Bahayanya Ghibah 'Ulama'
Oleh: Kharisudin Aqib
Allah SWT berfirman :
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱجۡتَنِبُوا۟ كَثِیرࣰا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعۡضَ ٱلظَّنِّ إِثۡمࣱۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا یَغۡتَب بَّعۡضُكُم بَعۡضًاۚ أَیُحِبُّ أَحَدُكُمۡ أَن یَأۡكُلَ لَحۡمَ أَخِیهِ مَیۡتࣰا فَكَرِهۡتُمُوهُۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابࣱ رَّحِیمࣱ
[Surat Al-Hujurat: 12]
Artinya:
Wahai orang-orang yang beriman; jauhilah oleh kalian banyak berprangka, sungguh sebagian dari prasangka (prasangka buruk) itu dosa. Jangan diantara kalian saling mengintip kejelekan dan meng-ghibah, adalah salah satu dari kalian senang memakan daging jenazah saudaranya, maka tentulah kalian tidak suka. Takutlah kalian kepada Allah, sungguh Allah itu maha menerima taubat lagi maha penyayang.
1. Bahaya Su'udhon: menjadikan pandangan kita terhadap orang yang kita pandang tidak bisa obyektif atau tidak normal. Bahkan kita akan selalu menganggap jelek dan salah orang tersebut. Padahal sebenarnya dia baik dan benar. Karena itu su'udhon adalah dosa, bahkan dosa yang bersifat Haq Adami, yang tidak ada taubatnya kecuali atas penghalalan dan ma'af dari orang yang kita pandang buruk itu. Karena Su'udhon adalah dosa, maka ia akan menjadikan pikiran kita jelek, sulit untuk obyektif, jujur dan disiplin. Su'udhon juga menjadikan hati kita keras, dan sempit dada sehingga mudah stress, susah dan gelisah. Serta hilangnya sifat ke-wali-an kita. Juga dengan su'udhon kita akan selalu diikuti dengan keburukan dan dijauhi oleh kebaikan. Karena baik dan buruk yang kita dapatkan sangat tergantung dari cara pandang kita, bahkan Allah-pun akan menyesuaikan cara pandang kita.
2. Bahaya Suka Mengintip kejelekan orang (tajassus). Dengan tajassus, keburukan orang lain akan terpotret dengan jelas di dalam hati kita, akibat selalu muncul di dalam pikiran dan hati kita. Sehingga gambar kejelekan orang tersebut akan memenuhi pikiran dan hati kita. Ingatlah bahwa hati akal (mesin pemroses data) dan hati (wadah data) masing-masing ada ukurannya. Dan data yang bersifat gambar, akan sangat menyita wadah tersebut. Sehingga dengan suka tajassus, akan cepat penuh dengan "data sampah" yang akan merusak sistem kerja dan wadah data ruhani kita. Akibatnya spiritualitas kita tidak cerdas, tumpul dan jumud.
3. Suka meng-ghibah, (membicarakan aib orang lain, sekalipun itu benar atau sesuai dengan kenyataan), sama halnya dengan memakan daging jenazah saudara kita. Sedangkan daging (kehormatan) orang yang 'aliim, khususnya yang juga wali (dikasihi oleh Allah), mengandung racun ruhani. Sehingga orang yang memakannya dengan meng-ghibah (ngrasani), maka dia akan keracunan. Akibatnya, ruhani akan mati. Setidaknya akan sakit kronis. Di antara tanda ruhani yang sakit: tidak bisa merasakan nikmatnya ibadah, berat' diajak beribadah dan beramal sholeh, tetapi ringan kalau diajak bicara dan berbuat yang sia-sia, bahkan yang dilarang oleh Allah SWT. Dan di antara tanda ruhani yang mati: tidak bisa melihat hakikat sebuah kebenaran, tidak bisa menerima nasihat dan dakwah di jalan Allah, dan tidak bisa bangkit dari kubangan lumpur dosa. Dan bahaya ghibah yang lebih besar lagi, terlanjur ke dalam *Fitnah* .
4. Fitnah (membicarakan aib orang lain yang tidak benar, atau tidak sesuai dengan kenyataan). Perbuatan ini sangat keji, bahkan di dalam Al Qur'an dinyatakan sebagai lebih dahsyat atau lebih kejam daripada pembunuhan. Hal ini memang masuk akal, karena akibat fitnah maka seseorang akan mati karakternya (harga diri, profesi dan penghidupannya). Dan jika hal ini dilakukan terhadap para ulama' ( pewaris para nabi), apalagi 'ulama' yang pewaris para rasul (ulama' pembimbing umat), maka dosa dan akibatnya seperti dosa dan akibat membunuh para nabi dan rasul pada zaman kenabian dahulu. Seperti halnya yang dilakukan oleh orang-orang kafir dari kalangan Yahudi dan Nasrani. Yakni dibinasakan oleh Allah atau setidaknya menjadi buta, tuli dan bisu. Tetapi karena rahmat Allah atas umat nabi Muhammad , maka hukuman Allah tersebut hanya bersifat simbolik. Orang yang memfitnah ulama' setidaknya ruhaniah akan mati dan binasa.
Support Online
Comments[ 0 ]
Posting Komentar