Fiqhun Naum: Menejemen Tidur

Fiqhun Naum: Menejemen Tidur

Oleh: Kharisudin Aqib.


(بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلۡمُزَّمِّلُ ۝  قُمِ ٱلَّیۡلَ إِلَّا قَلِیلࣰا ۝  نِّصۡفَهُۥۤ أَوِ ٱنقُصۡ مِنۡهُ قَلِیلًا ۝  أَوۡ زِدۡ عَلَیۡهِ وَرَتِّلِ ٱلۡقُرۡءَانَ تَرۡتِیلًا ۝  إِنَّا سَنُلۡقِی عَلَیۡكَ قَوۡلࣰا ثَقِیلًا ۝  إِنَّ نَاشِئَةَ ٱلَّیۡلِ هِیَ أَشَدُّ وَطۡـࣰٔا وَأَقۡوَمُ قِیلًا)

[سورة المزمل 1 - 6]

Artinya: 

"Bismillah hirrahmanirrahim....

Hai orang yang sedang berselimut, bangunlah di waktu malam kecuali sedikit waktu, separuh malam atau kurang sedikit dari separuh, atau lebih sedikit dari separuh,  dan bacalah Al Qur'an dengan tartil. Sungguh Kami akan memberikan padamu kata-kata yang berbobot, sesungguhnya di dalam suasana malam adalah menjadikan kata  lebih  menghunjam ke dalam hati dan terkesan". 


 


A. Hakekat Tidur dan Hikmah nya. 

Pada hakikatnya tidur adalah akhul maut (saudaranya mati), oleh karena itu maka tidur sangat penting bagi manusia, khususnya bagi orang-orang yang beriman. Penting untuk difahami dan dipersiapkan segala sesuatunya. Seperti persiapan akan tidur, waktu tidur dan bangun tidur. Waktu tidur ruh manusia masuk ke alam arwah, sementara jasad manusia terbaring tak berdaya. Sekalipun demikian di dalam jasad manusia sebagai alam kecil (mikro kosmos), tetap terjadi proses kehidupan yang sempurna, tanpa pengendalian dari ruh sebagai 'pemilik nya' tetapi pengendalian diatur langsung oleh pemilik yang sesungguhnya, yaitu Allah SWT.  Ruh mengembara di alam arwah, kadang kala pengalaman di alam arwah terkoneksi atau tersambung dengan kesadaran fisiknya maka terjadilah peristiwa 'mimpi' . Mimpi yang bebas dari kesan terakhir sebelum tidur, itulah pengalaman ruhani yang sesungguhnya dan mimpi yang terpengaruh oleh pengalaman sebelum tidurnya itulah pengalaman psikologis sebagai respon diri seseorang terhadap sebuah kejadian.

Di dalam badan yang sedang tidur, metabolisme tubuh bekerja dengan baik dan sempurna. Mulai dari sistem pernapasan, sistem pendarahan, sistem pencernakan makanan, sistem hormonal, sistem pertahanan tubuh, perkembangan dan pertumbuhan. Serta sistem perkembang biakan. Semuanya terjadi dengan maksimal, justru ketika tubuh sedang tertidur. Dalam tidur yang baik akan terjadi proses penyembuhan dan pemulihan kesehatan dalam tubuh. Peremajaan sel-sel yang rusak dan usang. Perlawanan anti bodi terhadap virus, bakteri dan berbagai jenis penyakit. Sehingga tidur yang berkualitas sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga agar badan tetap sehat, bugar dan bahagia. Demikian juga psikologis dan spiritual seseorang, akan merasa nyaman dan bahagia ketika kita bisa tidur dengan nyenyak dan leluasa.


B. Niat Tidur.

Rasulullah menyatakan bahwa setiap perbuatan manusia tergantung pada niatnya, termasuk juga ada tidur. Oleh karena itu kita harus meniatkan tidur kita sebagai amal ibadah kepada Allah SWT. Niat mempersiapkan diri agar badan sehat, bugar dan kuat menjalani ta'at kepada Allah SWT. Khususnya juga agar bangun di waktu malam untuk menjalankan sholat tahajud. 


