keamanan dan kenyamanan
untuk bangsa dan negaranya ? Apakah mereka tidak bisa lagi memprofil diri
sebagai mana figur 'sempurna' tuntunan umat Islam yang sempurna lagi bisa
menyempurnakan, yaitu Rasulullah Muhammad Saw.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tulisan
ini sebagai usaha untuk menampilkan gambar figur pemberi solusi untuk semua
jenis persoalan, yaitu biografi Kanjeng Nabi Muhammad Saw.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">B.
Latar belakang kehidupan Sang Nabi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Nabi
Muhammad Saw dilahirkan di zaman jahiliah (abad kegelapan), peradaban rimbawi
yang berlaku di hampir seluruh penjuru dunia, khususnya di jazirah Arabia. Di
hari Senin tanggal 12 robiul Awwal tahun 571 m.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tahun
diserangnya Ka'bah (untuk dihancurkan) oleh Raja Abrahah dari Afrika, seorang
Nasrani yang mendirikan gereja yang megah agar bisa menyaingi popularitas
Ka'bah, tetapi tidak terwujud.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Muhammad
bin Abdullah, lahir sudah tidak ketemu dengan bapaknya. Sang ayah (Abdullah)
meninggal tatkala beliau masih baru dua bulan di kandungan sang ibu. Selama dua
tahun, sang bayi suci itu disusui dan di asuh oleh Ibu Halimah dari suku Bani
Sa'ad, suku Arab yang terkenal paling baik budi dan bahasanya. Kemudian diasuh
oleh ibundanya sendiri sampai umur 6 tahun. Ibunda sang calon nabi (Aminah),
wanita yang sangat amanah ini meninggalkan putra satu-satunya itu pada usia 6
tahun, sebagai praktis Muhammad kecil ini sudah yatim piatu ketika masih umur 6
tahun tersebut. Selanjutnya sang Nabi kecil diasuh oleh kakeknya (Abdul
Muthalib), selama dua tahun, dan di bawah asuhan pamannya (Abu Tholib), mulai
umur 8 tahun sampai beliau menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, seorang
janda yang kaya raya, saudagar (ekspor impor).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Muhammad
bin Abdullah, memiliki garis nasab dan silsilah kenabian yang agung dan suci.
Melalui bapak dan ibunya, sambung menyambung sampai kepada Nabi Agung Ibrahim
sang Abul Anbiya' (bapak para nabi), Melalui Nabi Asmail As. Walaupun hidup di
era jahiliah dan kaum penyembah berhala, seluruh jalur lurus dari pihak bapak
dan ibunya, serta pengasuhnya terdiri dari orang-orang yang beragama hanif,
bersih dan penyembah berhala dan perzinaan. Beliau pernah bersabda "saya
punya 500 ibu, semua nya bersih dari perzinaan dan penyembahan berhala".
Kakek dan paman yang mengasuh beliau adalah ketua takmir Masjidil haram. Tokoh
agama yang paling dihormati di kalangan masyarakat Arab pada saat itu. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">C.
Pendidikan Calon Nabi.</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Muhammad
bin Abdullah, sang kandidat Nabi dan Rasulullah Saw juga super leader,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>mengalami proses pendidikan kehidupan dan
karakter yang sangat berat. Sekalipun tidak dalam bentuk pendidikan formal. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Masa
balita Muhammad pada usia dini dua-tiga hari sampai usia sempurna dua tahun,
beliau disusui oleh Ibu Halimah di sebuah kampung suku Sa'ad yang terkenal
dengan keaslian bahasa Arabnya. Juga dengan<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>kehalusan budinya. Ibu Halimah sesuai dengan namanya, beliau juga
berkepribadian yang Halim (sederhana, halus Budi lagi santun).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Penitipan
bayi untuk disusukan pada "profesional" dari kalangan orang desa
adalah merupakan adat dan tradisi dari masyarakat elit Arab (suku Quraisy) pada
saat itu.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Di
masa pendidikan usia dini (paud) ini dan di bawah susuan dan asuhan Bu Halimah
as Sa'diyyah sang calon rasul,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>mengalami
operasi spiritual (tazkiyatun nafsi) yang pertama, yang dilakukan oleh malaikat
Jibril. Ketika Muhammad kecil lagi bermain dengan saudara sesusuan putra Ibu
Halimah. Dengan bentuk animasi yang dilihat dan dirasakan oleh beliau seperti
dibelah nya dada dan didicucinya jantung hati beliau, serta diisinya dada
dengan betu permata dan mutiara. Sehingga beliau semenjak itu telah memiliki
jiwa yang bersih dan hikmah dan kearifan yang luar biasa.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Setelah
selesai masa penyusuan, pendidikan sang calon rasul, dilanjutkan oleh ibunya
sendiri berada dengan kakeknya. Keduanya sangat sayang kepada Muhammad kecil
ini. Siti Aminah, sang ibu adalah penanam pertama dan utama. Sebagai mana
namanya sang ibu ini seorang yang sangat amanah, karena itulah pada diri nabi,
semenjak kecilnya, sudah populer digelari dengan Al Amin, karena memang
beliaulah orang yang paling amanah di muka bumi ini. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Ibunda
ini juga yang mengajarkan berbakti kepada orang tua. Diajaknya beliau berziarah
ke makam bapaknya (Abdullah suami Aminah), putra Abdul Muthalib yang paling
disayang oleh bapaknya. Di daerah perkampungan antara perjalanan Makkah dan
Madinah, di Desa Abwak.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Dan ibunda
tercinta ini meninggal dunia dalam perjalanan pulang dari ziarah ini. Sehingga
Muhammad kecil ini lengkap menyandang gelar yatim piatu ketika beliau masih
berumur delapan tahun. Beliau yang sangat halus budi ini terpukul berat dengan
kenyataan ini, bahkan beliau sampai mengalami shock dan sakit panas sampai tak
sadarkan diri sekitar 2 atau 3 hari. Dan inilah pelajaran hidup yang paling
membekas di dalam jiwa manusia yang paling mulia ini, pelajaran tentang rasa
cinta dan kemanusiaan.</span></div>
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Setelah
meninggalnya Ibunda tercinta Muhammad kecil diasuh oleh kakeknya yang sangat
mencintainya. Usia beliau pada saat itu baru 6 tahun. Abdul Muthalib, sang
kakek ini orangnya sangat bijaksana, beliaulah yang memberi nama cucunda
tercinta ini dengan nama yang sangat tepat dan filosofis "Muhammad"
yang artinya orang yang terpuji, sebagai bentuk dhohir yang melengkapi nama
"azali" nya yang telah diberikan oleh Allah SWT "Ahmad"
yang artinya suka memuji atau berkecenderungan di dalam hal-hal yang terpuji.</span><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sang
kakek inilah yang menorehkan psikologi ke'arifan di dalam jiwa sang Nabinya
Akhlak mulia,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>yang akhlaknya adalah Al
Qur'an. Ditanamkannya dengan penuh cinta kasih, sebagai cucu tercinta yang
orang Jawa punya istilah 'gantelane ati" (tambatan hati). Karena sang cucu
ini adalah anak dari putra kesayangannya (Abdullah) yang meninggal dunia di
usia muda (+-18 tahun), di kala sang calon nabi masih berusia 2 bulan di
kandungan ibunya. Muhamad berada di bawah asuhan sang kakek selama dua tahun.
Selanjutnya beliau amanahkan langsung dan khusus Muhammad kecil ini kepada
putranya yang paling sholih, yang bernama Abu Tholib, paman nabi sekaligus
bapaknya sang ksatria agung Ali bin Abi Tholib, karromallaahu wajhahu. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Semenjak
usia 8 tahun, setelah meninggalnya sang kakek, Muhammad kecil berada di bawah
asuhan dan pendidikan sang paman "Abu Tholib". Seperti halnya bapaknya,
Abu Tholib mengasuh keponakan dengan penuh kasih sayang, sebagai mana mengasuh
putra sendiri. Abu Thalib senantiasa mengajarkan kemandirian, tanggung jawab
dan sikap kesatria. Dilibatkannya sang keponakan dalam berbagai bentuknya
kehidupan. Mulai dari kehidupan rumah tangga, bekerja mencari nafkah, membela
suku bangsa,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dan kehidupan beragama.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Bersambung
insya Allah...</span></i></div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2235360314428911524.post-19379596761405196662019-05-07T23:33:00.001-07:002019-05-07T23:52:14.406-07:00Belajar Tasawuf dengan Bahasa Milenial<div style="text-align: center;">
<u><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="font-size: large;">Belajar Tasawuf dengan Bahasa Milenial</span></span></u><br />
<b>Oleh: Kharisuddin Aqib</b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIFcH9OHLlmkVCl9sMCvRSYkIbQLO704be9acS1NMExvFgH-MACzPBf1GfSDZfmCZo3R1OqwdKXZOB0OJziCMCbyrF1imOiOgRWnM9W2q5XDP9a5hAzavfSNhjdpYwbRW05dCnGqo7xWX9/s1600/kharisudin+aqib.jpg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="824" data-original-width="586" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIFcH9OHLlmkVCl9sMCvRSYkIbQLO704be9acS1NMExvFgH-MACzPBf1GfSDZfmCZo3R1OqwdKXZOB0OJziCMCbyrF1imOiOgRWnM9W2q5XDP9a5hAzavfSNhjdpYwbRW05dCnGqo7xWX9/s320/kharisudin+aqib.jpg" width="225" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>A. Pengantar</b><br />
Tahun 2000-an adalah era milenium ketiga. Era ini didominasi oleh menguatnya peran dan fungsi teknologi informasi, serta filsafat informatika. Sehingga informasi dan ilmu pengetahuan membanjiri semua daratan, lautan dan dirgantara. Dengan informasi antara 'barat' dan 'timur' telah menjadi satu. Dan dengan informasi dunia dan akhirat menjadi satu, serta dengan informasi pula jasmani dan rohani kini telah menjadi satu. Dan informasi itulah ilmu. Sehingga terbuktilah sabda Sang Nabi; <br />
<i><b>"Man arodad dun ya, fa'alaihi bil 'ilmi, wa aroodal akhiroh fa'alaihi bil'ilmi, wa man aroda Huma fa'alaihi bil'ilmi"</b></i>.
Dan teknologi informasi adalah teknologi untuk mendapatkan,
mengembangkan dan menyebarkan ilmu tersebut. Termasuk di dalamnya adalah
ilmu keruhanian dalam Islam (TASAWUF).<br />
Di era milenium ketiga ini barat telah mendapatkan hidayah Allah SWT.
Bahkan 'matahari' telah terbit dari barat. Sehingga di era ini kebenaran
risalah (surat) yang dibawa oleh para rasul menjadi tampak begitu
jelas. Ilmu para nabi seakan - akan bisa kita dapatkan dan kita nikmati.
Termasuk di dalamnya ilmu lempit bumi dan lorong waktu (eskatologi).<br />
Ilmu yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada Nabi Adam as masih
tersimpan di Baitul Izzah (rumah data), di langit dunia di atas planet
bumi. Tekhnologi informasi milinial adalah 'qalam' untuk menuliskan,
menggambarkan dan merealisasikan ilmu Allah yang telah diturunkan di
alam semesta ini. Yang berupa ilmu dhohir (eksoterik), syariat dan
pengetahuan alam semesta. Sedangkan hakekatnya ilmu (bukan tentang ilmu
hakekat) atau ilmu keruhanian, atau ilmu tasawuf, sistem transmisinya
tetap menggunakan teknologi informasi kenabian, dan tidak bisa diperoleh
dengan tekhnologi informatika Milenial. Tetapi keduanya ada kesamaan
cara kerja. Sehingga dapat dikatakan, bahwa teknologi informasi Milenial
adalah bayangan atau gambaran teknologi informasi kenabian.<br />
Dan tulisan saya ini, in syaa'a Allah akan menjelaskan tentang ilmu
tasawuf dengan bahasa atau pendekatan ilmu informatika, sehingga tulisan
saya ini bisa dikatakan sebagai Ilmu Mustiko- Informatika.<br />
<br />
<b>B. Istilah Praktis dan Pengertiannya.</b></div>
teknologi informasi, serta filsafat informatika. Sehingga informasi dan
ilmu pengetahuan membanjiri semua daratan, lautan dan dirgantara. Dengan
informasi antara 'barat' dan 'timur' telah menjadi satu. Dan dengan
informasi dunia dan akhirat menjadi satu, serta dengan informasi pula
jasmani dan rohani kini telah menjadi satu. Dan informasi itulah ilmu.
Sehingga terbuktilah sabda Sang Nabi; <br />
<div style="text-align: justify;">
<b> </b> </div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>Organ Komputer dan Organ Manusia.</b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
a. Fisik Jasmaniah.</div>
<ul>
<li> Cessing = pakaian pembungkus dan penghias diri manusia.</li>
<li> Hardware = perangkat keras atau fisikal manusia, seperti otak, kepala, dada, badan dll.</li>
<li> Des box = kepala, sebagai wadah perangkat keras yang utama.</li>
<li> Prosesor = otak sebagai pemrosesan data pengetahuan dan ketrampilan.</li>
<li>Hardisk/SSD = sama juga terletak di otak tapi berfungsi sebagai memori penyimpanan data ingatkan manusia. </li>
<li>Desktop = dada sebagai tempat layar tampilan menu, aplikasi, karakter, Nafs, qalb, ruh dll. Juga kondisi psikologis.</li>
<li>Antena dan alat sensor = peralatan panca indera (mata, telinga, lidah, kulit, dan hidung). </li>
<li>Alat sistem energi = sistem pencernaan makanan, peredaran darah, dan pernafasan. Juga hormonal.</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
b. Perangkat non Fisik dan Ruhaniah.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Software = perangkat lunak, atau organ kerohanian, seperti nafs, qalb, ruh dll.</li>
<li>Soft being = wujud lembut, atau ruh yang belum bersama dengan jasad.</li>
<li>Soft system' = sistem kerja keruhanian menyeluruh di dalam tubuh, atau jiwa atau nafs.</li>
<li>Software Aqal = aplikasi kesadaran indrawi neorologis. </li>
<li>Software Nafs = .aplikasi keruhanian untuk kesadaran intelektual indrawi, atau disebut Lathifatun nafsu.</li>
<li>S.Qalbi = aplikasi sistem kesadaran emosional paling luar, atau disebut Lathifatul qalbi.</li>
<li>Software Ruhi = sistem aplikasi kesadaran emosional tingkat dua yang bersifat intuitif, biasa disebut Lathifatur ruhi.</li>
<li>Software Sirri = aplikasi sistem kesadaran spiritual tingkat dasar, yang biasa disebut Lathifatus Sirri.</li>
<li>Software khofi = sistem kesadaran spiritual tingkat dua, yang biasa disebut Lathifatul khofi.</li>
<li>Software Akhfa = aplikasi sistem kesadaran spiritual tingkat tinggi, biasa disebut Lathifatul Akhfa.</li>
<li>Softwer Qalab = aplikasi sistem kesadaran menyeluruh (fisikal,
intelektual, emosional dan spiritual) sekaligus. Kesadaran ini
terkonsentrasi pada otak tengah (messen cefalon) manusia. Dengan
wilayah luar ubun-ubun kepala.</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>C. Memahami Sistem Tranmisi Keilmuan.</b><br />
Dalam kajian ini (Mustiko Informatika), keilmuan semuanya berasal dari
Allah yang maha berilmu (Al 'Alim). Dia memancarkan ilmu-Nya dengan cara
emanasi (pancaran), seperti matahari memancarkan sinarnya atau atau
lampu memancarkan cahayanya, atau seperti pemancar TV, radio, maupun
satelit dan provider memancarkan sinyalnya.<br />
Allah, sebagai Al Khaliq (Sang pencipta), menciptakan media informasi
dan komunikasi untuk semua makhluk atau ciptaannya, berupa alam semesta,
berupa taburan dzarrah (partikel cahaya) di seluruh wilayah
kekuasaan-Nya (dairotul imkan). <br />
Allah sebagai Al Mudabbir (desainer) memprogram sistem informasi dan
komunikasi. Allah sebagai Al Badi' menghiasi seluruh perangkat alat
komunikasi dan informasi dengan sangat indah dan menakjubkan. Allah
sebagai Al Kalim mengkomunikasikan informasi dan ilmu, khususnya kepada
Sang khalifah (wakil-Nya) di alam semesta, Yakni manusia. Yang merupakan
profil figur 'sempurna' sebagai gambaran DIA yang Maha Kuasa. Karena
memang manusia diciptakan sebagai gambaran Al-Rahman.<br />
Pancaran ilmu, energi, dan daya Allah (Al Faydl Al Robbani), melalui
dzarrah yang ditransformasikan sebuah energi hidup (bio energy), supra
sonik dengan gelombang cahaya super pendek yang sebut malak atau
malaikat, yang bersifat spesifik dan profesional dalam tugas dan
fungsinya. Mereka para malaikat sebagai utusan Allah di alam metafisika
(alam ghaib), sebagai mana Rasul adalah utusan Allah di alam dunia
fisik (alam syahadah).<br />
<i><b>Al Faydl Al Robbani </b></i>ditransformasikan oleh malaikat secara
profesional kepada makhluk-Nya yang support sesuai dengan jenis Faydl
dan kesesuaian kebutuhan sang makhluk. Dan manusia adalah makhluk yang
memiliki antena tertinggi ('aql) dalam menerima Faydl Robbani yang
berupa ilmu. Manusia juga telah dilengkapi oleh Allah SWT hardware
keilmuan yang disebut otak dengan lebih satu triliun jaringan seluler
biologis. Aktifasi otak manusia, khususnya otak tengah, akan memancarkan
sinyal-sinyal biologis sehingga bisa menerima sinyal Faydl Robbani,
khususnya yang berupa ilmu dan intuisi (Ilham atau Wahyu). Dengan
tafakur (berfikir yang mendalam) dan tadzakur (mengheningkan Sang
Pencipta yang mendalam), sinyal kerohaniannya akan memancar keluar
terkoneksi dengan Faydl Robbani.<br />
<br />
<b>E. Manusia - manusia ber 'anten' Spiritual.</b><br />
Orang-orang yang memiliki sinyal yang aktif pada hakikatnya adalah
seorang yang yang memiliki antena spiritual (lubbun, jamaknya albaab).
Mereka para pemilik lubbun (Ulul Albab) adalah orang-orang yang memiliki
antena spiritual yang aktif. Mereka adalah terdiri dari para nabi, wali
(Filosof maupun Sufi), atau para mistikus dan ahli kebatinan.<br />
Mereka mendapatkan ilmu pengetahuan dengan cara hudluri (menghadirkan
ilmu pengetahuan) kepada sinyal yang dipancarkan oleh lubbun (antena
spiritual) dari dalam aplikasi keruhanian software ruh (Lathifatur
ruhi). Dengan mengheningkan cipta, menyedikitkan makan dan tidur, antena
spiritual akan aktif dan menguat. Sehingga sinyalnya akan tersambung
dengan sinyal akal ke sepuluh (malaikat Jibril). Berbeda dengan manusia
biasa penduduk bumi. Mereka mendapatkan ilmu pengetahuan dengan
mempergunakan panca indera dan akal intelektual, serta emosionalnya.<br />
Sehingga ilmunya disebut ilmu kasbi (usaha fisikal). Sedangkan ilmu
pengetahuan yang didapatkan dengan cara hudluri (spiritual), adalah ilmu
hikmah (ilmu hakekat atau ilmu filsafat). Sebuah pengetahuan konklusif
(induk dan inti pengetahuan) yang dapat diuraikan dengan panjang lebar
dengan referensi dan dalil fenomena alam semesta.<br />
<br />
Bagi para Nabi kelas tertinggi (Rasulullah yang Ulul Azmi), maka
pengetahuan yang didapatkan bisa jadi sangat detail, riil dan alamiah.
Ada yang bersifat seperti video, audio, dan gambar atau bayangan dan
cahaya simbolik dan mereka Faham di dalam hatinya. Tetapi kebanyakan
yang didapatkan oleh para waliyullah biasa adalah bahasa Ruhani yang
berupa intuisi (Ilham) didapatkan melalui mimpi di waktu tidur. Dan
impian yang dialami oleh orang yang sholih adalah bagian dari 60 macam
jenis Wahyu kenabian.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>F. Istilah-istilah Praktis Sufistik Informatikal.</b><br />
Ada tiga metode agar seorang manusia bisa sambung (wushul atau
terkoneksi) dengan Allah SWT, Yaitu; metode takhalli, tahalli dan
tajalli.<br />
<i><b>1. Takhalli</b></i> atau mengosongkan diri atau membersihkan diri
(tazkiyatun nafsi atau self scanning), yaitu menghilangkan sifat,
perasaan, keinginan dan bahkan pikiran, yang buruk menurut ajaran agama
Islam. Baik yang bersifat permanen maupun yang lintasan pikiran saja.
Dengan cara menyedikitkan makan, minum dan tidur atau perbuatan lain
yang bisa meningkatkan dorongan syahwat (keinginan) dan ghodhob (emosi).<br />
Atau kegiatan konsentrasi khusus meniadakan ingatan dengan dunia (semua hal yang selain Allah).<br />
Kegiatan ini akan berdampak pada bersihnya kabel ruhaniah kita, sehingga
koneksi dengan Allah akan menjadi semakin jernih dan cepat. Proses
Takhliyah atau self scanning terhadap kabel ruhaniah yang terbungkus di
dalam badan jasmani kita. Lapisan kabel ruhaniah ini harus dibersihkan
terlebih dahulu dari isolator yang menjadi pembungkus nya. Mulai lapisan
paling luar (material najis dan hukum najis, hadats, dosa-dosa, dan
penyakit ruhaniah). Proses riil self scanning yang paling efektif adalah
dengan dzikrullah, khususnya dzikir Sirri atau dzikir khafi yang
difokuskan pada tombol aplikasi ruhaniah tertentu.<br />
<br />
<i><b>2. Tahalli</b></i> atau menghiasi diri dengan akhlak dan atau amaliah yang utama yang disunnahkan oleh Rasulullah.<br />
Tahalli adalah sebuah metode untuk bisa wushul atau connecting dengan
Allah SWT. Tahalli atau menghiasi diri dengan akhlak dan atau amaliah
yang utama lagi mulia. Maksudnya seorang salik atau murid (orang yang
ingin mendekatkan diri atau menemui Allah), dengan memfokuskan diri dan
mengistikomah diri untuk berakhlak dan beramal shaleh, khususnya Amaliah
yang telah menjadi Sunnah Rasulullah Saw. Dengan metode tahalli
keburukannya juga akan hilangnya, sehingga dia akan dekat dengan Allah
dan dicintai oleh Allah, Rasulullah dan juga orang-orang yang shaleh
yang ada di sekitarnya. Dengan beramal dan berakhlak mulia secara
istiqamah, seorang salik (seorang yang berjalan menuju Allah), akan
bersinergi, terkoneksi dengan Allah yang maha suci dan maha baik.
Misalnya, selalu menjaga kesucian diri (daimul wudlu'), selalu sholat
Sunnah, selalu qiyamullail dll.<br />
<i><b>3. Tajalli</b></i>, memperjelas diri dengan akhlak Rabbani (akhlak
ketuhanan). Tajalli sebenarnya lebih tepat jika anggap sebagai hasil,
bukan metode. Yakni, jika seseorang telah menerapkan takhalli dan
tahalli, pasti akan tajalli (dia akan berkarakter seperti karakter
Allah, seperti arrahman (pengasih), arrahiim (penyayang), Al quds
(suci), dll. Juga dia akan sangat faham akan sifat-sifat dan karakter
Allah yang terpancarkan di alam semesta. <br />
Tetapi tajalli juga dapat digunakan sebagai metode, yaitu usaha maksimal
untuk berakhlak mulia secara istiqamah meniru akhlaknya Allah dan
rasul-Nya. Dengan demikian seseorang akan bisa merasakan kebersamaannya
dengan Allah SWT. Juga menjadi bayangan atau cerminan Allah SWT.<br />
<br />
<b>G. Cara Belajar Tasawuf dalam Tradisi Para Sufi.</b><br />
Ilmu tasawuf atau tasawuf sebagai ilmu adalah dalam kategori ilmu
praktis artistik (seni) dengan standar rasa (dzauq), bukan praktis
scaintifik (ilmiah) dengan standar rasio. Oleh karena itu ilmu tasawuf
memiliki paradigma dan tehnik tersendiri dalam tatacara untuk
menguasainya. Sebagai mana halnya ilmu kesenian, seperti seni musik,
seni lukis dan seni sastra. <br />
Secara tradisional (Sunnah Rasulullah dan para salafus sholih) adalah sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<i><b>1. Mencari guru pembimbing (Mursyid).</b></i><br />
Berusaha keras dan berdoa (memohon kepada Allah SWT), untuk mendapatkan
guru pembimbing. Seseorang yang dapat menuntunnya berjalan di jalan
Allah dan menuju kepada-Nya. Sebagai mana para sahabat mencari
Rasulullah. Tanpa guru pembimbing sangat dikawatirkan dibimbing oleh
hawa nafsu dan setan laknatullaah.<br />
Guru pembimbing (Mursyid), adalah manusia hidup, yang mendapatkan hak dan mandat dari Mursyid sebelumnya untuk menjadi Mursyid.<br />
Guru Mursyid bagi para murid ibaratnya seperti repiter (pemancar ulang),
sehingga seorang murid mendapatkan sinyal kuat untuk berkomunikasi
dengan Allah SWT. Juga bisa diibaratkan sebagai stop kontak yang menjadi
colokan listrik, untuk charging untuk mengisi baterai ruhaniahnya.
Mursyid juga bisa diibaratkan sebagai imam sholat bagi makmumnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>2. Berbai'at di hadapan Guru Mursyid.</b></i><br />
Setelah menemukan guru pembimbing (Mursyid), dengan kreteria umum yang
disepakati, memiliki silsilah yang bersambung sampai dengan Rasulullah
sebagai Mursyid dan ajarannya tidak bertentangan dengan syariat dan
Sunnah Rasulullah. Juga kemantapan pribadi, karena akhlak dan
keilmuannya, selanjutnya seorang murid berjanji setia (bai'at) sebagai
murid. Setia untuk ta'at dan setia untuk istiqamah mengamalkan
ajarannya. Berbai'at tidak semua secara sharih (jelas dengan kata-kata),
seringkali kehadiran di hadapan Guru untuk minta diajari dzikir atau
ilmu tasawuf, berarti sudah dianggap bai'at, sehingga diajari
dzikrullah. Bai'at ini sangat penting dan menentukan kesuksesan
seseorang dalam meniti jalan kehidupan spiritual seseorang, khususnya
kenaikan tingkat maqomatnya (kedudukan spiritual).<br />
Dengan berbai'at seorang telah mengikatkan jiwa atau ruhani kepada jiwa
dan Ruhani gurunya. Dia akan berjalan dengan naik dan turun dalam
perjalanan Ruhani bersama dengan guru nya. Tanpa bai'at maka tidak ada
pertalian resmi diantara keduanya. Sehingga kemungkinan sangat kecil
akan terjadi sebuah perjalanan ruhani, juga perubahan Kwalitas akhlak
dan keruhaniannya.<br />
<br />
<i><b>3. Menerima pengajaran dari Guru Mursyid.</b></i><br />
Langkah ketiga dari belajar tasawuf menurut tradisi para sufi adalah
menerima pengajaran dari guru mursyid (talqin). Dalam tradisi Jawa
disebut "diwejangan".<br />
Pengajaran guru mursyid (talqin dzikir), sangat penting bagi seorang
murid. Karena talqin atau pengajaran oleh mursyid dapat dianalogikan
sebagai proses install aplikasi dzikir. Dengan talqinnya mursyid,
seorang murid bisa berdzikir secara istiqamah. Talqin dzikir secara
tradisional ibarat penyulutan api pada sumbu lampu hati kita oleh
seseorang yang telah membawa api suci dari Rasulullah. <br />
Seorang murid harus membuka pintu hatinya untuk menerima pengajaran dari
guru mursyidnya, dengan senang hati, cinta kasih dan penuh harap.
Bahkan berkeyakinan positif, bahwa tanpa pengajaran dan bimbingan dari
guru mursyidnya, dia tidak akan sampai kepada Allah. Talqin juga
berfungsi sebagai pembersih kotoran jiwa yang paling keras, juga sebagai
pencabut akar akhlak buruk dan penanaman bijih kalimat thoyyibah yang
tentunya akan menumbuhkan pohon akhlak yang terpuji. <br />
Proses talqin ini harus difoto dan diabadikan di dalam hati atau ingatan
seorang murid. Karena foto guru pembimbing di dalam batin seorang
murid adalah ruhaniahnya guru itu sendiri. Sehingga mengingat nya
berarti adalah menyambungnya.<br />
Tanpa talqin dari sang mursyid seorang murid tidak memiliki bijih
kalimat thoyyibah yang bisa menumbuhkan pohon akhlak mulia. Atau seperti
orang yang lampu hatinya tidak menyali. Atau seperti orang yang mau
membuka hp tetapi tidak mempunyai pass word atau kode pembukanya.<br />
<br />
<i><b>4. Mengamalkan dan mushohabah dengan Guru Mursyid.</b></i><br />
Langkah selanjutnya metode belajar tasawuf dalam tradisi para sufi
adalah mengamalkan ajaran dan mushohabah dengan Guru Mursyidnya.
Artinya, seorang murid yang telah diberikan pengajaran atau wejangan
atau talqin, selanjutnya harus mengamalkan ajaran mursyidnya dengan
yakin, penuh harap dan istiqamah.<br />
a. Mengamalkan ilmu wejangan dan talqin dari guru mursyidnya.<br />
Pengamalan ilmu harus sesuai dengan pengajaran dari sang mursyid,
persis. Tanpa perubahan dan tafsir sama sekali. Dengan dasar mahabbah
(cinta) dan husnudhon (prasangka baik), atas kesempurnaan sang guru. Di
samping itu, pengamalan ajaran diperjuangkan untuk bisa istiqamah
(komitmen dan konsisten). Presisi dan keistiqomahan dalam pengamalan
ajaran sang guru oleh seorang murid akan sangat menentukan keberhasilan
seseorang mencapai target pendidikan. Yakni terjadinya perubahan
karakter (akhlak) seseorang. Dari akhlak yang tercela (madzmumah)
berubah menjadi akhlak yang terpuji (mahmudah). Dengan sistem gradual
(bertahap), dari maqab ke maqom yang lebih tinggi, sehingga sempurna
sebagai gambaran Al Rohman (shuroti Ar Rahman). Sehingga menjadi bahagia
yang hakiki. Jasmani dan rohani, dunia dan akhirat.<br />
b. Mushohabah dengan Guru Mursyid.<br />
Murid yang Shodiq (bener), akan mengikuti tradisi para sahabat
Rasulullah Saw. Yakni menemani Rasulullah di dalam suka dan dukanya
kanjeng rasul. Karena Rasulullah adalah bapak ruhaninya, atau stop
kontak tempat nge-charge energi batinnya, atau WiFi dan repiter untuk
mendapatkan sinyal ketuhanan yang akan menyambungkan ruhaninya dengan
yang maha kuasa.<br />
Berdasarkan intensitas hubungan para sahabat dengan Rasulullah, dapat
dikelompokkan menjadi empat, kelas, yaitu ; kelas, a, b, c, dan d.<br />
Kelas a, para sahabat yang menemani Nabi Full Time, bahkan mereka
tinggal di serambi masjid Rasulullah, mereka adalah ahlus suffah. <br />
Kelas b, adalah para sahabat yang selalu menemani sang Rasul setiap
pengajian dan jama'ah sholat lima waktu. Mereka berangkat dari rumah
masing-masing.<br />
Kelas c, adalah para sahabat yang menemani sang Rasul ketika beliau dalam kerepotan atau kegiatan perjuangan tertentu saja. <br />
Kelas d, para sahabat yang menemani sang Rasul hanya pada kegiatan rutin
tertentu, mingguan, bulanan atau tahunan. Bahkan ada yang hanya sekali
saja bertemu dengan beliau selama hidupnya. Bagi murid yang Shodiq guru
pembimbingnya adalah WiFi dan tipiter kepanjangan jaringan seluler
(silsilah ruhaniah) dari Rasulullah Saw. Sehingga sang murid selalu
berusaha untuk mendekatkan diri dan bersama-sama dengan sang mursyid.
Agar kedekatan dan kebersamaan murid terhadap sang guru memberi manfaat
yang besar bagi murid (mendapatkan barokah), yang berupa pancaran cahaya
ilahi, maka sang murid harus selalu menjaga adab yang baik, sebagai
mana para sahabat beradab kepada Rasulullah. Yang secara garis besar
adalah hurmat (memuliakan), ta'dhim (mengagungkan), dan khidmat
(melayani), terhadap sang guru dan apa saja yang terkait dengannya.
Keluarga, harta benda dan juga kehormatannya. Dengan penuh rasa cinta.<br />
<br />
<i><b>5. Keutamaan Belajar Tasawuf versi Para Sufi. </b></i><br />
Belajar ilmu tasawuf dengan metode para sufi, sebagai pelestarian
tradisi para sahabat, memiliki manfaat yang besar dan pengaruh yang luar
biasa. Dan berbeda dengan belajar dengan metode para ilmuwan atau
ulama' yang lain, (metode mengisi dan mengasah kecerdasan intelektual
(kognitif). Dengan metode belajar seperti itu, seseorang akan menjadi
'alim (berpengetahuan luas), tetapi tidak bisa menjadi pengamal dan
penghayat atas ajaran tasawuf, serta tidak akan bisa merubah karakter
atau akhlak seseorang. <br />
Sebaliknya, dengan metode belajar para sufi, seorang murid akan
mengalami proses perubahan karakter yang sangat ekstrim dengan cara
bertahap. Serta akan mendapatkan kebahagiaan yang hakiki, yaitu
kebahagiaan dunia dan akhirat sekaligus. Material fisikal dan spiritual
ruhaniah.<br />
Dengan belajar mengikuti metode para seorang murid akan mengalami,
pengalaman spiritual, perubahan karakter, dan kepuasan hakiki.<br />
a. Pengalaman spiritual. Murid yang istiqamah dalam melakukan hal-hal
yang diajarkan sang guru mursyid, akan mengalami pengalaman spiritual,
berupa nikmatnya ibadah, berita dan bimbingan, serta petunjuk Allah
melalui mimpi-mimpi maupun isyarat dhohir dari fenomena alam sekitar.<br />
b. Perubahan karakter<br />
Dengan belajar tasawuf metode para sufi akan terjadi proses tazkiyatun
nafsi (pembersihan jiwa), proses taroqqi (meningkatnya kwalitas akhlak)
dan transferensi (duplikasi akhlak guru dalam diri murid). Ketika
terjadi proses tazkiyatun nafsi, secara berangsur-angsur sifat-sifat
buruk akan menghilang dan sifat-sifat baik akan muncul sebagai cerminan
dari asma-asma Allah yang indah (Al Asma'Al Husna), berangsur-angsur
menjadi jelas tampak dalam diri dan kepribadiannya.<br />
Dari proses tazkiyatun nafsi, sampai terbentuk sebuah karakter yang
jelas sebagai petunjuk posisi dirinya di hadapan Allah SWT, yang biasa
disebut Maqam. Beberapa maqam yang mesti dilalui oleh seorang murid
(maqamat), baik maqam kehambaan (taubat, Zuhud, wara' dll), maupun maqam
kekhalifahan ('abdur Rohman, 'abdur Rohim, Abdus salam dst). secara
tertahap akan dimiliki oleh seorang murid yang istiqamah dalam SULUK nya
sehingga mencapai kesempurnaan karakter yang mulia sehingga menjadi
pribadi yang sempurna (insan Kamil), sebagai mana manusia Rasulullah
Saw, Sang Manusia sempurna (Al Insan Al Kamil).</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br />H. Suluk, Maqamat dan Ahwal.</b><br />
Suluk sebagai konsep dalam ilmu tasawuf adalah sebuah proses sekaligus sebuah sistem pendidikan keruhanian kaum sufi.<br />
Yang artinya perjalanan serius menuju Allah SWT, dengan Istiqamah
menjalani ajaran, wejangan dan talqin guru Mursyid, inilah pengertian
umum Suluk. <br />
Tetapi suluk juga sering diartikan sebagai kholwat (menyepi) di
pesantren sang mursyid, melakukan ibadah secara intensif dalam beberapa
hari dalam bimbingan langsung sang guru. Inilah pengertian Suluk secara
khusus.<br />
Di dalam program Suluk, baik dalam pengertian umum maupun khusus, Suluk
memiliki empat komponen, Yaitu: Salik (murid), mursyid (guru
pembimbing), Amaliah (pengamalan pelajaran dan ajaran), Adab (tata Krama
dan aturan dalam kegiatan Suluk). Keberhasilan dalam SULUK sangat
terpengaruhi oleh komitmen, konsistensi dan adab (sikap mental positif
seorang murid terhadap sang guru).<br />
Selama dalam proses Suluk, seorang salik harus selalu Mushohabah dengan
guru pembimbingnya; menemani, mentaati, menghormati dan mengistimewakan
sang guru. Sedangkan sang guru hendaknya selalu menyayangi, membimbing
dan mendoakannya. Doa, restu dan ridho sang guru adalah kabel
penghantar turunnya faidl Robbani ke dalam hati seorang murid sehingga
murid bisa wushul kepada Allah.<br />
MAQAMAT, atau posisi - posisi seorang hamba Allah di hadapan Tuhannya,
adalah terwujudkan dalam bentuk akhlak atau karakter permanen yang
terbentuk dari istiqamah seorang salik dalam SULUK nya. Karena efek
dzikrullah yang sungguh-sungguh dan intensif, maka jiwa bergetar, cair
dan berubah wujud sedikit demi sedikit, sehingga terjadi perasaan
tertentu (Ahwal), seperti; khauf (takut), roja' (penuh harap), damai,
rindu dll. Sehingga terbentuk akhlak yang permanen, seperti; taubat
(kembali kepada Allah), Zuhud (tidak terkesan dengan materi), waro'
(berhati-hati) dalam kehidupan, sabar (tahan dan setia terhadap hambatan
dan rintangan), Syukur (berterimakasih kepada Allah) dll.<br />
Di samping berbentuk akhlak atau karakter kehambaan tersebut, maqamat
juga ada yang karakter yang bersifat ilahiah, karena manusia sebagai
khalifatullah fiddunya (Wakil Allah di dunia). Maqamat pada sisi ini
adalah karakter cerminan dari asma-asma Allah yang indah (Al Asma' al
Husna), seperti; Abdurrahman, Abdurrahim, Abdul Malik dan Abdul Qudus.<br />
Baik maqam kehambaan maupun maqam kekhalifahan, keduanya, keduanya
sama-sama perbuatan atau sikap mental yang telah terasakan mudah, ringan
dan bahkan menyenangkan. Karena maqamat berarti memang posisi dan
karakter dirinya, bukan perbuatan yang diusahakan dan diperjuangkan.