C.  Panduan Tidur Rasulullah. 

Nabi Muhammad Saw selaku pembimbing sejati kita sebagai utusan Allah (Rasulullah), telah memberikan bimbingan dan ajaran-ajaran nya kepada kita semua. Khususnya dalam mengamalkan firman Allah SWT surat Al Muzzammil ayat 1-6 tersebut di atas. Yaitu: 

1. Tidak tidur semalaman suntuk. Mulai dari terbenamnya matahari sampai dengan terbitnya matahari. Tidur semalaman suntuk, akan tidak baik untuk kesehatan, khususnya kesehatan jiwa, lebih khusus lagi dalam proses pembentukan karakter. Dengan model tidur tersebut, seseorang akan memiliki karakter yang tumpul terhadap, ilmu dan keilmuan, keras kepala dan kuat nafsu kebinatang jinakkan  (makan, minum, tidur dan sex). 

2. Tidur di malam hari sekitar (kurang lebih 6 jam). Kalau siang sudah tidur nyenyak, malam hari bisa tidur kurang dari 6 jam. Kalau siang tidak tidur, bahkan capek bekerja keras, malam hari bisa tidur lebih sedikit dari 6 jam. Inilah praktek pengamalan surat Muzammil ayat 1-6 tersebut, yang paling sesuai dengan kultur kita  (manusia di zaman akhir ini), yang semua aktivitas serba cepat dan tepat. 

3. Menempatkan waktu tidur selama sekitar 6 jam tersebut di antara kedua ujung malam. Yaitu setelah sholat isya' dan sebelum shalat subuh. Atau antara jam 21, sampai 03. Ini tradisi para nabi dan para waliyullah, yang sangat penting untuk kita ikuti. 

4. Bangkit dari tempat tidur sekitar jam 03- sampai dengan menjelang waktu shalat subuh, untuk sholat tahajud. Kemudian melakukan relaksasi (tidur-tiduran), sampai adzan subuh. Kebiasaan seperti ini (qiyamullail) seperti itu akan membuat seseorang sehat lahir batin, sekaligus memiliki daya tahan terhadap penyakit fisik, mental maupun spiritual. Sekaligus memunculkan aura dan akhlak positif dan energik. 

5. Tidak tidur setelah sholat subuh sampai waktu dhuha hampir berakhir. Kebiasaan tidur di waktu tersebut sangat membahayakan bagi kesehatan tubuh, khususnya terkait dengan menguatnya potensi penyakit kanker. 

6. Tidur relaksasi (tidur qoilulah), menjelang sholat dhuhur atau menjelang sholat ashar. 

Tidur di kedua waktu tersebut akan menjadikan tubuh dan jiwa kita akan segar kembali, dan akan menambah kekuatan untuk begadang  (tidak tidur di malam hari). 

7. Tidak tidur setelah sholat ashar sampai habis waktu shalat maghrib. Karena kebiasaan tidur di waktu tersebut akan sangat membahayakan bagi kesehatan jiwa (pikiran dan cara pikirnya). 

 8. Tidur dalam keadaan memiliki wudhu. Sekalipun dalam keadaan berhadas besar. Inilah tradisi yang Rasulullah yang sangat penting untuk kita ikuti, karena sangat besar manfaatnya untuk kesehatan ruhani. 

9. Berdo'a dan berdzikir sebelum serta sesudah tidur.  Dzikrullah dengan membaca surat Al ikhlas, Al Falaq dan An nas. Dan atau ayat kursi 2× . Setelah itu berdoa: "Bismika Allhumma Ahya, wa Bismika Amuut". 

Dan ketika bangun tidur berdo'a: 

" Alhamdulillahilladzii Ahyanaa bakda maa atanaa wa ilaihin nushur".

10. Mematikan lampu kamar menjelang tidur dan menyalakannya yang di luar kamar. Tidur dalam keadaan gelap akan besar manfaatnya bagi kesehatan tubuh. Akan mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan kesehatan, serta membuat kita menjadi awet muda dan tidak mudah sakit. Dan jika sakit akan mudah sembuh. Sedangkan menyalakan lampu di luar kamar, akan lebih bermanfaat untuk keamanan. 

11. Tidur dalam keadaan menutup aurat, dengan pakaian yang suci dan longgar. Hal ini akan membuat tidur kita lebih bermakna dan menyehatkan badan jiwa kita. 

12. Istiqomah-kan pola tidur yang paling baik dan paling berkah,  "cepat tidur dan cepat bangun". Atau tidur lebih awal dan bangun lebih awal. Jangan yang sebaliknya, lambat tidur dan lambat bangun. Sekalipun pola yang kedua ini ada baiknya, tetapi pola ini, kurang barokah. Apalagi pola yang ke tiga, cepat tidur lambat bangun. 