Sehingga beda antara bersabar dengan maqam sabar, bersyukur dengan maqam
syukur. Dan sebagainya.<br />
Sedangkan Ahwal (beberapa kondisi) adalah suasana hati seorang Salik
(orang yang lagi Suluk), seperti; khauf (takut, khawatir dan pesimis
terhadap respon Allah) atas keberadaan diri dan ibadahnya. Roja' (penuh
harap, mantap dan optimistis), terhadap respon Allah atas keberadaan
diri dan amal ibadah. Syauq (rindu), untuk bertemu, bermunajat dan
beribadah kepada Allah. Isyq, uns dan lain sebagainya.<br />
<br />
<b>I. Ikhtitam (penutup).</b><br />
Belajar tasawuf, baik ilmu, filsafat, seni dan Amalia pada dasarnya
adalah sama saja, yakni dengan cara langsung atau praktek, sebagai mana
tradisi para sufi. Baik di era klasik, modern maupun milenial, materi
kajian tasawuf adalah sama saja juga, yang beda adalah bahasa dan
filsafat serta dalil-dalil rasionalnya (berbeda-beda). Era Milenial ini
tasawuf mendapatkan dalil dan landasan filosofis informatika. Ilmu dan
teknologi informasi di era digital pada milenium ketiga ini merupakan
perwujudan integrasi antara peradaban barat dan timur. Peradaban barat
telah mampu melesaikan dan menggabungkan antara soft material (materi
lembut) dan hard material (materi keras) menjadi dua buah perangkat yang
bersinergi (software dan hardware) menjadi sebuah teknologi canggih
yang disebut komputer. Tekhnologi ini telah mewujudkan 'manusia buatan'
dengan cara pandang peradaban timur, yakni manusia yang terdiri dari ruh
dan jasad. Ruh sebagai software, dan jasad sebagai hardware.<br />
Ilmu tasawuf adalah ilmu untuk perawatan software manusia yang disebut ruh atau nafs atau jiwa itu.<br />
Ilmu tasawuf yang dimiliki oleh penulis adalah anugerah Allah SWT yang
diberikan kepadanya melalui para guru mursyidnya, khususnya Syekh KH.
Zamroji Saerozi dan Syekh KH. Muhammad Luthfil Hakim Muslih. Beliau
berdua menerima dari Syekh KH. Muslih bin Abdurrahman, beliau dari Syekh
KH. Abdurrahman Menur, beliau dari Syekh KH.Ibrohim Al Brumbungi,
beliau dari Syekh KH Abdul Karim Al Bantani. Syekh Abdul Karim dari
Syekh Ahmad Khatib as Sambasi, beliau dari Syekh Syamsuddin, dari Syekh
Murod, dari Syekh Abdul Fattah, dari Syekh Usman, dari Syekh Abdurrahim,
dari Syekh Abu bakar, dari Syekh Yahya, dari Hisyamuddin, dari Syekh
Waliyuddin, Syek Nuruddin, dari Syekh Syarifuddin, dari Syekh
Syamsuddin. Beliau dari Syekh Hattaq, dari Syekh Abdul Aziz, dari Syekh
Abdul Qodir Jaelani, dari Syekh Abu Sa'id Al Mubarok Al Majzumi, dari
Syekh Abdul Hasan Ali Al Karokhi, dari Syekh Abul Farraj Al Turtusi,
dari Abdul Wahid Al Tamimi, dari Abu Bakar Al Syibli, dari Syekh Abu
Qasim Junaedi Al Baghdadi, dari Syekh Sarri Al Saqathi, dari Syekh
Ma'ruf Al Karokhi, dari Sayyid Ali bin Musa Al Ridlo, beliau dari Sayyid
Musa Al Kadhim, dari Sayyid Ja'far as Shadiq, dari Sayyid Muhammad Al
Baqir, dari Sayyid Zainal Abidin, dari Sayyidina Husain bin Ali, dari
Sayyidina Ali bin Abi Thalib, dari Sayyidina wa Nabiyuna Muhammad Saw,
dari Malaikat Jibril as, dari Allah Rabbil'aalamiin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<i><b>Baarokallaah lii wa lakum wa lii saairil muslimiin. Walhamdu lillaahi robbil'aalamiin.</b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Kelutan, 7 Mei 2019</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Abdullah Kharisuddin Aqib.</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2235360314428911524.post-48501689785228705742019-04-03T20:42:00.000-07:002019-04-03T20:42:31.638-07:00Ringkasan Sejarah Islam di Indonesia<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;">Ringkasan Sejarah Islam di Indonesia</span><br /><u><span style="font-size: medium;">Oleh; Kharisudin Aqib </span></u></div>
<div style="text-align: center;">
<u><span style="font-size: medium;"> </span></u></div>
<div style="text-align: center;">
<u><span style="font-size: medium;"> </span></u></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiK-ZBIbCc20EU8iIo3fe6AVgVktDTvF0VT4nG85EAKXCUvebDKmvrmcIxOm7QWZ8oAgyfv7QArvSMmFBiPYVdMHRQbpPRFr25TTOylmF71JKzlEqJawsw9fMi2aWn3wIGh4OahsGg47vfB/s1600/abi.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="550" data-original-width="530" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiK-ZBIbCc20EU8iIo3fe6AVgVktDTvF0VT4nG85EAKXCUvebDKmvrmcIxOm7QWZ8oAgyfv7QArvSMmFBiPYVdMHRQbpPRFr25TTOylmF71JKzlEqJawsw9fMi2aWn3wIGh4OahsGg47vfB/s200/abi.jpg" width="192" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br />A. Pengantar</b><br />Untuk memahami kondisi umat Islam di
Indonesia sekarang, baik secara politik, ekonomi dan sosial budaya
termasuk model keislamannya, tidak mungkin bisa memahaminya dengan baik
kecuali telah memahami sejarah kedatangan umat Islam dan perkembangannya
di Indonesia.<br />Setidaknya ada tujuh fase historis penting yang
mempengaruhi corak dan warna warni serta subur dan kurusnya keislaman
umat di Indonesia, ketujuh fase ini adalah; fase dakwah infirodiyah
(individual), dakwah rosmiyah (formal); masa kewalian dan masa
kesultanan, masa kolonial (penjajahan), masa kebangkitan, masa
kemerdekaan dan masa kini (kontemporer). <br />In syaa'a Allah ke tujuh
fase tersebut akan saya tulis walaupun sekedar ringkasannya saja.
Semoga bermanfaat dan berkah untuk semua.<br /><b>B. Fase Dakwah Individual (abad 7-13 M).</b><br />Islam
sudah masuk di kawasan Nusantara, sudah cukup lama, yakni sekitar tahun
650 (masa ke khalifahan Sahabat Usman bin Affan). Islam dibawa oleh
para pedagang Arab yang telah menguasai peta laut dan navigasi. Juga
secara individual dilakukan oleh para sufi dan dzurriyyah Nabi. Sehingga
sebenarnya Islam sudah masuk di kawasan Nusantara sangat lama. Akan
tetapi belum bisa tumbuh subur dan menjulang tinggi ke permukaan
peradaban. Islam hanya menjalar di dalam 'tanah' sebagai akar budaya.
Kelas elit politik dan sosial kawasan Nusantara belum bisa menerima
Islam lebih karena para da'inya. Dalam pandangan agama Hindu dan Budha,
sebagai agama penguasa kawasan ini pada masa itu, para petani, pedagang
dan tukang adalah kasta (kelas sosial) yang paling rendah, mereka tidak
berhak 'berbicara' perkara sakral dan suci (agama). Sehingga pada era
ini (abad 7-13), Islam hanya berwujud agama budaya dalam komunitas
proletar (rakyat jelata).<br /><b>C. Fase Dakwah Resmi (abad 14-16 M)</b><br />Sekitar
dua setengah abad (14-16 M), meliputi dua era, yakni era kewalian dan
era kesultanan. Era ini sempat moncer dan bersinar terang, menerangi
seluruh kepulauan Nusantara.<br />Bersamaan dengan meredupnya pamor
kerajaan-kerajaan Hindu Budha di kawasan Nusantara, karena kejahatan dan
menguatnya kekuatan hitam (Tantrayana kiri), sehingga wilayah
Nusantara, khususnya pulau Jawa, menjadi daerah yang 'suram' jalmo Moro
jalmo mati (setiap orang yang datang pasti mati). Maka kekhalifahan
Islam di Turki (Khalifah Muhammad 2) mengubah strategi dakwahnya di
wilayah Nusantara dengan mengirimkan tim da'i profesional, yang dikenal
di Pulau Jawa dengan istilah WALI SONGO. Mereka adalah para ulama' Sufi
yang Zuhud lagi memiliki keahlian yang sangat tinggi. Mereka antara lain
didatangkan dari Palestina, Maroko, Kamboja dan Mesir. Konon organisasi
ini berjalan selama 6 pereode dengan jumlah selalu 9 orang, pada area
dakwah 9 daerah kewalian (9 wilayah). Tugas para wali tersebut di
samping berdakwah mengajak masyarakat untuk masuk dan memeluk agama
Islam, melaksanakan kepemimpinan umat juga membentuk pemerintahan Islam
yang resmi di bawah otoritas Kekhalifahan Dinasti Usmaniyah yang
berpusat di Turki dan wakil kekhalifahan di Makkah, (Syarif, wali kota
Makkah).<br />Pemerintahan Islam yang dibentuk oleh para Walisongo adalah kesultanan, yang wilayah kerjanya mungkin setara dengan Gubernuran.<br />Pada
era inilah warna keislaman di Nusantara, khususnya Indonesia menjadi
sangat jelas, yakni Islam sufistik, yang bermazhab Syafi'i. Sebagaimana
marna keislaman Kekhalifahan turki Usmani. <br /><b>D. Fase Kolonialisme (Abad 17-20 M). </b><br />Dalam
sejarah Indonesia, abad ini disebut Fase kolonialisme. Dari sisi
sejarah Islam Indonesia, fase ini masih masuk fase kesultanan. Karena
pada fase ini umat Islam masih di bawah pemerintahan para sultan dan
Adipati, khususnya sampai awal abad 19-an. Sekalipun pemerintahan Islam
kebanyakan sudah tidak berdaya dan sangat 'tua' menghadapi hegemoni para
kompeni (pedagang) dari Belanda, yang lebih maju dalam hal teknologi
(tranportasi dan militer), dan cara berfikir. Sehingga pada era ini,
umat Islam berada di dalam beberapa kondisi politik; melemahnya politik
Islam, penjajahan Belanda, kebangkitan nasionalisme Islam. Kebangkitan
nasionalisme Indonesia dan kemerdekaan.<br /><b>1. Fase melemahnya politik Islam. </b><br />Kedatangan
bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Inggris dan Belanda), di kawasan
Nusantara ini sangat besar pengaruhnya terhadap 'kesehatan' politik umat
Islam. Dengan taktik 'Devide at Ampera' (memecah belah dan menguasai),
secara sistematis kesultanan dan Islam politik bisa dibonsai dan
dikuasai, dengan pelan-pelan tetapi pasti. Sehingga Islam di Indonesia
belum pernah muncul sebagai kekuatan puncak, tingkat nasional maupun
internasional. Pemerintahan Islam di kawasan Nusantara baru bersifat
lokal regional saja.<br />Kekuasaan Sultan Iskandar muda dari Aceh
(Samudera Pasei) dan Sultan Agung dari Mataram Surakarta, adalah puncak
prestasi politik Islam. Hampir semua kesultanan dan kadipaten, runtuh
karena perang saudara, dengan sutradara para politikus licik kompeni
Belanda.<br /><b>2. Era Titik Nadir Sejarah Islam Indonesia.</b><br />Sekitar
abad 18 -19 M adalah titik nadir kondisi umat Islam di Indonesia, dalam
hampir semua kondisinya, (ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya).
Hampir seluruh kesultanan, dan kadipaten Islam di seluruh wilayah
Nusantara berada di dalam cengkeraman dan penindasan kaum penjajah
(Belanda, Inggris dan Portugis). <br />Mulai saat itu, terjadinya dikotomi dan komunitas muslim yang beragam. <br />Umat
Islam yang kurang kuat iman dan ilmunya cenderung mengikuti para
penjajah (menjadi pegawai dan karyawan mereka), menjadi kelas bangsawan
pro penjajah (budaya, cara berfikir dan agamanya). Sementara yang
imannya kuat dan dan berdaya, mengambil peran oposisi, dan mengambil
garis demarkasi dengan penjajah, bahkan membuat benteng -benteng
pertahanan agama dan budaya yang disebut pesantren. Dari sinilah lahir
komunitas santri. Sedangkan kelompok tengah (para pedagang dan profesi)
selanjutnya berkembang menjadi yang keislaman tidak terbina dengan
baik, tetapi juga tidak mengikuti agama dan budaya penjajah Belanda.
Mereka itu yang di belakang hari disebut kaum abangan.<br />Terjadi
dikotomi pendidikan dan keilmuan, pendidikan agama (pondok
pesantren-madrasah) dan umum (sekolah-universitas). Juga menguatnya
keberadaan pengaruh agama Kristen dan peradaban Belanda di Indonesia.<br />Ekploitasi
besar-besaran terhadap sumber daya manusia dan sumber daya alam
Nusantara dilakukan oleh para penjajah, baik oleh Belanda maupun yang
lain. Tanam paksa untuk suplai kebutuhan pasar Eropa, maupun kerja paksa
untuk pembangunan infrastruktur pendukung kelancaran roda ekonomi dan
pemerintahan pada masa ini selalu dilakukan oleh pemerintah Belanda,
atas rakyat kecil, (para petani dan kaum buruh) dari pedesaan.<br />Pendidikan
bagi rakyat biasa tidak difasilitasi oleh pemerintah, kecuali dengan
sangat terbatas. Kaum muslimin menyelenggarakan sendiri pendidikannya di
pondok, dan masjid serta surau - surau. Itupun hanya masalah agama
saja.<br /><b>3. Era Kebangkitan dan Perlawanan Umat Islam.</b><br />Akhir
abad 18 dan abad 19 adalah era kebangkitan Islam dan perlawanan umat
terhadap para penjajah Belanda, khususnya di kawasan Nusantara
(termasuk Indonesia).<br />Ketika umat Islam berada di titik nadir
peradabannya, para penjajah Belanda mulai lebih intensif mengembangkan
peradabannya, termasuk agamanya (Kristen, baik Katholik maupun
protestan). Gereja atau tempat ibadah dan pendidikan, basis peradaban
barat, banyak didirikan. Maka mulailah terjadi kebangkitan umat Islam
untuk selanjutnya melakukan perlawanan terhadap pemerintah Hindia
Belanda. Para sultan, pangeran dan ulama' mulai angkat senjata. Mulai
dari Sabang sampai Merauke. Sultan Banten, Sultan Syarif Hidayatullah,
Sultan Alauddin, Sultan Hasanuddin, Pangeran Diponegoro, dll. Inilah
kebangkitan dan perlawanan umat Islam Nusantara, kebangkitan atas dasar
semangat keislaman dan primordial bangsa timur vs Barat. Inilah
kebangkitan umat Islam Nusantara yang pertama.<br />Sedangkan kebangkitan
dan perlawanan umat Islam terhadap penjajah, mulai abad 19 sampai dengan
awal abad 20 adalah abad kebangkitan para pemuda, dari kalangan ilmuwan
dan tokoh muda. Khususnya mulai tahun 1908 dan seterusnya. Khususnya di
Pulau Jawa (Jawa timur dan Jawa tengah), pasca perang Diponegoro 1825
-1830, telah terjadi kebangkitan nasionalisme kaum santri. Para ulama'
dan mantan pengikut pangeran Diponegoro, banyak sekali yang mendirikan
pesantren, sekaligus Pesanggrahan benteng pertahanan dan perlawanan
terhadap penjajah Belanda secara ideologi, agama dan budaya. Pesantren
-pesantren inilah yang disebut sebagai Cagar budaya Islam Nusantara.<br />Seiring
dengan runtuhnya sistem pemerintahan Islam (dibubarkannya kekhalifahan
Turki Usmani di Istanbul, tahun 1924), terjadilah kebangkitan umat Islam
yang ke dua. Kebangkitan ke dua umat Islam dan masyarakat terjajah di
kawasan Nusantara ini dipelopori oleh para pemuda atau kaum terpelajar
muda. Awal tahun 1900an mereka mulai bangkit, baik dari kalangan
santri, priyayi dan abangan, bahkan para tokoh non muslim. Para ulama'
alumni timur tengah (Makkah, Yaman dan Mesir) sarjana produk pendidikan
barat (dalam dan luar negeri), dan para tokoh pergerakan serta aktifis
kemasyarakatan. Semuanya bangkit bersama - sama melawan kolonialisme
barat, dan penjajahan Belanda. Tahun 1928 membuat momentum sejarah NKRI,
dengan "Sumpah Pemuda". Kebanyakan mereka mendirikan organisasi
pergerakan, Perjuangan, dakwah dan profesi. Seperti, Serikat Dagang
Islam, Budi Utomo, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama', PKI, Masyumi dll.
Semuanya mengajak masyarakat untuk bangkit melawan dan melepaskan diri
dari penjajahan Belanda.<br />Melalui prakarsa para santri H. Oemar Said
Tjokroaminoto, pemuda Soekarno dkk. Juga segenap tokoh elemen bangsa
akhirnya bangsa Indonesia bisa merdeka dan lepas dari penjajahan
Belanda.<br /><b>4. Era Kemerdekaan.</b><br />Sumpah pemuda adalah start
kebangkitan nasionalisme dan patriotisme sebagai embrio bangsa
Indonesia. Dan era kemerdekaan NKRI dimulai dari sini. Semua suku bangsa
yang mendiami kepulauan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke,
yang menjadi jajahan kolonial Belanda, sepakat mendirikan satu negara
yang disebut Indonesia. Sepakat menyatukan berbagai macam perbedaan
dalam satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa, yaitu Indonesia.
Dengan semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" (berbeda-beda tetapi tetap satu
tujuan).<br />Era kemerdekaan ini sangat menentukan corak dan warna negara
dan pemerintahan Indonesia. Para tokoh perintis kemerdekaan, khususnya 9
'wali songo' Indonesia (Ir. Soekarno, Drs. Moh.Hatta, Mr. Muhammad
Yamin, AA.Maramis, KH. Wahid Hasyim, H. Agus Salim, R. Abi Kusno, R.
Soebagyo).<br />Terjadinya saling mempengaruhi di antara tiga ideologi
politik umat Islam (nasionalis, nasionalis-relegius dan islamis), dapat
kompromikan dalam bentuk konstitusi sangat simpel tapi meliputi
(baligh) yakni UUD 1945, khususnya pada bagian pembukaannya, yaitu
Pancasila. Juga bentuk negara yang indah dan harmonis, NKRI, dengan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Konsep negara secara lengkap berhasil
dideklarasikan pada tanggal 18 Agustus 1945. Inilah peran penting,
kearifan dan jasa monumental, yang luar biasa para 'wali' pendiri negara
kesatuan republik Indonesia. Ketidak puasan beberapa pihak minoritas
yang ekstrim, khususnya kelompok komunis dan islamis sering kali
menjadi ganjalan dalam perjalanan roda pemerintahan. Dan bisa
dibersihkan setelah berakhirnya pemerintahan Republik Indonesia pereode
pertama (Orde lama). Berkah Rahmat Allah, dan karomahnya para wali,
wilayah negeri ini selalu dalam lindungan Allah SWT dan bimbingan-Nya,
dapat istiqamah dalam Islam yang modern dan moderat, sejak awal
pendirian hingga saat ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>5. Era pasca kemerdekaan. </b><br />Pasca kemerdekaan, keberadaan umat
Islam dapat dilihat di dalam tiga orde pemerintahan, yaitu orde lama,
orde baru dan orde reformasi.<br />- Orde Lama.<br />Pada masa orde lama,
umat Islam masih tersibukkan oleh 'rebutan peran politik' untuk
mengemudikan pemerintahan, antara kaum islamis, nasionalis-relegius,
dan komunis. <br />Orde lama ini mulai dari pengangkatan Ir. Soekarno dan
Drs. Muhammad Hatta sebagai Presiden dan wakil presiden RI, dan berakhir
dengan adanya kudeta berdarah yang gagal yang dilakukan oleh PKI,
sehingga keluarnya Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret 1966).<br />- Era ode baru. <br />Era
ini dimulai dari diangkatnya Soeharto sebagai presiden, dan berakhir
dengan adanya 'kudeta tidak berdarah' yang dipelopori oleh beberapa
elemen politik bangsa, khususnya kaum islamis, akademisi dan kaum
tertindas.<br />Pemerintahan pada era ini bergaya represif dan spirit
militeristik. Dengan prioritas stabilitas pertahanan dan keamanan, demi
tercapainya tujuan pembangunan nasional. Kaum ekstrimis, baik islamis
(ektrim kanan) maupun sisa-sisa kaum komunis (ektrim kiri) ditekan dan
'dipenjarakan' , sehingga pembangunan nasional bisa berjalan dengan
mulus tanpa hambatan. Sampai menguatnya kelas sosial baru muslim santri
sebagai politisi, pengusaha, dan akademisi. Dan mereka inilah yang
merancang terjadinya reformasi birokrasi dan pemerintahan. Sehingga
terjadi era yang disebut era reformasi.<br />- Era Orde Reformasi.<br />Orde
reformasi ini merupakan pembaharuan orde baru, dan terjadi di masa
pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri. Pada
era ini bangsa Indonesia masa perubahan model dan gaya kepemimpinan dan
birokrasi. Dari gaya militeristik represif ke dalam pemerintahan sipil
liberalistik. Kebebasan terjadi dalam sebagian besar kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa. Bahkan kelompok - kelompok ektrim kanan dan
kiri yang dipenjara oleh orde baru juga dibebaskan untuk hidup dan
berkembang biak di negeri ini. Pilar-pilar tirani mayoritas dan
feodalisme diruntuhkan. Bahkan egaliterian betul-betul menjadi primadona
moralitas bangsa. Sehingga di era ini suara rakyat, suara publik atau
suara masyarakat adalah suara 'tuhan' di dunia.<br />Berbagai sekte dan
aliran dalam Islam, masuk dengan mudah dan nyaman di Indonesia. Sekte
dan aliran pemikiran barat modern juga dengan lancar tumbuh subur di
negeri ini, bahkan berbagai macam atheisme dan komunisme juga tumbuh dan
berkembang kembali di Indonesia ini. Walaupun demikian tidak semua
aliran dan sekte tersebut bisa bertahan hidup di negeri ini. Beberapa
sekte dan aliran dalam Islam yang kemudian tumbuh subur di negeri ini
antara lain; Hizbut Tahrir, Ikhwanul Muslimin, Jam'iyyah Tabligh, Salafi
dan Wahabiyah, Serta Syiah. Mereka inilah yang selanjutnya turut
mewarnai keislaman bangsa Indonesia. Orde reformasi ini merupakan titik
awal pemerintahan sipil dan demokrasi yang sesungguhnya. Sehingga wujud
dan keberadaan serta warna baru umat Islam Indonesia masa kini (Islam
kontemporer) adalah buah dari tanaman di era reformasi ini.<b> </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>6. Kondisi umat Islam Masa kini (kontemporer).</b><br />Masa kini atau era kontemporer di sini saya batasi dalam durasi antara pasca era reformasi sampai dengan sekarang.<br />Sedangkan kondisi umat Islam yang saya maksud adalah kondisi ideologi-politik, ekonomi dan sosial budaya.<br /> - Ideologi politik <br />Kondisi
umat Islam Indonesia masa kini berbeda spektrumnya dengan kondisi zaman
sebelumnya. Pasca reformasi banyak ideologi baru yang bersifat trans
nasional, yang masuk dan berkembang secara massif di Indonesia. Melalui
organisasi politik keislaman, seperti Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir,
Salafi, Wahabi, Syiah serta Jama'ah Tabligh wal Jaulah. Mereka sedang
berjuang keras untuk mendapatkan tempat dan peran sosial di Indonesia. <br />Sedangkan
kelompok umat Islam dengan ideologi nasional relegius yang sudah setel,
seperti Nahdlatul Ulama' dan Muhammadiyah dalam posisi yang 'terdesak'
dengan berbagai gugatan dan bulian. Sedangkan politik luar negeri, juga
sekarang dalam tarik ulur antara kerjasama dengan barat (Amerika) dan
dengan timur (China atau Arab). Idealnya, Islam harus mandiri, laa
syarqiyyah (tidak barat) wa laa gharbiyyah (tidak timur) karena memang
Islam itu unggul (exelen) dan uniq (beda dengan yang lain). Tetapi
kenyataannya Islam masih mahjubun bil muslimin, keunggulan Islam masih
terhalang oleh buruknya kwalitas SDM umat ada. Dan banyaknya firqah
(kelompok ideologi), yang saat ini semakin marak akan lebih mempersulit
proses terjadinya persatuan dan kesatuan umat Islam di Indonesia.<br />- Ekonomi Umat Islam<br />Kondisi
ekonomi umat Islam Indonesia masa kini, sudah sangat lebih baik dari
pada era orde sebelumnya. Hal ini lebih banyak karena keberhasilan
program pembangunan nasional pada masa orde baru. Namun demikian dari
sisi kondisi ekonomi umat Islam diprediksi akan terus meningkat seiring
dengan berjalanya pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan
transportasi yang luar biasa hebatnya. Jalan tol, dermaga dan bandara.
Serta jaringan internet ke seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Keberhasilan pembangunan infrastruktur di masa pemerintahan
Jokowi akan menjadi pangkal tolak perkembangan perekonomian bangsa. Dan
hampir dapat dipastikan Indonesia akan mengalami pertumbuhan ekonomi
yang spektakuler. Persoalannya, mampu kah umat Islam, khususnya para
pengusaha muslim berkompetisi dengan pengusaha asing di era globalisasi
ini ? Kita lihat saja di era yang akan datang.<br />- Sosial - Budaya.<br />Kondisi sosial budaya umat Islam di masa kontemporer ini, cukup menggembirakan; pendidikan, peradaban dan moralitas umat. <br />Pemerataan layanan pendidikan terus menerus mengalami pertumbuhan yang sangat besar, termasuk pendidikan keagamaan. <br />Peradaban
yang berbasis Islam, juga semakin meningkat, baik dalam masyarakat
perkotaan maupun pedesaan. Kuantitas dan kualitas "kaum santri" <br />(pemeluk
Islam taat) semakin meningkat, hal ini lebih banyak disebabkan oleh
meningkatnya dakwah Islam, baik oleh kalangan santri lama (NU, MD, LDII,
Al Irsyad dan Persis), maupun santri baru (JT, IM, HT, Slfy, dan WHB).
Santri jaringan internasional, murid-murid dari Syekh Hasan Al Banna,
Syekh Taqiyuddin an Nabhani, Syekh Ilyas, Syekh Abdul Wahab dll.<br />Sedangkan
moralitas, umat sedang banyak dipertanyakan oleh publik, sehubungan
dengan banyaknya kasus korupsi dan OTT, khususnya terkait dengan
kezuhudan dan penghayatan keagamaan, dari kalangan alumni pendidikan
agama dan pesantren.<br />Demikian ringkasan sejarah umat Islam di Indonesia hingga saat ini.<br />Wallahu a'lam bis showab.<br />TTD<br />Kharisuddin Aqib.</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2235360314428911524.post-32502467503432933052019-03-27T19:36:00.000-07:002019-03-27T19:36:59.657-07:00Mengenal Tabiat dan Karakter Diri sendiri<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;">Mengenal Tabiat dan Karakter Diri sendiri</span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<u><b><span style="font-size: medium;">Oleh:Kharisuddin Aqib</span></b></u></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>A. Pengantar</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada hikmah yang sangat bagus mengatakan "man 'arofa nafsahu faqad 'arofa
robbahu' artinya siapa yang mengenal dirinya sendiri, maka dia pasti
bisa mengenal Tuhannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Maksudnya, bagaimana bisa mengenali Tuhannya jika mengenali dirinya sendiri saja tidak bisa. </div>
<div style="text-align: justify;">
Manusia adalah makhluk ruhaniah yang berjisim (berbadan kasar), hakekat
dirinya adalah Ruhaninya. Ruhani manusia bersifat suci malaikati, karena
berintegrasi (menyatu dengan badan yang material), daya hidup dan
kesadarannya (jiwanya) terwarnai oleh sifat material tumbuhan dan
binatang. Maka tabiat manusia dan karakternya terwarnai oleh dua
karakter primitif yang rendah tersebut, sehingga manusia memiliki tabiat
dasar dan karakteristik yang integratif antara daya Ruhani yang suci
dan daya materi yang hayawani nan keji.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBrBbQ4a3tYz0pe43o1tPtmF6_G4LYe4Lqhii3-DjNbyEPHmuHJnhD3GXUJaqA-QffshDZKcOaKsKuCzIj4V3xRyhIZ-RB2pSWWMLyFft9fLFq87DOyHZf3IGuj18N59V1YJagdTpgP9bA/s1600/abi+ok.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1262" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBrBbQ4a3tYz0pe43o1tPtmF6_G4LYe4Lqhii3-DjNbyEPHmuHJnhD3GXUJaqA-QffshDZKcOaKsKuCzIj4V3xRyhIZ-RB2pSWWMLyFft9fLFq87DOyHZf3IGuj18N59V1YJagdTpgP9bA/s320/abi+ok.jpg" width="252" /></a>Ada
4 dasar tabiat manusia, yakni; kebinatang jinakan, kebinatang buasan,
keiblisan dan kemalaikatan. Dari keempat tabiat tersebut, terpancar 7
karakter khas manusia.</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Karakter jiwa perusak (amarah).</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Karakter jiwa pencela (lawwamah)</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Karakter jiwa plin-plan (mulhimah).</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Karakter jiwa stabil dan tenang (Mutmainnah)</div>
<div style="text-align: justify;">
5. Karakter jiwa bahagia dan bangga (rodliyah).</div>
<div style="text-align: justify;">
6. Karakter jiwa disukai dan dibanggakan (mardliyah).</div>
<div style="text-align: justify;">
7. Karakter jiwa sempurna (Kamilah).</div>
<div style="text-align: justify;">
In syaa'a Allah kajian berikut akan membahas 4 tabiat dasar manusia dan 7
karakternya sebagai sarana introspeksi diri agar hidup menjadi lebih
baik dan bernilai.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>B. Tabiat Dasar Manusia.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Tabiat adalah sifat dasar manusia yang merupakan faktor genetik (bawaan
sejak lahir dari faktor keturunan) manusia sebagai seorang individu.
Berbeda dengan insting atau ghorizah yang merupakan faktor genetik
manusia sebagai spesies (atau rumpun makhluk hidup manusia). Berbeda
juga dengan akhlak atau karakter yang merupakan sifat khas manusia yang
terbentuk karena faktor genetik (keturu nan) dan eugenetik (lingkungan),
sekaligus.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tabiat dasar manusia dalam diri setiap manusia ada 4 macam. Kebinatang
jinakan (bahimiah), kebinatang buasan (sabuiah), kesetanan
(syaitoniyah), dan kemalaikatan (malaikatiyah). Dominasi salah satu dari
empat tabiat inilah wujud maknawiy, aura dan perangai orang tersebut. </div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1. Tabiat kebinatang jinakan.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Manusia dengan jenis tabiat ini bahagianya terletak pada makan-minum,
tidur dan sek. Bahkan orientasi dan semangat hidupnya adalah untuk
mencapai kenikmatan biologis ini. Dan inilah kwalifikasi kebanyakan
manusia, sehingga terisyaratkan dalam wujud surat terpanjang, yakni Al
Baqarah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2. Tabiat kebinatang buasan.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Jenis tabiat ini menjadikan manusia berorientasi pada melakukan hal-hal
yang destruktif (merusak, dan menyakiti orang lain), tidak merasa enak
dengan adanya ketentraman dan ketertiban. Manusia dengan kwalifikasi
tabiat ini tidak banyak, tetapi selalu ada diantara masyarakat yang ada.
Wujud maknawiy manusia jenis tabiat ini adalah jenis binatang buas,
seperti; burung predator, ular, kalajengking, dan buaya, dan akan
terbaca perangai dan sikap mentalnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>3. Tabiat Keiblisan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini adalah tabiat yang juga ada dalam diri manusia, bahkan juga ada
manusia yang didominasi oleh tabiat keiblisan ini. Dengan ciri-ciri dan
karakteristik, antara lain; suka takabbur, hasud, licik dan picik.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tabiat ini merupakan manipulasi tabiat kebinatangannya tetapi berusaha
ditampilkan dalam penampilan kemalaikatan. Wujud maknawiy manusia dengan
tabiat ini, adalah rupa buruk dan aura yang mengerikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>4. Tabiat kemalaikatan.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Tabiat jenis ini juga ada pada setiap manusia, karena ini adalah bawaan
dari unsur ruhaniah manusia yang suci. Tetapi tabiat sangat langka
menjadi tabiat yang dominan dalam diri seseorang. Orang yang bertabiat
dominan malaikatiyah akan memiliki kecenderungan yang kuat untuk
berprilaku seperti malaikat. Ta'at dan selalu mendekatkan diri kepada
Allah, serta selalu menjauh dari kemaksiatan dan murka Allah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dari keempat tabiat tersebut, (bahimiah, sabuiah, iblisiah dan
malaikatiyah), mana yang paling dekat dengan kita ? Mari kita rasakan
dan kita introspeksi diri...</div>
<div style="text-align: justify;">
Tabiat sesungguhnya bisa dirubah, sekalipun dengan sangat berat. Karena
itu adalah bagian diri sifat bawaan kita. Untuk merubah tabiat, manusia
harus mengalami metamorfosis spiritual, yang dalam bahasa syariat
disebut dengan 'lailayul qadar'. Dalam sebuah proses pendidikan
spiritual intensif puasa Ramadhan, atau program intensif dalam tarekat
yang dikenal dengan istilah SULUK. Dengan puasa Ramadhan yang baik dan
benar atau Suluk yang baik dan benar seorang manusia akan 'terlahir
kembali' atau mengalami metamorfosis spiritual, sehingga bertabiat
malaikatiyah. Badan jasmani manusia, tetapi wujud maknawiy jiwanya
adalah malaikat. Itulah profil figur MUTTAQIN. Manusia yang Ahsani
taqwim'.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>C. Macam macam Karakter Manusia.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada 7 karakter (akhlak) manusia berdasarkan kenyataan (eksisting)
jiwanya. Karakter atau akhlak ini merupakan sifat riil pada saat
diberikan penilaian atau penyebutan. Ia merupakan produk terbaru dari
interaksi dan integrasi antara tabi'at seseorang dengan lingkungannya.