13. Tidak tidur setelah makan,  kecuali setelah berjarak lebih dari 2 jam atau lebih. Tidur setelah makan, akan mengganggu kesehatan, khususnya sistem pencernaan makana

 14. Biasakan tidur dengan posisi miring ke kanan dan menghadap ke arah kiblat. Dengan posisi tidur seperti ini, seseorang akan mendapatkan banyak manfaat, diantara kesehatan tubuh, khususnya yang terkait dengan jantung dan sirkulasi darah. 


15. Usahakan Tidur se- ranjang dengan suami atau isteri. Hal ini akan menjauhkan dari kesenjangan dan menambah kekuatan cinta kasih diantara keduanya. 

16. Ajarilah anak kita tidur yang islami dengan mandiri sejak usia dini, sekitar 7 tahun. Agar kelak tumbuh menjadi anak yang mandiri dan memiliki ketangguhan mental dan pribadi. 

17. Pisahkan kamar tidur  antara anak laki-laki dengan anak-anak kita yang perempuan. Sejak sedini mungkin. Agar masing-masing bisa tumbuh kepribadiannya dengan sempurna, sesuai dengan kodrat seksualitas.


D. Gangguan Tidur dan Solusinya.

Adapun gangguan Tidur yang dimaksudkan di sini adalah kondisi dan perasaan yang tidak nyaman, sehingga seseorang sulit untuk memulai tidur atau tidur tidak nyenyak, suka terbangun, mimpi-mimpi buruk atau perasaan tidak nyaman di kala bangun tidur. 

1. Sulit Memulai Tidur. 

Sulit untuk memulai tidur, bisa jadi karena pengaruh perilaku sebelum tidur. Seperti: kelamaan tidur siang, perut kosong, pengalaman yang terlalu berkesan (traumatis), terlalu menakutkan,  terlalu mengharukan, dan terlalu menyenangkan (fantastik).

Adanya gangguan psikologis, seperti:  insomnia. Halusinasi, histeria dll.

Pengaruh makanan atau minuman. Kecanduan atau sachao (ketagihan), dll. Pengaruh Jin dan sihir. Diantara solusi gangguan sulit tidur adalah dengan do'a mengikuti bimbingan tidur Rasulullah Saw tersebut di atas, khususnya dzikrullah dan do'a sebelumnya. Juga sering-sering melakukan 'senam" menjelang tidur. Yaitu gerakan mengangkat kedua kaki ke atas kepala, dengan posisi tidur telentang. Sekitar 5 -10 menit.

2. Sulit Bangun, khususnya untuk sholat tahajud. 

Bagi orang-orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah, sulit bangun malam adalah gangguan tidur yang cukup meresahkan. Karena mereka meyakini bahwa tidak bisa melaksanakan sholat tahajud adalah sebuah kerugian yang besar besar. Baik kerugian duniawi maupun ukhrowi. 

Maka solusinya adalah dengan, mengikuti aturan Rasulullah dalam persiapan tidur, tidak terlalu banyak makan,  dan membersihkan hati dari sikap mental yang buruk. Seperti riya' (suka pamer), hubbud dun-ya (materialis), hiqid (dengki), dan hasud (iri hati)

 E. Rahasia Di balik Mimpi.

Kata Sang Rasul, mimpi yang benar adalah satu bagian dari 60 karakteristik kenabian.

Karena mimpi yang benar (Ar rukya as Shodioh) adalah pengalaman hunasi ketika keluar dari tubuh dan mengembara di alamnya (alam ruh) yang terekam kamera otak kita. Sehingga terkoneksi dengan kesadaran akal kita.  Oleh karena itu, maka apa yang terlihat di dalam mimpi kita adalah berupa simbul-simbul, bukan berupa bahasa dunia, sekalipun demikian simbul-simbul tersebut memiliki hubungan dengan kondisi duniawi seseorang. 

Juga kondisi fisik dan mental seseorang. Oleh karena itu, mimpi juga sangat terpengaruh oleh pengalaman sebelum tidur seseorang, khususnya pengalaman atau pemikiran yang sangat terkesan di dalam jiwa manusia. 

Para winasis jawa membagi kedalaman tidur yang ada hubungannya dengan mimpi, menjadi tiga bagian: titiyoni, gondoyoni dan pospo tajem. 