Baik lingkungan keluarga, pendidikan maupun pergaulannya. Ke tujuh
karakter itu adalah; Fajir, Fasiq, Munafik, Mukmin, Muslim, Muhsin,<b> MUTTAQIN. </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1. Karakter Fajir.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Karakter Fajir (Penjahat) ini terbentuk dari jiwa yang suka memerintah
pada keburukan (nafsu amarah). Adapun ciri khas manusia dengan karakter
ini adalah; emosional, sombong, kikir, bodoh, ambisius, hasud, dan
hidonistik (mau enaknya saja). Masalahnya adalah yang bersangkutan
biasanya tidak merasa. Dan yang merasa justru orang lain yang di
sekitarnya</div>
<div style="text-align: justify;">
Mari kita introspeksi, semoga sifat-sifat tersebut tidak ada pada diri kita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2. Karakter Fasiq.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Karakter Fasiq (pendosa) ini adalah karakter kritis terhadap orang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bahkan terkadang juga kepada diri sendiri. Karakter ini terbentuk dan
muncul dari dalam jiwa pencela (nafsu lawwamah). Ciri-ciri karakter ini
adalah; suka mencela, menuruti hawa nafsu, suka menipu, ujub, riya' ,
dlolim, lupa, dan suka menggunjing. Karakter jenis ini banyak terdapat
di kalangan masyarakat pada umumnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>3. Karakter Munafik.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini adalah karakter tingkat ketiga. Kelihatannya orang yang berkarakter
ini sudah sangat baik, karena dia adalah seorang yang dermawan, tidak
rakus, bijaksana, rendah hati, taubat, sabar dan menerima Ilham. Tetapi
pribadi sebenarnya adalah Plin-plan, dia akan berubah-ubah sesuai dengan
Ilham yang masuk, apa Ilham taqwa atau Ilham fujur (jahat), keimanan
dan keyakinan tidak terikat kuat di dalam hatinya, bahkan mungkin
sebenarnya tidak ada iman di dalam hatinya. Karakter Munafik ini muncul
dari jiwa terilhami (nafsu mulhimah), baik Ilham taqwa maupun Ilham
fujur silih berganti masuk di dalam jiwa ini. Kondisi jiwa sangat
sensitif terhadap Ilham atau intuisi, tetapi los tanpa ada pengait
diantara keduanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>4. Karakter Mukmin</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Karakter ini muncul dari jiwa yang telah stabil dalam kebaikan (nafsul Muthmainnah)</div>
<div style="text-align: justify;">
Diantara tanda-tanda karakter Mukmin ini adalah; ridlo kepada Allah,
banyak bersyukur, suka beribadah, tidak kikir, takut maksiat dan
bertawakal kepada Allah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>5. Karakter Muslim</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini adalah karakter yang menjadi cerminan seorang yang benar-benar
mencapai hakikat Islam. Dia muncul dari jiwa yang telah diridlo oleh
Allah SWT (nafsu mardliyah). Di antara ciri khas dari orang yang telah
berkarakter muslim ini adalah; sayang pada semua makhluk, pema'af,
mengajak pada kebaikan, lemah lembut, baik budi dan ikhlas. Tidak semua
orang Islam memiliki karakter ini, bahkan mungkin sangat sedikit
prosentasenya orang Islam yang telah mencapai tingkat karakter muslim
ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>6. Karakter Muhsin.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Karakter ini muncul dari jiwa yang tersucikan dalam diri manusia, yaitu
jiwa sempurna (nafsu Kamilah). Sempurna dalam pengertian keyakinan
kepada Allah, baik secara empiris ('ainul Yaqin), teoritis (ilmul
Yaqin), dogmatis (haqqul Yaqin). Dalam realitas, manusia dengan karakter
ini belum bisa disebut sebagai insan kamil, tetapi lebih baik jika
disebut sebagai manusia yang dijaga kesuciannya oleh Allah SWT (Mahfud
atau Maksum).</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>7. Karakter MUTTAQIN.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Inilah karakter manusia sempurna dalam skala realitas. </div>
<div style="text-align: justify;">
Dia adalah manusia yang berkarakter malaikatiyah. Dia adalah manusia
dengan keseimbangan yang sempurna, baik aspek dhohir maupun batinnya,
sosial dan spiritual, ilmu, penghayatan maupun pengalamannya. Karakter
ini muncul dari jiwa yang telah senang dan bahagia dengan ketentuan
Allah SWT (nafsu rodliyah). Di antara tanda-tanda dari karakter ini
adalah; dermawan, Zuhud, ikhlas, waro' , riyadhoh, dan wafa'. </div>
<div style="text-align: justify;">
Keempat karakter terakhir ini adalah karakter-karakter positif, yang
bisa dicapai oleh orang yang menginginkan kenaikan status keruhaniannya
dengan perjuangan spiritual (mujahadah), yang serius dan terus menerus,
dalam sebuah proses pendidikan yang utuh dan unggul (tarbiyah taammah). </div>
<div style="text-align: justify;">
Melalui pengajaran (ta'lim), pembiasaan (ta'dib) dan bimbingan
spiritual (Irsyad). Semoga kita semua sukses mencapai Maqom Walhamdu
lillaahi robbil 'aalamiin.</div>
<b>MUTTAQIN. </b><br />
<div style="text-align: justify;">
Wallahu a'lam bis showab.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: left;">
Kelutan, 6 Maret 2019</div>
<div style="text-align: left;">
TTD </div>
<div style="text-align: left;">
Kharisuddin Aqib</div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2235360314428911524.post-59660296619044008482019-03-12T07:00:00.000-07:002019-03-27T19:31:04.182-07:00Memahami Akar Sejarah timbulnya Aliran-aliran dalam Islam<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: x-large;">Memahami Akar Sejarah</span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: x-large;">timbulnya Aliran-aliran dalam Islam</span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><u>Oleh: Kharisuddin Aqib </u></span></b></div>
<br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><b>A. Pengantar</b></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgHZHK0fYmgLs9-FRC0L4x61vIQwBTrrJJxanqjTZvasMGa1OE0vPaPBdAhhpKv7yu7pan6szkYrrl8UUY8eXrx4MUxv2H73_fYE-1dY7n6-8IezWu2gK4dv5f7YtxBnNjPoMo5oEy4W14/s1600/IMG_8702.JPG" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="1067" data-original-width="1600" height="133" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgHZHK0fYmgLs9-FRC0L4x61vIQwBTrrJJxanqjTZvasMGa1OE0vPaPBdAhhpKv7yu7pan6szkYrrl8UUY8eXrx4MUxv2H73_fYE-1dY7n6-8IezWu2gK4dv5f7YtxBnNjPoMo5oEy4W14/s200/IMG_8702.JPG" width="200" /></a></div>
Warna-warni
aliran pemikiran dalam Islam seperti yang kita ketahui sekarang ini
terjadi melalui proses evolusi yang panjang seiring dengan perkembangan
sejarah peradaban Islam itu sendiri. Mulai zaman nabi Muhammad Saw
sampai dengan saat ini. <br />
Agama Islam di awal keberadaannya adalah
sebuah dinamika dan komunikasi intensif sebuah komunitas yang terdiri
dari Nabi Muhammad dengan keluarga dan para muridnya. Para keluarga
(Alihi), dan para muridnya (Ashab). Praktek dinamis dalam kehidupan
komunitas inilah yang disebut agama Islam (ma ana 'alaihim alyauma wa
ashabihi). Keluarga nabi juga biasa disebut dengan ahlul bait, sedangkan
para murid dan pengikutnya disebut sahabat atau ashab. Gambaran
sederhana komunikasi antara nabi Muhammad dengan keluarga dan para
sahabatnya adalah sebagai mana para kyai dengan keluarganya dan santri. <br />
Embrio
terjadinya persoalan yang kemudian menjadi sebab munculnya
aliran-aliran pemikiran dalam semua aspek kehidupan kemasyarakatan umat
Islam, adalah meninggalnya Rasulullah Saw.<br />
Meninggalnya Rasulullah
Saw sebagai figur sentral bagi umat Islam berdampak pada munculnya
Persoalan Politik Praktis, yakni siapa yang berhak menjadi pengganti
beliau sebagai pelanjut pemerintahan atau kepemimpinan. Baik sebagai
pemimpin agama maupun pemimpin negara. Pemimpin agama Islam (sebagai
Nabi) dan pemimpin negara (kepala negara Madinah). Sebagai Nabi semua
umat sepakat, bahwa formal kenabian tidak bisa wariskan, dan sedangkan
yang bisa dan harus dilaksanakan adalah menentukan siapa pengganti
memimpin dan membimbing umat sebagai amiril mukminin (pemimpin umat
Islam). Maka mulai saat itu terjadilah dua kelompok umat Islam, yang
satu sedang merawat jenazah Rasulullah (5-7 orang dari keluarga nabi),
yang satunya adalah kelompok para tokoh sahabat (Muhajirin dan Anshar),
menyelenggarakan Musyawarah Besar Luar Biasa untuk menentukan siapa yang
paling berhak untuk menjadi pengganti Rasullullah.<br />
Ada beberapa
persoalan yang dihadapi oleh umat Islam semenjak meninggal nya Sang
Rasul tgl 12 Rabiul awal 632 M. Yang pertama dan monumental adalah
persoalan politik, selanjutnya persoalan aqidah (teologi), kemudian baru
persoalan syariat atau fiqih dan persoalan akhlak atau tasawuf. Dan
akumulasi dari keempat persoalan inilah aliran pemikiran dalam Islam
muncul, yang in syaa'a Allah akan diulas dalam kajian bersambung ini.<br />
<br />
<b>B. Persoalan Politik.</b><br />
Seperti
yang telah saya uraikan di pengantar, bahwa wafatnya Rasulullah
menimbulkan persoalan politik yang sangat penting dan monumental. Yakni
pengangkatan pelanjut pemerintahan sang Rasul (Khalifah), sebagai Amirul
mukminin. Para tokoh sahabat musyawarah sendiri (dari kaum Muhajirin
dan Anshar) tanpa kehadiran ahlul bait (keluarga ndalem). Ahlul bait
lagi sedang berduka dan merawat jenazah Rasulullah.Keputusan akhir
musyawarah para sahabat di Saqifah (tenda pertemuan) Bani Sa'ad mereka
mengangkat Abu Bakar as Shiddiq sebagai Amirul mukminin. Sedangkan<br />
Rasulullah
tidak berwasiat secara syar'i dan sharih seperti biasa beliau ajarkan.
Ada wasiat Ghodir Khum atas kepemimpinan Ali bin Abi Thalib, yang hanya
diakui oleh kalangan ahlul bait dan ada isyarat nabi Muhammad pada para
sahabat atas peran Abu Bakar as Shiddiq, sebagai badal imam shalat,
ketika sang Rasul sakit menjelang wafatnya. Inilah faktor psikopolitis
yang selanjutnya bermuara pada terjadinya keretakan di kalangan umat
Islam. Dan pada akhirnya "dunia Islam" terbelah menjadi dua; Syiah dan
Ahli Sunnah (Syi'i dan Sunni). Para pendukung ahlul bait, khususnya yang
fanatik dengan Sahabat Ali bin Abi Thalib mengklaim bahwa para sahabat
telah Ghoshob (merampas) hak kepemimpinan Sayyidina Ali, begitu juga
sebaliknya para pendukung keputusan musyawarah luar biasa para sahabat,
khususnya yang fanatik (plus munafik), menuduh para pendukung
'idiologi' ahlul bait adalah sebagai pembohong (kadzdzaab). Padahal
kedua terminologi ini bersifat destruktif (menghancurkan) ketsiqahan
(kredibilitas) seorang periwayat hadis. Dan karena itu hadis di dunia
Islam juga terbelah dua, hadis Syiah dan hadis Sunnah. Yang keduanya itu
tidak 'saling menyapa'.<br />
Kondisi umat Islam menjadi lebih ruyam
setelah kemunculan kelompok-kelompok ektrim (Ghulat) yang keras, dan
ahistoris yang mengembangkan ideologi 'takfiri' (mengkafirkan kelompok
lain di luar kelomponya), baik di kalangan Syi'ah maupun Sunnah.<br />
Beberapa
aliran keras dan ektrim dari kalangan Syi'ah, seperti; syiah
Qaramithah, Rofidloh dan hasasin, dan beberapa dari kalangan Sunnah
seperti Khawarij, salafi dan wahabi. Aura kontradiksi dan permusuhan
diantara belahan dunia Islam masih memancar dari jurang pemisah antara
Syiah dan Sunnah, di samping jurang - jurang kecil internal keduanya.
Aura tersebut muncul tidak lain karena bara api ; asobiah, jahiliah dan
hiqdu wal hasad (dengki dan iri hati)<br />
yang memancar dari dalam hati kaum muslimin yang lemah ilmu dan imannya.<br />
<br />
<b>C. Persoalan Aqidah (Teologi).</b><br />
Persoalan
teologi yang muncul dan timbul di dalam diskursus dan polemik umat
Islam di zaman klasik (zaman tabi'in awal sd dua generasi di
belakangnya) adalah puncak persoalan politik, yaitu terjadinya fitnatul
kubro (terbunuhnya Amirul mukminin, Khalifah Utsman bin Affan), juga
terjadinya beberapa peperangan diantara sesama muslim. Perang jamal
(antara pasukan Ali bin Abi Thalib dengan pasukan Siti Asiah), perang
Shiffin (antara pasukan Ali bin Abi Thalib dengan Muawiyah bin Abi
Sufyan), Karbala dll. Yang melibatkan dan mengorbankan banyak pasukan
muslimin.<br />
Polemik tentang bagaimana status hukum seorang muslim
yang tidak berhukum dengan menggunakan hukum Allah (Al-Qur'an) ?.
bagaimana status hukum pembunuh sesama muslim ? Apakah dia masih mukmin,
kafir atau fasiq?. Bagaimana status keislaman dan keimanan seseorang
yang berdosa besar ? Para ulama' dan zu'ama' dari kalangan umat Islam,
baik yang Syi'ah maupun yang Sunnah memberikan argumentasi sesuai dengan
keilmuan dan background psikologi, sosial, akademik dan keagamaan
masing-masing. Kelompok orang yang tulus, lurus tetapi kurang luas ilmu
dan toleransinya, berpendapat bahwa orang-orang yang tidak berhukum
dengan hukum Allah secara tekstual, mereka itu telah kafir dan keluar
dari agama Islam, mereka itu adalah kaum khawarij, atau kebanyakan
mantan pasukan elit Ali bin Abi Thalib yang desersi. <br />
Para ulama'
yang tekstual tetapi tidak politis cenderung berpendapat, bahwa
orang-orang yang beriman tetapi tidak berpegang pada hukum Allah, tidak
bisa di sebut Kafir, mereka mukmin yang fasiq. Mereka berdosa besar.
Nasib mereka di akhirat kelak fii masyiatillah (terserah Allah) tidak di
surga dan tidak di neraka. Senada dengan itu, orang-orang yang
fatalistis (jabariyah), juga muncul, mereka berpendapat, bahwa kondisi
apapun di dunia ini adalah berdasarkan kehendak mutlak Allah SWT,
termasuk nasib manusia. Manusia hanyalah wayang dan Allah adalah
dalangnya. Sebagai mana firman Allah SWT, <br />
<div style="text-align: right;">
<b><span style="font-size: x-large;">" والله خلقكم وما تعملون".</span></b></div>
<b><i>Artinya : "Allah lah yang telah menciptakan kalian dan perbuatan kalian". (QS. As. Shofat 96)</i></b><br />
<br />
Sedangkan
kaum qadariyah yang cenderung rasional justru berpendapat sebaliknya.
Bahwa kondisi apapun yang di alami oleh manusia adalah semata-mata
karena ulah perbuatan manusia itu sendiri. Manusia, bebas dan mampu
membuat nasibnya sendiri. Sebagai mana firman Allah SWT :<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-size: x-large;">إن الله لا يغير ما بقوم حتى يغيروا ما بأنفسهم... </span></div>
<br />
<b><i>Artinya : "Sesungguhnya Allah tidak merubah nasib suatu kaum, sampai mereka mau merubah nasibnya sendiri" (QS. Ar Ra'd 11)</i></b><br />
<br />
Mereka adalah kelompok minor elite dalam Islam yang terkenal dengan sebutan kaum muktazilah.<br />
Persoalan
teologi yang terus berkembang sehingga melahirkan banyak aliran
pemikiran yang muncul, baik di zaman klasik, seperti jabariyah,
qadariyah, murji'ah. Maupun zaman pertengahan, seperti; Muktazilah,
Asy'ariah, maturidiah, ahli Sunnah wal jama'ah. Demikian juga di era
modern dan kontemporer.<br />
<br />
<b>D. Persoalan Fiqh (pemahaman syariat Islam).</b><br />
Setelah
muncul dan berkembangnya persoalan politik dan aqidah dalam realitas
kehidupan umat Islam. Adalah munculnya persoalan baru yang terkait
dengan fiqh atau pemahaman dalam syari'at Islam. Baik syariat dhohir
(hukum Islam), maupun syariat batin (akhlak islami) atau tasawuf.<br />
Para
ulama' fiqh (hukum Islam), baik di kalangan Sunni, maupun Syiah secara
garis besar terbelah menjadi tiga kelompok pemahaman, yakni; para ahlul
hadits (tekstualis), ahlur ro'yi (rasionalis), dan ahlus sunnah
(tekstualis-rasionalis).<br />
Demikian juga para ulama' tasawuf
(kerohanian dan kebatinan dalam Islam), juga terbedakan dalam tiga
karakter, yakni; sunni, falsafi dan baathini.<br />
Para ulama' yang
konsen terhadap ajaran formal dan aturan-aturan hukum Allah, secara
garis besar memiliki tiga sikap mental yang berbeda. Ada yang memahami
teks aturan agama (syariat) dalam Al Qur'an dan as Sunnah sangat formal
dan tektual. Mereka adalah ahlul hadits, sehingga memunculkan madzhab -
madzhab salaf yang tampak lebih formal seperti madzhab Maliki.<br />
Para
ulama' yang cenderung rasional, seperti ulama' Kufah dan Basrah
memahami agama lebih kontekstual dan esensial. Seperti imam madzhab Abu
Hanifah. Demikian juga para ulama' Sunni yang cenderung konvergensif,
akomodatif. Mereka melahirkan madzhab fiqih yang modern dan moderat,
seperti Imam Syafi'i. <br />
Sedangkan dalam bidang kerohanian (tasawuf)
sebagai bagian dari pemahaman keagamaan. Juga terdapat tiga kelompok
pemahaman yang berkembang dalam kehidupan masyarakat Islam.<br />
Pertama,
kelompok yang cenderung mengikuti pola kesufian Rasulullah Saw. Mereka
berusaha menjauhi materialisme dan hedonisme tetapi secara aktif mereka
mendakwahkan ajaran Islam, khususnya ajaran akhlak dan kerohaniannya.
Mereka adalah para sufi Sunni, yang gerakannya sukses pertama kali
(gerakan i'tizal dan Zuhud atas prakarsa Hasan Basri. Yang selanjutnya
diperkokoh oleh Abu Qasim Junaidi Al Baghdadi, juga oleh para tokoh Sufi
sunni yang lain.<br />
Kedua, kelompok yang cenderung mengikuti pola kesufian para<br />
filosof
dan ahli hikmah. Mereka lebih cenderung pada aktivitas berfilsaf dan
berteori. Hikmah -hikmah kerohaniannya memenuhi glosarium dunia Islam.
Mereka adalah para sufi falsafi, dengan tokoh legendarisnya yang bernama
Ibnu Arobi.<br />
Sedangkan yang ke tiga, adalah para sufi baathini.
Mereka, para sufi baathini adalah orang-orang yang keasikan kebatinannya
melampaui batas-batas etika dan estetika apapun, termasuk di dalamnya
batasan syariat Islam. Kebatinan transkultural ini yang selanjutnya
disebut sebagai aliran tasawuf mabuk dan dianggap sesat oleh para
aktivis syariat Islam.<br />
<br />
<b>E. Persoalan Hegemoni Barat.</b><br />
Penyebab
dan akar Sejarah timbulnya berbagai aliran keagamaan dan politik dan
sosial dalam Islam, adalah adanya dominasi dan hegemoni barat atas
wilayah sosial politik umat Islam. <br />
Setelah sekitar dua abad
bangsa barat menjajah umat Islam, umat Islam mulai bangkit dan
tersadarkan akan pentingnya kebangkitan umat Islam. Mulai dari Turki dan
Mesir yang berhubungan dan berhadapan langsung dengan bangsa barat.
Turki berhadapan dengan Italia dan Mesir berhubungan dengan Prancis
(Ekspedisi Napoleon Bonaparte). Para ulama' terbelalak melihat
peradaban yang jauh lebih tinggi daripada peradaban umat. Padahal mereka
sangat yakin pada Sabda nabi "Al Islam ya'lu wala Yu'laa 'alaih" (Islam
adalah adalah peradaban tertinggi, tidak ada yang mengunggulinya). <br />
Tatkala
umat Islam masih tertidur lelap di dalam selimut penjajahan barat,
khususnya; Portugis, Inggris, Spanyol, dan Belanda. Para ulama' Islam
Mesir khususnya Sayyid Jamaluddin Al Afghani, Muhammad Abduh dan Rasyid
Ridha, berjuang keras, menggelorakan kebangkitan umat Islam. Demikian
juga para Sultan dan Khalifah Dinasti Usmaniyah di Turki, menggelorakan
semangat kebangkitan melawan kolonialisme barat. Maka terjadilah
kebangkitan umat Islam di hampir seluruh penjuru dunia, atas prakarsa
para sultan dan ulma' pemimpin umat.<br />
Termasuk kesultanan-kesultanan di wilayah Nusantara (kawasan Asia tenggara).<br />
Mulai
kesultanan Aceh (samudra pasai) sampai dengan kesultanan Ternate dan
Tidore. Kesultanan di Pulau Jawa sampai di kepulauan Sulu dan Mindanao.
Semuanya bangkit melawan hegemoni dan penjajahan bangsa barat (Belanda,
Inggris, Portugis dan Spanyol). Maka akhirnya muncul organisasi dan
Jam'iyyah pergerakan dengan berbagai macam warna warni keislamannya. <br />
Dalam
skala internasional, muncul Pan Islam, Ikhwanul muslimin, Wahabi dll.
Sedangkan di Indonesia, muncul Serikat Dagang Islam, Budi Utomo, Al
Khoiriyah, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama' dll. Semua organisasi dan
Jam'iyyah pergerakan tersebut tujuan utamanya adalah merebut kembali
kemerdekaan dari tangan kolonialisme bangsa barat.<br />
Wallahu a'lam bis showab</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2235360314428911524.post-88344089259156646952019-03-03T07:00:00.000-08:002019-03-27T19:46:25.952-07:00Mengenal Mapping Umat Islam Versi Orientalis<h2 style="text-align: center;">
Mengenal Mapping Umat Islam Versi Orientalis</h2>
<h3 style="text-align: center;">
<u>Oleh: Kharisuddin Aqib</u></h3>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOCx3W_DXa_knLy6C0Y4pqLO9kG7Ch63uNMJybTMGrPXW70vjn4UF7misfrlbRtyShjBcHUGsOHmyyvjqmfwzDm2or-RwrmcItBnrB6JL-5nfPEfTXod_i3FnzRmoowU7zfp_TYb9XKA5m/s1600/abi+aa.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="120" data-original-width="97" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOCx3W_DXa_knLy6C0Y4pqLO9kG7Ch63uNMJybTMGrPXW70vjn4UF7misfrlbRtyShjBcHUGsOHmyyvjqmfwzDm2or-RwrmcItBnrB6JL-5nfPEfTXod_i3FnzRmoowU7zfp_TYb9XKA5m/s200/abi+aa.jpg" width="161" /></a><b>Pemetaan
umat Islam</b> oleh orang-orang barat pengkaji bangsa dan peradaban timur,
dalam beberapa segi pendekatan, yakni; psikologi, sosiologi dan
historiografi.<br />
1. Psikologi:<br />
Pluralis, Puritanis, dan moderatis.<br />
<b>a. Pluralis</b> adalah orang-orang yang mengakui bahwa kebenaran tidak hanya satu, bahkan bisa semua benar.<br />
Pluralis ada tiga macam: apatis, naturalis, dan transendental. <br />
1. Pluralis apatis adalah orang-orang yang kurang berilmu dan frustasi.<br />
2. Pluralis naturalis adalah kaum ilmuwan dan filosof umum (dahriyun). <br />
3. Pluralis transendental adalah dari kalangan ilmuwan yang ruhaniawan
(Ulul Albab/cendikiawan), ahli fikir, ahli dzikir dan istiqamah dalam
amal shaleh.<br />
Kelompok yang ke tiga inilah 'ulama' yang Rosyidun.<br />
<b>b. Puritanis.</b><br />
Adalah kaum muslimin sangat konsisten pada gerakan pemurnian ajaran Islam, atau kembali pada syariat Islam.<br />
Puritanis ada tiga macam, yakni: Fanatik, obyektif dan sufistik. <br />
<b>1. Puritanis Fanatik.</b><br />
Mereka adalah kaum puritan taqlid buta kepada firqah atau jama'ah nya.
Kebanyakan mereka adalah kaum awam dari firqah (aliran pemikiran aqidah
atau teologi) salafi, Wahabi dan Ikhwanul muslimin.<br />
<b>2. Puritanis Rasionalis</b><br />
Mereka adalah kaum puritan yang lebih rasional akademik. Kebanyakan
mereka adalah para akademisi yang "mendapatkan hidayah" kemurnian dalam
Islam, khususnya dalam masalah aqidah. Mereka biasanya disebut salafi
manhaji.<br />
<b>3. Puritanis Sufistik</b><br />
Mereka adalah kaum pemurni yang berasal dari kalangan ahli tasawuf.
Mereka juga bisa dikatakan sebagai Sufi sunni. Mereka adalah orang-orang
yang mendapatkan rahmat keluasan ajaran Islam, sekaligus terbimbing di
dalam syariat Islam yang benar dan diridhoi Allah SWT.<br />
<b>c. Moderatis</b><br />
Moderatis atau kelompok moderat adalah mereka yang sikap mentalnya
akomodatif terhadap keyakinan ahli hadis (tektualis) dan keyakinan ahli
ro'yu (rasionalis) dalam aliran pemikiran Islam. Tidak ekstrim dalam
berislam, khususnya dalam menghadapi peradaban barat. Mereka adalah kaum
Sunni, atau firqah ahlussunah wal jama'ah.<br />
2. Pendekatan Sosiologis.<br />
Dalam prespektif mapping orientalis umat Islam secara sosiologis, umat
Islam ada tiga kelompok; Kelompok keagamaan, Kelompok politik, Kelompok
budaya. <br />
<b>A. Kelompok keagamaan, meliputi; Liberalis, modernis, tradisionalis. fondamentalis. </b><br />
1. Kaum liberalis adalah kaum yang berfikir liberal (bebas), melepaskan
diri dari sekat-sekat faham keagamaan yang telah ada, secara pribadi.
Atau orang-orang yang berpandangan pluralis (bahwa kebenaran tidak hanya
satu), kebenaran yang satu dan mutlak hanya milik Allah.<br />
Sedangkan kebenaran yang diperoleh oleh manusia, semua nisbi.<br />
2. Kaum modernis.<br />
Adalah kelompok umat Islam sangat akomodatif (sangat menerima) terhadap
kemodernan produk budaya barat. Mereka adalah kaum priyayi dari umat
Islam berbudaya kota.<br />
3. Tradisionalis<br />
Adalah kelompok umat Islam yang secara sosiologis akomodatif terhadap
budaya lokal, sebagai bagian dari warna keagamaannya. Mereka kebanyakan
adalah kelompok ahli Sunnah wal jama'ah yang berbasis pesantren atau
pedesaan.<br />
4. Fondamentalis<br />
Mereka adalah kaum muslimin yang sangat kuat mempertahankan keyakinan
keagamaannya dan bersikap sangat keras terhadap hegemoni tradisi dan
budaya luar, baik dari barat maupun dari timur.<br />
<br />
<b>B. Kelompok Politik</b><br />
Umat Islam dalam peta politik barat di buat dalam tiga kategori; westernis, nasionalis, islamis.<br />
<br />
<b>1. Westernis </b><br />
Adalah kelompok umat Islam yang dalam sikap politiknya sangat barat
oriented. Mereka mendukung model pemerintahan barat yang skularistik
(memisahkan antara agama dengan politik praktis) mereka kebanyakan
adalah umat Islam alumni pendidikan barat.<br />
<br />
<b>2. Kategori Nasionalis</b><br />
Kelompok ini, adalah mereka yang semangat nasionalisme (kebangsaannya),
melebihi semangat keislaman dan kebarat-baratan dalam berpolitik. Kaum
nasionalis berusaha mengkompromikan antara nilai keislaman, budaya barat
dengan potensi dasar dan karakteristik bangsa. Mereka kebanyakan kaum
tradisionalis yang terpelajar. Baik pendidikan ala barat, maupun ala
pesantren<br />
<b><br /></b>
<b>3. Kategori Islamis.</b><br />
Mereka yang dicap oleh orientalis sebagai kelompok politik Islamis
adalah, orang-orang yang spirit dalam mengatur politiknya kembali
kepada sejarah politik Islam masa lalu (klasik). Perundang-undangan
negara harus merujuk pada hukum Islam formal. Bahkan bentuk negara harus
negara agama (dengan pemerintahan teokrasi). Baik bersifat nasional
(presiden) maupun trans nasional (raja maupun Khalifah).<br />
Kelompok ini adalah adalah para pendukung ideologi Ikhwanul muslimin, Hizbut Tahrir dan Kaum salafi Wahabi.<br />
4. Kategori Militanis<br />
Militanis atau kaum militan Islam, pada dasarnya adalah kelompok Islam
sangat fanatik dan responsif dalam melawan barat. Tetapi di dalamnya ada
dua kategori; radikal dan tidak radikal. Militanis radikal melawan
hegemoni barat secara politik maupun fisik. Sedangkan yang tidak radikal
tidak melawan secara fisik. <br />
<br />
<b>5. Kategori Radikal</b><br />
Umat Islam yang dicap sebagai radikalis oleh barat, adalah setiap orang
Islam yang terang-terangan melawan hegemoni barat, baik secara fisik,
politik dan budaya. Mereka adalah kaum Mujahidin fi Sabilillah di skala
politik global. Peperangan Barat -Timur, baik perang dingin maupun
perang panas.<br />
<br />
<b>6. Kategori Teroris</b><br />
Teroris adalah kategori yang diberikan oleh barat terhadap umat Islam
yang militan lagi radikal, tetapi radikalnya tidak dilakukan secara
terbuka, mereka melakukan perang gerilya dengan hegemoni barat.<br />
Secara gradual ketiga kategori muslim ini musuh barat yang sesungguhnya,
yakni; Militanis, Radikalis dan Teroris. Mereka inilah kaum muslimin
politis formalisme.<br />
Kondisi mereka sangat memprihatinkan, karena kehebatan barat dalam
membuat kesan dan opini buruk terhadap mereka. Sampai-sampai kebanyakan
kaum yang lain, juga turut memusuhi mereka. Karena barat memiliki
teknologi informasi yang canggih. Khususnya di era cyberwarrior
sekarang ini.<br />
<br />
<b>C. Pendekatan Historis</b><br />
Dalam pendekatan sejarah, Orang-orang barat memetakan kaum muslimin menjadi dua kategori, yaitu kaum ortodoks dan kaum modernis.<br />
<b>1. Kaum ortodoks</b><br />
Adalah kaum muslimin yang secara historis memegangi dengan fanatik
peradaban masa lalu (klasik) Islam. Dan menolak hegemoni peradaban
barat.<br />
<b>2. Kaum Modernis.</b><br />
Adalah kelompok umat Islam yang dalam prespektif barat sangat apresiatif
(menerima dengan bangga). Mengikuti dan mengkiblat barat, sebagai
sumber sejarah peradaban baru, dan penulisan sejarah baru. Termasuk
dalam hal ini adalah teknologi dan kebudayaan.<br />
Pemetaan sosio, politik dan kultural umat Islam oleh para orientalis
(orang-orang barat pengkaji peradaban timur), adalah karena masyarakat
timur, khususnya umat Islam adalah obyek kajian sekaligus konsumen
produk peradaban mereka.<br />
Sehingga 'kolonialisme' barat atas bangsa-bangsa timur akan tetap lestari.<br />
Produk barat yang berupa modernitas, baik teknologi maupun peradaban
terus digencarkan, sementara umat Islam dibuat sibuk dengan berbagai
issu yang bisa membuat umat berperang sesama muslim sendiri. Dengan
teknologi informasi dan dunia Maya sebagai medan laganya.Yang dikenal
sebagai cyberwar (perang di dunia Maya). Dengan target memecah belah dan
menguasai (Devide at Ampera), sebagai mana VOC menguasai Indonesia.<br />
<i><b>Wallahu a'lam bis showab
</b></i></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2235360314428911524.post-69091375174318866102018-12-30T22:44:00.000-08:002018-12-30T22:45:58.582-08:00Mengenal Lebih Dekat Dengan 'Ulama’<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiK0m_iYgyPg2UWUbPnHxKnYbjUTjab6lT3x9YLqT0vP9RfeN_Dn8vuuyo86LiHtVcP-8fe-hrqJu2PvOAul_EuK0GN3o2arqprFBKOrqnulNLcYJ-_k4v1tX5vS6wvpu7XL8alG-7GXYc/s1600/abi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="550" data-original-width="530" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiK0m_iYgyPg2UWUbPnHxKnYbjUTjab6lT3x9YLqT0vP9RfeN_Dn8vuuyo86LiHtVcP-8fe-hrqJu2PvOAul_EuK0GN3o2arqprFBKOrqnulNLcYJ-_k4v1tX5vS6wvpu7XL8alG-7GXYc/s200/abi.jpg" width="192" /></a></div>
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 2.15pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: center; text-indent: 0cm;">
<u style="text-underline: black;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt;">M</span></u><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt;"></span><u style="text-underline: black;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt;">engenal Lebih Dekat Dengan 'Ulama</span></u><u style="text-underline: black;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt;">’</span></u><u style="text-underline: black;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt;"></span></u><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Oleh: Abdullah
Kharisuddin Aqib</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 2.1pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: left; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 2.1pt; text-align: left;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">A. Pengertian
'Ulama' dan Apa-apa yang terkait dengannya.</b><span style="mso-spacerun: yes;">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0cm; mso-list: l4 level1 lfo1; text-indent: -14.15pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><span dir="LTR"></span>Secara bahasa adalah para ilmuwan
(orang yang banyak ilmu dan atau pengetahuannya), baik ilmu umum maupun
keislaman. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0cm; mso-list: l4 level1 lfo1; text-indent: -14.15pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><span dir="LTR"></span>Secara istilah keislaman umum
adalah orang-orang yang ilmu agamanya diyakini banyak, oleh masyarakatnya. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0cm; mso-list: l4 level1 lfo1; text-indent: -14.15pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><span dir="LTR"></span>Menurut Al Qur'an, orang-orang
yang bisa benar-benar takut kepada Allah SWT. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0cm; mso-list: l4 level1 lfo1; text-indent: -14.15pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><span dir="LTR"></span>Menurut para ahli tasawuf atau
ahli hakekat, adalah orang-orang yang banyak ilmunya dengan kompetensi yang
baik. (Pengetahuannya banyak ('alim), pemahaman dan penghayatannya baik
(faqih), serta praktek pengamalannya cermat (wari' atau waro'). </div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 2.1pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: left; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 2.1pt; margin-left: 17.05pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l10 level1 lfo2; text-align: left; text-indent: -17.05pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-list: Ignore;">B.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Keterkaitan istilah
'Ulama' dengan yang lain: 'Ulama' dengan Kyai dan Habaib:</b> </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0cm; text-indent: 0cm;">
'Ulama' adalah
adalah gelar akademik dan moral, sedangkan Kyai adalah gelar sosial keislaman
Jawa. Adapun habaaib adalah gelar keturunan Rasulullah.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0cm;">
Sehingga ada kemungkinan kyai yang
kurang ke'ulama'annya, demikian juga Habaib. Begitu juga sebaliknya, ada
seorang yang 'alim tapi bukan kyai dan juga bukan habib. Gelar Ke'ulama'an
sosial (kyai, Ki, Ajengan, tuan guru dll) bersifat lokal. </div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 2.1pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: left; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 2.1pt; margin-left: 17.05pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l10 level1 lfo2; text-align: left; text-indent: -17.05pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-list: Ignore;">C.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Profesi dan Excellency
(keunggulan) para 'ulama' umat Islam seperti para Nabi </b></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 2.1pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: left;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Bani Israil.</b><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0cm; text-indent: 0cm;">
Masing-masing
'ulama' umat Islam (yang Rosihun fil ilmi sekaligus Auliya') memiliki karakter,
kompetensi, profesi, dan keunggulan (Excellency) sebagai mana para nabi di
kalangan Bani Israil. Sehingga kewalian<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>mereka disebut tahta qidam anbiya' (di bawah kaki para Nabi) Keunggulan
mereka adalah seperti mukjizat bagi para nabi Bani Israil. Ada ulama' seperti
nabi Musa, misalnya imam Ghazali, dan seperti nabi Isa misalnya Ibnu Sina atau
para kyai thabib. Ada 'ulama' seperti nabi Daud, Sulaiman dsb. </div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 2.1pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: left; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 2.1pt; margin-left: 17.05pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l10 level1 lfo2; text-align: left; text-indent: -17.05pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-list: Ignore;">D.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Profesi 'ulama' dalam
sejarah Islam.</b> </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; mso-list: l3 level1 lfo3; text-indent: -15.3pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span>Ada 'ulama' yang juga umaro', misalnya: para Khalifah, mulai
Khulafaur Rosyidin sampai dengan Khalifah terakhir kebanyakan adalah juga
ulama'.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; mso-list: l3 level1 lfo3; text-indent: -15.3pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span>ulama' pedagang atau pengusaha, seperti para 'ulama' Nusantara,
khususnya sebelum masa kemerdekaan. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; mso-list: l3 level1 lfo3; text-indent: -15.3pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span>ulama' pendidik, seperti para kyai pesantren, para guru dan
dosen, serta guru Mursyid. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; mso-list: l3 level1 lfo3; text-indent: -15.3pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span>'ulama' pejuang dan da'i, seperti para tokoh dan pimpinan ormas
Islam, misalnya para Syuriah NU, pimpinan Muhammadiyah, dll. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; mso-list: l3 level1 lfo3; text-indent: -15.3pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span>'ulama' thobib, misalnya para kyai di pedesaan. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; mso-list: l3 level1 lfo3; text-indent: -15.3pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">6.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span>'ulama' pertapa (Zahid). Ada para waliyullah yang tersembunyi
(wali mastur dan wali Majdzub). </div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 2.1pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: left; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 2.1pt; margin-left: 13.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l2 level1 lfo4; text-align: left; text-indent: -13.45pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-list: Ignore;">E.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Profesi 'Ulama' Kyai
Jawa. Secara garis besar ada 4 macam.</b> </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt;">
Ada kyai sembur (kyai thabib atau
dukun), kyai tutur (penceramah), kyai tandur (pendidik), dan kyai wuwur
(pengayom masyarakat). </div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 2.1pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: left; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 2.1pt; margin-left: 13.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l2 level1 lfo4; text-align: left; text-indent: -13.45pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-list: Ignore;">F.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Gelar-gelar Ke'ulama'an
Secara Praktis.</b><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0cm; mso-list: l11 level1 lfo5; text-indent: -12.25pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span>Bidang Sosial Budaya (lokal). Syekh, Kyai, Ki, Ajeng tuan, Tuan
Guru, Mursyid, ayatulloh, dll. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0cm; mso-list: l11 level1 lfo5; text-indent: -12.25pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span>Bidang Keilmuan: faqih, Mujtahid, mutakkallim, syekh,
mutashawwif, Sufi, muhaddis, musnid, mufassir, murobbi dll. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0cm; mso-list: l11 level1 lfo5; text-indent: -12.25pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span>'Ulama' versi Barat: </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0cm; mso-list: l5 level1 lfo6; text-indent: -9.8pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><span dir="LTR"></span>Puritanis (pemurni ajaran agama),
seperti ulama' salafi dan Wahabi. Mereka adalah ulma' fondamentalis yang tidak
radikal.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0cm; mso-list: l5 level1 lfo6; text-indent: -9.8pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><span dir="LTR"></span>Fondamentalis (sangat menjunjung
tinggi prinsip-prinsip keyakinan dalam agama), di dalam mereka itu ada kelompok
yang radikal (keras secara fisik terhadap barat), seperti MMI di Indonesia dan
Al Qaeda di Timur Tengah. Tapi ada juga yang tidak tidak radikal secara fisik
seperti Hizbut tahrir. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0cm; mso-list: l5 level1 lfo6; text-indent: -9.8pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><span dir="LTR"></span>Tradisionalis, adalah 'ulama' yang
mengikuti prinsip keberagaman ahli Sunnah wal jama'ah. Yang cukup lunak dalam
berhadapan dengan bangsa dan budaya Barat. Seperti NU dan Muhammadiyah di
Indonesia. Mereka juga disebut ulama' nasionalis. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0cm; mso-list: l5 level1 lfo6; text-indent: -9.8pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><span dir="LTR"></span>'Ulama' liberalis adalah kelompok
'ulama' yang sangat bebas dan akomodatif terhadap kebenaran agama dan ajaran
filsafat lain. Juga terhadap bangsa dan budaya barat.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0cm; mso-list: l5 level1 lfo6; text-indent: -9.8pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><span dir="LTR"></span>'Ulama' Pluralis. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0cm;">
Pluralis model 'ulama' yang bisa
mengakui dan memahami banyak kebenaran. Kebenaran bukan tunggal. Bahkan semua
agama bisa benar semua. Kelompok ini juga sangat akomodatif terhadap bangsa dan
budaya barat, sehingga bangsa barat bisa menerima kelompok ulama' ini. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0cm;">
Model ulama' pluralis dengan
lineralis, yang membedakan liberalis karena sikap mental toleran, sedangkan
prularis karena pengetahuan yang mereka miliki. </div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 2.1pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: left; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 2.1pt; text-align: left;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">G. Jaringan 'Ulama'.</b>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; text-indent: -21.25pt;">
Warna warni
jaringan 'ulama' sangat banyak, tetapi secara garis besar dapat dikelompokkan
menjadi empat warna dasar. Jaringan dakwah Islam, jaringan keilmuan dan
pendidikan, jaringan organisasi dan gerakan, jaringan nasab dan tradisi.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; mso-list: l1 level1 lfo7; text-indent: -21.25pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span>Jaringan dakwah Islam, adalah jaringan para penyebar Islam di
wilayah minoritas, seperti Walisongo di tanah Jawa, abad 14-15, ittihadul
muballighin, dan Jama'ah tabligh di era modern (transnasional). </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; mso-list: l1 level1 lfo7; text-indent: -21.25pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span>Jaringan Ilmu dan pendidikan diwujudkan dalam jaringan alumni
dan keguruan, jaringan pesantren Nusantara, jaringan alumni pesantren Yaman,
perguruan tinggi Mesir dll.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; mso-list: l1 level1 lfo7; text-indent: -21.25pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span>Jaringan organisasi dan gerakan, ada yang bersifat nasional;
seperti Muhammadiyah dan NU. Ada yang bersifat transnasional, seperti: Hizbul
tahrir, Wahabi, salafi dan Ikhwanul muslimin. Juga beberapa Jam'iyyah thoriqoh.