Pada tahap titiyoni (awal tidur), impian masih sangat rentan terpengaruh oleh pengalaman sebelum tidur. Sehingga mimpi di awal malam atau di awal tidur sering dianggap tidak berarti (kembange turu). Sedangkan tidur pada pertengahan fase atau Gondo Yoni (mimpi di pertengahan malam atau pertengahan tidur), lebih cenderung sebagai informasi ruhani, sehingga dapat diterjemahkan ke dalam bahasa duniawi. Adapun mimpi yang terjadi pada saat fase tidur paling nyenyak dan pulas, maka hampir bisa dipastikan bahwa impian itu benar-benar merupakan informasi ruhaniah yang terkoneksi ke jaringan otak manusia. Sehingga bisa diterjemahkan ke dalam bahasa kemanusiaan. Atau pada umumnya, mimpi pada saat menjelang sholat subuh, itulah yang sering kali terbukti mimpi yang benar (rukya as Shodiqoh). 

    Demikian uraian singkat tentang tentang dan hal-hal lain yang terkait dengan nya. Semoga bermanfaat dan maslahat lagi berkah untuk semuanya... Aamiin ya rabbal'aalamiin

Read more…

NeoroPsikoSufistik

 NeoroPsikoSufistik

Oleh: Kharisudin Aqib.

Integrasi ketiga keilmuan Neorologi: ilmu tentang sel-sel otak, Psikologi: ilmu tentang kejiwaan dan Tasawuf: ilmu tentang keruhanian dalam Islam kita sebut dengan istilah NeoroPsikoSufistik. Dengan ilmu ini akan terang benang merah yang menghubungkan antara Tuhan, alam semesta dan juga manusia.

Wujud mutlak adalah Allah, sedangkan yang selain Dia wujudnya nisbi (relatif), mu'allaq (tergantung dengan yang mutlak), dan juga semu (bayangan dan copy-an semata). Wujud mutlak Allah adalah satu kesatuan dalam beberapa sifat istimewa Allah : Akbar, lathif, muhith, dhohir dan batin. Juga Al Awwal dan Al Akhir. Dalam ke-akbar- an Allah seluruh wujud ini berada di dalamnya. Dengan kelembutan Allah (Al Lathif), semua wujud, bahkan partikel yang paling lembut terisi.  Artinya tidak ada satu partikel pun yang kosong dengan Dia yang maha lembut (Al Lathif). Allah Al muhith (meliputi), seluruh wujud, baik di dalam maupun di luar partikel yang wujud. Sehingga Dia disebut sebagai ad dhohir (yang maha nyata), karena semua yang nyata wujud nya ini ada partikel ketuhanannya (dzat ilahiah), dan semua yang wujudnya tidak nyata oleh indera manusia juga tembus dan terdiri dari kelembutan dan liputan Allah (luthfillah dan ihaathotillaah).




Untuk terhubungnya dzatullah (Al Lathif) dengan wujud material yang dhohir lagi fisikal Dia menggunakan mantel pembungkus yang bersifat materi lembut (soft material) yang disebut lathifah tujuh lapis (lathoifus sab'ah), mulai dari yang paling halus sampai yang paling kasar, secara berurutan dari dalam keluar (lathifah; akhfa, khofi, sirr, ruh, qolb, nafs dan qolab), kemudian  melapisinya dengan materi kasar yang disebut unsur yang lima. Secara berurutan dari yang paling lembut sampai yang paling kasar; ether, api, udara, air dan tanah. 

Dengan kata lain bahwa lathoifus sab'ah atau soft material adalah pembentuk software biologis (semua makhluk). Dan esensi dari semua lathifah tersebut berasal dari dzat Allah Al-Lathif. Seperti; dzauq, nafs, aql, qolb, lub da…

Dalam kajian yang terbalik bisa dikatakan: dalam kerja otak akan mempengaruhi psikologi seseorang, dan dalam kejiwaan (psikologi) seseorang ada keruhanian. Dan dalam keruhaniannya makhluk (manusia) akan berhubungan (beribadah) dengan Tuhannya. Atau sebaliknya; Tuhan (Al murid, Al 'aalim, Al Hayyu...) menggerakkan organ keruhanian makhluk-Nya, termasuk  manusia. Sehingga manusia memiliki irodah (kehendak), ilmu, hidup dll. Aliran energi dari Allah kepada makhluk-Nya melalui lathoifus sab'ah, sehingga menggerakkan fungsi-fungsi psikologi sang makhluk (termasuk manusia). Mula-mula berupa fantasi, kemudian aksi kemudian kebiasaan, kemudian karakter kemudian Nasib dan Maqom atau posisi seseorang.