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; text-indent: -21.25pt;">
4. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Jaringan nasab dan tradisi; seperti
Habaib,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>basaiban, Syiah dll </div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 2.1pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: left; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 2.1pt; margin-left: 14.05pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l9 level1 lfo8; text-align: left; text-indent: -14.05pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-list: Ignore;">H.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">'Ulama' dan Politik.</b> </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt;">
Sebenarnya hubungan antara
'Ulama' dengan politik adalah ibarat nakkoda dengan kapalnya. Tetapi kebanyakan
sekarang umat terhipnotis oleh para nakkoda hitam, sehingga para 'ulama' enggan
berpolitik dalam pemerintahan dan negara. Karena politik digambarkan sebagai
kapal rusak yg membahayakan. Atau digambarkan sebagai area berlumpur yang
kotor.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt;">
Seharusnya yang memasuki ranah
politik haruslah para 'ulama' agar politik (kapal) bisa berjalan dalam pakem
para nabi ('ala minjahajin nubuwwah).<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt;">
Opini buruk bagi 'ulama' yang
pada ranah politik adalah provokasi pada politikus, bukan negarawan. Negara
yang dinakhodai oleh yang bukan 'ulama' tentu amat sulit untuk berjalan di atas
rel aturan Allah SWT. </div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 2.1pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: left; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 2.1pt; margin-left: 14.05pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l9 level1 lfo8; text-align: left; text-indent: -14.05pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-list: Ignore;">I.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Akhlak dan Keilmuan para
'Ulama'.</b> </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt;">
Sebagai pewaris para Nabi 'Ulama'
idealnya memiliki akhlak atau kepribadian serta keilmuan seperti para Nabi dan
Rasul.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 31.7pt; mso-add-space: auto; mso-list: l8 level1 lfo12; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><span dir="LTR"></span>Para nabi berakhlak Rabbani, ada
yang akhlak yang sangat lengkap dengan gelar Abdullah, seperti Nabi Muhammad,
tetapi ada yang dominan dalam kepribadian tertentu seperti sangat berkuasa
dengan gelar Abdul Malik, seperti Nabi Daud. Abdus Shobur seperti Nabi Nuh. Dll.
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0cm;">
Para nabi semua bekerja, baik
dalam kehidupan maupun dakwahnya adalah dalam rangka menyenangkan Allah (Li
irdho illah).<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0cm;">
Demikian juga para ulama' yang
warosatul anbiya'.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 31.7pt; mso-add-space: auto; mso-list: l8 level1 lfo12; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><span dir="LTR"></span>Dalam hal Keilmuan para nabi juga
memiliki keunggulan masing-masing, ada yang ahli menejerial seperti nabi
Muhammad, informatika seperti Nabi Musa, matematika nabi Idris, akuntansi
agronomi nabi Yusuf, perkapalan nabi Nuh dll. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt;">
Demikian juga para 'ulama'
warosatul anbiya', juga memiliki keunggulan keilmuan dan profesi serta kepribadian
sebagai mana para nabi dan Rasul. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt;">
Sedangkan para 'ulama' yang tidak
warosatul anbiya', tentu akhlak batinnya tidak sama dengan para nabi dan rasul.
Demikian juga motivasi "kerjanya". Mereka bekerja liddun ya (untuk
dunianya; mungkin untuk material, untuk kenikmatan, nama besar, harga diri,
atau jabatan duniawi). Sekalipun dan bisa jadi akhlak dhohir dan keilmuannya
sama dengan yang warosatul anbiya'. </div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 2.1pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: left; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 2.1pt; margin-left: 17.1pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l6 level1 lfo9; text-align: left; text-indent: -17.1pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-list: Ignore;">J.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">'ULAMA' yang Nabawiy dan
'Ulama' yang Rasuliy.</b> </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt;">
'Ulama' pasca era kenabian (era
kewalian), tugas dan fungsinya juga seperti pada masa kenabian. Yaitu ada hamba
Allah yang tugas dan fungsinya sebagai penyimpan ilmu atau penyebar ilmu pasif
itulah para anbiya'. Dan ada hamba Allah yang bertugas sebagai penyebar ilmu
dan pembimbing umat secara aktif,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>itulah
yang disebut Mursalin (para rasul). Demikian juga 'ulama' warosatul anbiya'.
Ada yang tidak aktif menyebarkan ilmu dan pembimbing umat, tugas mereka hanya
menyimpan ilmu untuk mengamalkannya sendiri dan untuk orang yang mau bertanya
kepadanya, disamping berdoa dan munajat kepada Allah SWT, itulah maqam 'ulama'
Nabawi. Sedangkan 'ulama' rasuli adalah 'ulama' yang secara aktif nasyrul 'ilmi
dengan menulis, mengajar dan atau membimbing umat. Mereka itulah para warosatul
Mursalin. </div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 2.1pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: left; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 2.1pt; margin-left: 17.1pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l6 level1 lfo9; text-align: left; text-indent: -17.1pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="mso-list: Ignore;">K.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Kwalifikasi 'Ulama'</b><span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-fareast-font-family: Calibri;"></span> ; </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt;">
Hukama',<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Auliya, Asfiya' dan Ulul Albab. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt;">
Secara potensial, semua 'ulama'
yang Rosihun fil ilmi (mendalam ilmunya), yang warosatul anbiya' pasti memiliki
banyak hikmah, kewalian, kesufian dan keulul albaban. Tetapi berdasarkan
keunggulan yang lebih bisa dikenali, ada 'ulama' yang ahli hikmah (Hukama'),
ahli amal (Auliya'), ahli ilmu dan amal (Asfiya'), ahli fikir , ahli dzikir dan
ahli berjuang (Ulul Albab). </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; mso-list: l7 level1 lfo10; text-indent: -12.25pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span>Ulama' hukuma'. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; text-indent: -14.15pt;">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Seorang 'ulama' yang Hukama' adalah
seorang yang banyak hikmahnya (banyak filsafat hidupnya) sekaligus dia mampu
untuk menyampaikannya kepada orang lain, baik secara lisan maupun tulisan.
Kemampuannya untuk mengintegrasikan dan menyimpulkan antara pengetahuannya
dengan fenomena yang ada menjadikan dia bijaksana. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; mso-list: l7 level1 lfo10; text-indent: -12.25pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span>'ulama'yang Auliya' adalah seorang 'ulama' yang karya nyatanya
lebih dominan daripada teori, orasi dan literasinya,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>khususnya dalam menolong manusia karena
Allah. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; text-indent: -14.15pt;">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Dengan kedermawanan dan kemurahan hatinya
dia dicintai oleh Allah SWT, sehingga dia dijaga (Mahfud), dan dibimbing oleh
Allah SWT (Rosyidun). </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; mso-list: l7 level1 lfo10; text-indent: -14.15pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span>'Ulama' Al Asfiya' ('ulama' Sufi), adalah ulama' yang lebih
dominan mengamalkan ilmu tasawuf, bahkan mereka sebagai guru dan pembimbing
kerohanian umat (Mursyidun) merekalah yang secara formal dan spiritual menjadi
Khulafaur Rosul (Ar Rosyidun Ar Rosihun). Yang sanad dan berkahnya bersambung
secara langsung (musalsal dan mutallaqqiyan) sampai dengan Nabi Muhammad Saw </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; mso-list: l7 level1 lfo10; text-indent: -12.25pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span>'Ulama' Ulul Albab. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; text-indent: -14.15pt;">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Ulul Albab "dzu fikrotin saalimatin kholiatin
'anil hawa" (pemilik pikiran yang sehat dan bersih dari hawa nafsu) adalah
persyaratan sebagai 'ulama' warosatul Mursalin. Dalam profesi apapun, dia
adalah ahli dzikir, ahli fikir dan ahli amal shaleh, khususnya perjuangan dan
dakwah. Mereka itulah cendikiawan muslim dalam prespektif Al Qur'an. </div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 2.1pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: left; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 2.1pt; text-align: left;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">L. Kwalifikasi
'Ulama' II</b> </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-indent: -7.1pt;">
Salafi,
Khalafi, Sunni dan Ahli Sunnah wal jama'ah. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-indent: -7.1pt;">
Dalam tradisi
keagamaan, 'ulama' juga bisa dikelompokkan menjadi 3 atau 4 kwalifikasi
berdasarkan era dan trendy pemikiran mereka. Yakni; </div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 35.45pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo11; text-indent: -21.25pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><span dir="LTR"></span>'Ulama' salafi. Yaitu para ulama
yang cenderung mengikuti pola pemikiran mayoritas kaum salaf (ulama' klasik),
yang bermazhab ahlul hadits (tekstualis). Akal tidak boleh interpretasi dalam
pemahaman agama. Agama adalah otoritas mutlak Wahyu. </div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 12.25pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo11;">
<span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span>'Ulama' kholafi. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; text-indent: 0cm;">
Para ulama yang
cenderung mengikuti pola pemikirannya minoritas kaum salaf, yakni ahlu Ro' yi.
Kaum rasionalis dalam Islam. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; text-indent: 0cm;">
Munculnya
kelompok-kelompok minoritas 'ulama' ini memang belakangan era salaf (2-3 abad
setelah Rasulullah wafat). Sehingga kelompok ini disebut 'ulama' kholafi
(belakangan). </div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 12.25pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo11;">
<span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span>'Ulama' Sunniy. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 42.55pt; text-indent: 0cm;">
Kwalifikasi
'Ulama' ini adalah secara tradisi dalam pemahaman agama bersifat kombinatif.
Yaitu menggunakan tradisi keagamaan ahlul hadits ('ulama' salafi), dan tradisi
ahlur ro'yi ('ulama' kholafi) sekaligus. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 42.55pt; text-indent: 0cm;">
Mereka memegangi
Al Qur'an dan Al hadits (Wahyu Allah), juga ro'yu atau akal sehat sebagai dalil
agama.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; mso-list: l0 level1 lfo11; text-indent: -7.1pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span><span dir="LTR"></span>'Ulama' Aswaja. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 42.55pt; text-indent: 0cm;">
Ahlussunah wal
jama'ah adalah sebuah kelompok umat Islam (juga para 'ulama'nya) adalah
kumpulan para pengikut madzhab sunny, yang bersatu dalam menghadapi dominasi
minoritas muslim (Mu'tazilah maupun Salafi), yang dalam bahasa trendy nya
adalah <span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-fareast-font-family: Calibri;"></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">"</i></b><span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-fareast-font-family: Calibri;"> </span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">AHLU SUNNAH GRUP" </i></b></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 2.1pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: left; text-indent: -7.1pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Wallahu A'lam bis sowab.<span style="mso-spacerun: yes;">
</span></div>
<div class="MsoNormal">
Kelutan, 30 Desember 2018. </div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 2.1pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: left; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Abdullah Kharisuddin Aqib. Khodim Ma'had DUA. </div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2235360314428911524.post-23601671135385325942018-09-11T01:30:00.000-07:002018-09-13T19:08:42.487-07:00Adab di Dalam Masjid<div style="text-align: center;">
<b><u><span style="font-size: x-large;">Adab di Dalam Masjid</span></u></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Oleh : Abdulloh Kharisudin Aqib Al Kelutani</b></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhe4qAOGLs2WNO7KfgoDfKJ8OYVE20o5lwe03vA-1JhLTOVLjv0gRSv9E-MyyfqqoRpQEvDI2uYsbOCKfGkYRY2Z8cLiC0e_1esq6Wh3_0nEzYn3i_a3Us_WQdRuY91MCaoRSHCPX46cdE-/s1600/abi+majdzub.jpg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="787" data-original-width="591" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhe4qAOGLs2WNO7KfgoDfKJ8OYVE20o5lwe03vA-1JhLTOVLjv0gRSv9E-MyyfqqoRpQEvDI2uYsbOCKfGkYRY2Z8cLiC0e_1esq6Wh3_0nEzYn3i_a3Us_WQdRuY91MCaoRSHCPX46cdE-/s200/abi+majdzub.jpg" width="150" /></a><b>Masjid</b>
Adalah "Rumah" Allah atau rumah khusus untuk menghadap dan bertemu
dengan Allah SWT, Maka kita harus beradab dengan baik, yaitu :<br />
1. Niat i'tikaf (ibadah dengan dzikrullah, baca Alquran dll).<br />
2. Melangkah masuk dimulai dengan kaki kanan, dengan penuh khusyuk dan
tadhorru' (merendahkan diri sendiri di hadapan Allah SWT.)<br />
3. Seraya selalu berdoa;<br />
<span style="font-size: large;">اللهم افتح لي ابواب رحمتك، وعزائم مغفرتك ، وسلامة من كل إثم ، وغنيمة من
كل بر، والفوز بالجنة ، والنجاة من النار. برحمتك يا ارحم الراحمين</span><br />
<span class="text_exposed_show"> 4. Sholat tahiyatal masjid 2 rokaat. Sholat-sholat wajib atau Sunnah <br /> 5. Dzikrullah: dengan kalimat-kalimat thayyibat, dzikrullah Sirri, jahri, berdoa dan munajat atau baca Al Quran dan Tafakur.<br /> 6. Diskusi dan mudzakarah ttg ilmu, perjuangan dan agama.<br /> 7. Tidak membicarakan kesenangan duniawi, dan bisnis pribadi, atau gurauan serta kesia-siaan.<br />
8. Menjaga sikap badan yang baik; tidak tidur atau tidur-tiduran, tidak
duduk sembarangan, seperti selonjoran ke arah kiblat, jongkok dengan
membuka aurat.<br /> 9. Tidak melewati hadapan orang yang lagi dzikrullah, sholat dan berdoa. Kecuali di luar batas sujudnya.<br /> 10. Tidak makan dan minum, kecuali dengan tetap menjaga adab dan kebersihan.<br /> 11. Mengenakan pakaian yang baik, sopan, suci dan indah. <br /> Warna putih, atau tidak bertulis, berlukis. <br /> 12. Mengenakan perhiasan (serban, kopyah, cincin, arloji) dan juga memakai parfum.</span><br />
<br />
<span class="text_exposed_show">Madinah, 10 September 2018,</span><br />
<span class="text_exposed_show">Abdulloh Kharisudin Aqib Al Kelutani </span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2235360314428911524.post-72800783479808934342018-09-07T01:30:00.000-07:002018-09-09T19:06:05.309-07:00Sufisme Ibadah Haji<div class="_5pbx userContent _3576" data-ft="{"tn":"K"}" id="js_1b">
<div style="text-align: center;">
<u><b><span style="font-size: x-large;">Sufisme Ibadah Haji</span></b></u><br />
Oleh: Abdullah Kharisudin Aqib.</div>
<br />
<br />
<br />
Yang dimaksud dengan sufisme ibadah haji adalah sebuah penghayatan
terhadap hakekat dan makna yang terkandung dalam perjalanan dan Amaliah
rukun Islam yang ke lima (ibadah haji).<br />
Haji (Al Hajji) adalah
sebuah perjalanan yang sengaja dilakukan dalam rangka memenuhi perintah
dan panggilan Allah SWT untuk melakukan ritual (manasik) tertentu
sebagai perwujudan penghambaan diri seseorang kepada Allah SWT.<br />
<br />
Oleh
karena itu orang-orang yang melakukan ibadah haji adalah para tamu
Allah (dhuyuufurrohmaan). Sebagai calon para tamu Allah, seorang yang
akan melaksanakan ibadah haji harus mempersiapkan diri dengan baik,
diantara nya :<br />
1. Persiapkan pakaian terbaik ( libasut taqwa).<br />
2. Membersihkan jiwa (tazkiyatun nafsi).<br />
3. Memakai baju terbaik dan terbaru.<br />
4. Berjalan menuju ke baitullah dengan penuh semangat dan harapan dan kerinduan.<br />
<br />
1. Menyiapkan "Pakaian" Terbaik. <br />
Pakaian terbaik bagi Ruhani kita adalah taqwallaah. Dan untuk bisa
mencapainya kita harus mengkaji dan belajar tentang ilmu-ilmu pokok
agama Islam (ilmu Ushuluddin) dengan baik dan benar. Setidaknya kita
belajar ilmu tauhid, ilmu syariat dan ilmu tasawuf. Karena memang
akidah, syariah dan akhlak kita harus benar. Mengerti siapa Tuhan kita,
dan harus tahu bagaimana kita harus beribadah, menyembah serta
berakhlak kepada-Nya.<br />
2. Membersihkan jiwa<br />
Pada hakikatnya,
berhaji adalah mengantarkan jiwa untuk mendatangi panggilan Tuhannya.
Agar pantas dan bisa diterima oleh Allah sebagai tamunya Yang Maha
Mulia, jiwa kita harus kita bersihkan dan kita mandikan dengan serius
(tazkiyatun nafsi). Kita bersihkan dari 'noda hitam' dan dosa-dosa yang
berbau busuk dan beraura suram. Noda hitam yang berupa egoisme dan
kesombongan baik yang tersembunyi maupun yang terang-terangan. Noda
hitam yang berupa kekufuran dan kemusyrikan serta kemunafikan. Yang
senantiasa menyertai kita baik siang maupun malam. Juga noda hitam yang
berupa hubbuddun-ya, iri hati dan kedengkian. Yang juga seringkali
menempel di relung hati yang paling dalam.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_Bj7BZsU7_xVBj3YXyeX_tLYGSVVNtWx9tAocqBNp_bB7L50W1PQ1LVELkAT_SuWcqBFIZmgtNGyvaVGMG5r3qYA3nVs5sA25nlulWPJjSNn5IJQkGl4MTpJqN7jPdpBKZ3y84mF6MF8/s1600/manasik+haji.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="479" data-original-width="638" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_Bj7BZsU7_xVBj3YXyeX_tLYGSVVNtWx9tAocqBNp_bB7L50W1PQ1LVELkAT_SuWcqBFIZmgtNGyvaVGMG5r3qYA3nVs5sA25nlulWPJjSNn5IJQkGl4MTpJqN7jPdpBKZ3y84mF6MF8/s640/manasik+haji.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
Ini pergerakan pengasahan kecerdasan spiritual menjadi makarimal akhlaq.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqkB-ql0CwWXHLJmM1tqMc5CDFcnM5gzAH7hNZCS_AcTnP7qjE_QpJEyR6Byiwgrdz2mGIf5P_StXN8N3LhWAD8bL7sviwFxDg5bwhyuRS4jeZT1gn6-eps3Ja0E-3rH9EaU4XDZkq8OQ/s1600/mansaik+haji+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="479" data-original-width="638" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqkB-ql0CwWXHLJmM1tqMc5CDFcnM5gzAH7hNZCS_AcTnP7qjE_QpJEyR6Byiwgrdz2mGIf5P_StXN8N3LhWAD8bL7sviwFxDg5bwhyuRS4jeZT1gn6-eps3Ja0E-3rH9EaU4XDZkq8OQ/s640/mansaik+haji+2.jpg" width="640" /></a></div>
Ini keseluruhan perjalanan ibadah haji.<br />
3. Menyiapkan Pakaian Terbaik (Pakaian Taqwa).<br />
Agar ketaqwaan kita menjadi sempurna (dhohir dan batin), maka penting
diperhatikan ilmu agama Islam yang merupakan inti ajarannya yaitu; ilmu
tauhid, ilmu syariat dan ilmu tasawuf. Agar dapat melaksanakan ajaran
Islam (perintah dan larangan Allah SWT) berikut dengan
anjuran-anjurannya, dengan keyakinan dan penghayatan yang benar. Serta
bisa berakhlak dan bersikap yang mulia, baik dengan Allah SWT maupun
dengan sesama manusia maupun dan alam sekitarnya. Wujud dari persiapan
pada pakaian adalah pembiasaan pada kebiasaan dan akhlak dhohir manusia.
Sehingga taqwallaah menjadi sesuatu sesuatu yang melekat pada diri
kita.<br />
4. Mandi Lil Ihrom<br />
Persiapan secara fisik yang berupa
mandi ini, sangat penting untuk meneguhkan dan menegaskan hati, bahwa
kita akan sowan menghadap kepada Allah SWT yang maha kuasa. Kita harus
bersih, suci dan bahkan harus harum dan wangi. Kalau bisa sebelum
mengguyurkan air mandi Lil ihrom ini, didahului dengan mandi taubat.
Taubat dari segala macam dosa dan moda. Sehingga keberangkatannya menuju
panggilan Allah SWT benar-benar telah bersih dan suci, baik pada badan
jasmani maupun badan rohani.<br />
5. Memakai Baju Ihram.<br />
Baju Ihram
adalah perwujudan dari pakaian taqwa kita, juga adalah perwujudan dari
pakaian para malaikat dan para ruh suci. Warna putih pakaian ihram ihrom
adalah wujud fisik gambar cahaya malaikati yang suci dan murni.
Sedangkan dua helai nya adalah lambang penutup jasmani dan rohaninya,
sekaligus melindungi dan menutupi aurat (bagian bawah tubuh) dan Asrar
(rahasia dan kehormatan) bagian dada manusia. Sedangkan tidak bolehnya
memakai pakaian yang berjait sebagai isyarat tidak bolehnya ada rekayasa
dan manipulasi diri dalam menghap ilahi.<br />
6. Selalu Membaca Talbiyah.<br />
Talbiyah atau ungkapan 'labbaiik Allahumma labbaiik' adalah sahutan ruh
seorang hamba Allah atas panggilan Tuhannya. Talbiyah ini penting
untuk selalu dibaca oleh seorang yang berangkat menuju baitullah. Hal
ini dimaksudkan agar jiwa seseorang tidak terkecoh oleh panggilan nafsu
badaniyahnya. Seperti untuk kepentingan nafsu syahwatnya untuk dipuji
orang, untuk mendapatkan keuntungan materi harga diri, kesuksesan dan
lain-lain. Sehingga berangkat haji nya tidak ikhlas (murni) karena
Allah.<br />
Dengan pembacaan Talbiyah yang lengkap<span style="font-size: large;"><b><br /> لبيك اللهم لبيك، لبيك لا شريك لك لبيك، إن الحمد والنعمة لك والملك ، لا شريك لك.</b></span><br />
Dengan penuh semangat dan penghayatan yang mendalam seseorang akan
dapat melaksanakan ibadah haji tersebut dengan baik dan benar (murni
karena Allah, tidak bercampur dengan kepentingan hawa nafsu), yang
disebut dengan istilah haji mabrur.<br />
7. Thowaf Qudum<br />
Thowaf
Qudum ini ibaratnya seperti sholat tahiyatal masjid atau laporan
kehadiran seorang seorang tamu Yang Maha Mulia. Dengan thowaf ini
seorang haji telah termandikan rohani nya dengan Nurullah (sinyal-sinyal
ilahiah) yang terpancar melalui tower agung (baitullah). Apalagi jika
towaf ini dilakukan dalam paket lengkap umroh wajib sebagai bagian dari
paket haji tamattu'.<br />
8. Wukuf di Arafah<br />
Wukuf atau berdiam diri
di Padang Arafah adalah prosesi pertemuan dan perkenalan (ta'aruf)
antara para tamu (para haji) dengan tuan rumah (Al Rahman). Karena
Arofah memang bermakna 'makaanun litta'aaruf' (tempat untuk perkenalan).
Para haji harus mengheningkan cipta mulai bakda dhuhur sampai Maghrib
tgl 9 dhulhijjah di padang Arafah ini, agar dirinya mengenal dirinya
sendiri dan juga mengenal Tuhannya dengan baik (ma'rifah). Dengan
ma'rifah itu para haji lebih segar Ruhaniah nya.<br />
10. Mabit (bermalam) di Muzdalifah.<br />
Muzdalifah adalah tempat untuk para haji lebih mendekatkan diri kepada
Allah SWT. Lebih menghayati sifat-sifat dan akhlak-Nya, sehingga terjadi
proses internalisasi sifat-sifat ketuhanan dalam diri seorang hamba
Allah dan Khalifah-NYA. Sifat-sifat Allah yang mereka telah 'kenal'
selama di Padang Arafah.<br />
11. Mabit (bermalam) di Mina. <br />
Mina
adalah tempat bagi para haji atau tamu Allah untuk ber 'tamanni'
(berangan-angan), khususnya untuk rencana tindak lanjut setelah
menunaikan ibadah haji. Menyusun rencana kerja dan daftar keinginan
untuk nanti diajukan kepada Allah SWT, ketika kembali menghadap Allah
SWT di pelataran rumah-NYA (Baitullah). Setelah prosesi 'romyul
jamaraat' (melempar tiga jumrah).<br />
Tempat wuquf dan mabit itu semua
adalah merupakan tempat syi'ar keberadaan Allah SWT (masy'aril harom).
Tempat-tempat pusat sinyal Allah (Nurullah), yang sangat penting untuk
meneguhkan hati dan keimanan seseorang. Sehingga di tiga tempat itulah
(Arofah, Muzdalifah dan Mina), jiwa seseorang ditempa dan dididik agar
menjadi tercerahkan dan dewasa. Sebagai persyaratan bagi para pelanjut
perjuangan Rasulullah Saw. Para da'i dan tokoh pemimpin dan pengayom
umat.<br />
12. Melempar (Romyu) al-Jamaraat.<br />
Melempar jamaraat (ula,
wustha dan 'aqabah) dilakukan dengan cara berjalan kaki mulai dari
tempat menginap (tenda) ke tempat tugu jamaraat. Berulang 4× pulang
pergi, dari tenda ke jamaraat. Perjalanan menuju ke jamaraat
mengisyaratkan sebuah perjuangan (jihad) yang harus dilakukan oleh
seorang hamba yang menginginkan ke ridhoan Tuhannya. Khususnya
perjuangan melawan setan-setan yang bersembunyi di dalam jamaraat nafsu.
Yaitu nafsu amarah, lawwamah, dan nafsu mulhimah.<br />
Melempar jumroh berarti menghancurkan jaringan setan sekaligus menyambung jaringan Allah Arrohman.<br />
Batu kerikil yang tujuh (7) adalah perwujudan kristal-kristal kotoran
dari tujuh lapisan jiwa manusia.Baik yang berupa pikiran buruk,
kemaksiatan dan penyakit hati, yang harus dilemparkan kembali kepada
setan, sehingga Allah ridho kepadanya.<br />
رجما لإهلاك الشياطين، <br />
ورجما لإرضاء الرحمن .<br />
Suatu lemparan untuk menghancurkan setan-setan, dan sebuah lemparan untuk membanggakan ar-Rahman (Allah SWT).<br />
Seorang haji harus betul-betul faham tentang bahayanya setan sebagai
penghalang sukses dirinya untuk menggapai ridho Allah. Setan-setan yang
bersembunyi dibalik nafsu amarah, lawwamah dan mulhimah dalam dirinya.
Karena di balik nafsu tersebut tersembunyi tabiat rendah manusia, yakni
kebinatang jinakkan, ke binatang buasan dan keiblisan. Melalui
tabiat-tabiat tersebut setan-setan (baik jin maupun manusia),
mempengaruhi jiwa manusia untuk tidak patuh dan taat kepada Allah SWT.<br />
13. Thowaf Ifadhah<br />
Perpindahan seseorang yang melaksanakan ibadah haji, dari mabit dan
melempar jumroh menuju thawaf Ifadhah adalah berangkat menuju ke
baitullah (pendopo agung Allah). Yang merupakan hotspot area spiritual.
Dengan Ka'bah sebagai Mega towernya. Sinyal-sinyal terpancarkan selain
dari Ka'bah sendiri, juga dari 'WiFi' besar yang dipasang di
sekelilingnya. Seperti: rukun Yamani, Multazam, hijir Ismail, maqam
Ibrahim, dan dua bukit di sebelahnya ( Shofa-marwah).<br />
Thowaf Ifadhah
dengan memutari Ka'bah 7x dengan arah kebalikan gerak putar jarum jam.
Seseorang akan terisi energi spiritualnya dengan sinyal-sinyal ilahiah
yang terpancar melalui baitullah (Ka'bah), energi baitullah adalah
matsabatan Lin mas wal amna (menjadi tempat berkumpulnya orang banyak
dan rasa aman). Sehingga seorang yang thawaf nya baik dan benar akan
terbentuk pribadi bisa menjadi pengayom dan pelindung banyak orang.<br />
Area Rukun Yamani dan Multazam merupakan area tempat berdoa untuk
memancarkan sinar dan suara batin kepada Allah SWT sehingga resonansi
suara batin kita (doa), yang telah sampai kepada pusat energi (Allah
SWT) akan bersinergi dengan alam semesta yang terkait dengan doa dan
harapan kita menjadi kenyataan (terkabulkan).<br />
Sedangkan area Maqom
Ibrahim (petilasan bekas tapak kaki suci Nabi Ibrahim), adalah area
sholat, ibadah menyembah Allah SWT. Yang manfaat psikologisnya adalah
tanha 'anil fakhsya' wal mungkar (mencegah dari perbuatan keji dan
mungkar), disamping pembentukan kepribadian dan karakter Ibrahimiyah.<br />
Yaitu karakter seperti nabi Ibrahim sang kekasih Allah (Khalilullah).<br />
Aura sinyal (Nurullah) yang terpancar pada Maqom Ibrahim seharusnya
mengisi setiap lapisan jiwa kita, sehingga menjadi seorang yang
dermawan, patuh dan taat penuh hanya kepada Allah SWT. Mengutamakan
perintah Allah diatas perintah yang lain-NYA, tidak pernah susah dan
keberatan untuk menerima tugas dari Allah dan tidak makan (pagi-sore)
kecuali bersama tamu.<br />
Situs bi'ru zam-zam (sumur zam-zam), adalah
situs atau petilasan (maqam), seorang putra idola, yang patuh kepada
orangtuanya lagi santun (Halim). Mukjizat munculnya sumur zam-zam inilah
yang menjadi sebab pertama kali dan utama dalam proses terkabulnya doa
nabi Ibrahim as, merubah Makkah (lembah tandus berbatu), menjadi kota
super metropolis. Sumur zam-zam sebagai Maqom Ismail sang anak idola.<br />
Sikap mental dan akhlak mulia seorang anak idola (Nabiyullah Ismail
as), ini seharusnya menjadi do'a, harapan dan sekaligus cita-cita setiap
orang yang menunaikan ibadah haji. Dengan meminum airnya sumur zam-zam,
diharapkan aura akhlak Ismail akan merasuk ke dalam jiwa dan raga kita
semua. Disamping ilmu yang bermanfaat, Rizki yang luas dan bebas dari
berbagai macam jenis penyakit.<br />
14. Bukit Shafa dan Marwah.<br />
Diantara syiar-syiar (lambang kebesaran) Allah SWT. Adalah bukit Shafa dan bukit Marwah.<br />
Seorang yang melaksanakan ibadah haji harus mengerjakan Sa'i yaitu
lari-lari kecil dari bukit Shafa ke bukit Marwah bolak-balik sebanyak
tujuh kali. Ritual ini (manasik) sa'i ini merupakan penanaman akhlak dan
karakter unggul seorang ibu dan istri teladan, yakni Hajar istri nabi
Ibrahim as, dan ibu Nabi Ismail as. Di samping pengabadian jasa-jasa
monumental beliau. Nurullah (sinyal-sinyal ilahiah), yang terpancar dari
bukit Shafa dan Marwah diharapkan mengisi seluruh lapisan jiwa manusia
yang tujuh, dengan melakukan ibadah sa'i yang baik dan benar. Karakter
seorang wanita Sholehah yang siap berkorban untuk keridhaan suami dan
Tuhannya. Seorang ibu yang Sholihah yang siap berkorban untuk kehidupan
anaknya dan keridhaan Tuhannya.<br />
Sa'i hanya dilakukan untuk satu
paket ibadah haji dan umrah. Tidak disyariatkan melakukan ibadah sa'i
tersendiri. Karena secara psikologis penanaman nilai-nilai keibuan
dibutuhkan sebagai nilai pelengkap dalam kehidupan, sedangkan nilai
utama yang harus diperhatikan dan dibangun adalah nilai kebapakan, yang
terpancar dari Ka'bah (matsabatan Lin naas wal amna) dan maqam Ibrahim
(loyal kepada Allah, sportif dan dermawan).<br />
Dengan melakukan thawaf (mengelilingi Ka'bah 7× putaran) dan sholat (shalat dan munajat) di maqam Ibrahim.<br />
Matsabatan Lin naas wal amna = mengayomi dan melindungi masyarakat.<br />
15. Tahallul<br />
Tatacara penyelesaian ibadah haji dan umrah adalah dengan istilah
tahallul (proses penghalalan atau pembebasan), maksud nya pembebasan
diri dari ikatan paket rangkaian kegiatan ibadah haji, sebagai mana
SALAM pada ibadah shalat. Tahallul dalam ibadah haji dan umrah adalah
dengan menggunting atau mencukur rambut kepala. Sebagai isyarat, bahwa
seorang haji atau umrah adalah telah siap memotong rambut kedholiman dan
kegelapan yang ada pada dirinya. Baik yang berupa kekufuran, kefasikan
dan kemaksiatan. Siap keluar, minadh dhulumaat ilan nur...<br />
16. Tindak Lanjut Ibadah Haji dan Umroh<br />
Tindak lanjut dari keberhasilan melaksanakan ibadah haji adalah
meninggikan kalimat Allah dan meratakan rahmat-Nya bagi seluruh alam.
Melanjutkan perjuangan Rasulullah Saw. Dengan berbekal ilmu ma'rifah
(dari Arofah), semangat berjuang dari Mina untuk melempar jumroh nafsu
yang tiga (amarah, lawwamah dan mulhimah) dengan dzikrullah sehingga
bisa mengusir setan untuk menggapai ridho Allah SWT. Dengan berkarakter
agung sebagai pengayom dan pelindung umat , seperti Ka'bah. berakhlak
mulia seperti Ibrahim sang kekasih Allah (yang loyal taqwallaah, dan
dermawan serta murah hati), berkarakter keibuan dan istri Sholehah
seperti Siti Hajar, yang taat penuh kepada Allah dan suaminya. Dan
berkarakter seperti Nabi Ismail sang anak Sholeh. Beberapa karakter
unggul tersimpulkan dalam pribadi agung Rasulullah Muhammad Saw sang
manusia sempurna (Al insan Al Kamil). Sehingga profil idial seorang Haji
atau Hajjah adalah 'manusia sempurna' atau Insan Kamil tanpa AL.<br />
<br />
Seorang haji selalu berjuang membangun bangsanya. Menjadi bagi
lingkungan masyarakatnya. Menjadi Uswatun Hasanah bagi umatnya. Serta
menjadi da'i untuk kaum dan komunitasnya. <br />
Pribadi yang selalu menghiasi diri dengan delapan permata diri haji Indonesia.<br />
<br />
GRAPIYAK.<br />
<br />
<b>G. Gemar berdzikir<br /> R. Rajin belajar<br /> A. Aktif kegiatan sosial.<br /> P. Pandai bergaul<br /> I. Ikhlas dalam berjuang dan berderma.<br /> Y. Yakin dan mengamalkan firman-firman Allah.<br /> A. Amanah dalam melaksanakan tugas-tugas.<br /> K. Kreatif dan inovatif.</b><br />
<br />
<br />
TTD.<br />
Abdullah Kharisudin Aqib Al kelutani.</div>
Unknownnoreply@blogger.com13Jalan Raya Kelutan, Juwet, Ngronggot, Kelutan, Ngronggot, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur 64395, Indonesia-7.701489 112.07444039999996-33.2235235 70.765846399999958 17.8205455 153.38303439999996