Sistem kerja Neorologis, psikologis dan spiritual dalam diri manusia sebagian besar telah tergambarkan dalam sistem kerja komputron (komputer dan elektronika), atau dalam komputer dan robotika. Dalam sistem komputer ada hardware (perangkat keras) seperti: cpu, monitor dan key board, serta mesin-mesin di dalamnya. Juga ada software (perangkat lunak, seperti: Microsoft office, windows, foto shoft.dll). Seluruh sistem kerja dalam software bekerja dan nempel pada perangkat keras. Dan kondisi dan spesifikasi masing-masing saling mempengaruhi. Maksudnya, baik dan buruknya hardware akan mempengaruhi baik dan buruknya sistem kerja software dan begitu juga sebaliknya. Sekalipun masing-masing memiliki rumus, keilmuan dan sistem kerja tersendiri.

Demikian juga sistem kerja dalam kehidupan diri manusia. Sistem keruhanian manusia menempel pada biologis manusia (otak; yang terdiri dari sel-sel yang sangat beragam dengan jumlah yang sangat besar, konon bisa mencapai miliaran sel, neurit dan denrit). Yang terpetakan secara garis besar ada otak: depan, kanan, kiri, belakang, tengah, juga otak besar dan otak kecil, serta ganglion otak sampai sungsum tulang belakang. Semuanya adalah serabut saraf yang sangat lembut tempat memancar nya sinyal-sinyal listrik biologi yang berhubungan dengan sinyal-sinyal rabbani yang jauh lebih lembut dari pada sinyal-sinyal tekhnologi informatika.

Hasil karya otak dalam menangkap sinyal-sinyal rabbani berupa karsa atau irodah dan syu'ur (perasaan) atau karya nafsani (syahwat, ghodhob dan ilmu), seluruhnya diproduksi dan didistribusikan oleh hardware (perangkat biologis) yang namanya otak. Ada yang didistribusikan ke organ fisik sehingga menimbulkan aksi (kerja). Baik kerja yang disadari (melalui saraf simpatik) maupun kerja tidak disadari (melalui saraf para simpatik). Dan satu jalur lagi didistribusikan ke dalam organ spiritual (khotrul Ilham), sehingga menimbulkan aksi batin Seperti: bersyukur, bersabar, berniat baik atau buruk. Hurmat, takdlim, ujub dll.



Sebagai mana sistem komputer (android): aplikasi keruhanian bisa dioperasikan melalui tampilan badan, pada dada dan wajah. Sebagai mana Dash board pada pada HP. Ada tujuh aplikasi keruhanian Lathoifus sab'ah (tujuh lathifah), selain menunjukkan dzat material lembut, juga menunjukkan ragam aplikasi spiritual. Yang tempat produksinya di dalam otak, sebagai mesinnya yang ada di dalam tengkorak kepala manusia. Sedangkan operasional dan settingannya ada di permukaan wajah dan dada manusia. Pada setiap lathifah ada jaringan Ilham rabbani (taqwa (+) dan fujur (-)). Lathifatun nafsi (aplikasi nafsu amarah), lathifatul qolbi (aplikasi nafsu lawwamah), lathitur ruhi (aplikasi nafsu mulhimah), lathitus Sirri (aplikasi nafsu Muthmainnah). Lathifatul Khofi (aplikasi nafsu roodliah), lathifatul  Khofi (aplikasi nafsu mardliah), lathifatul akhfa (aplikasi nafsu mardliah), lathifatul qolab (aplikasi nafsu Kamilah). Ketujuh lathoif tersebut bisa dikenali dari aura (cahaya yang muncul) di permukaan badan atau di titik lathifah tersebut (bagi yang memiliki indigo, atau yang kasyaf suri). Sedangkan bagi orang-orang yang kasyaf maknawi atau diri sendiri atau orang lain pada umumnya bisa mengenalinya dengan akhlak dan karakter atau sifat-sifat kebiasaan diri seseorang. Seperti yang telah saya sebutkan, mesin fisikal yang memproduksi aksi atau perbuatan seseorang (perbuatan sadar, ambang sadar dan bawah sadar), bahkan perbuatan batin adalah otak. Maka perbuatan batin di dalam semua lathoifus sab'ah sebab Di alam metafisika, tabi'at manusia itu memiliki wujud maknawi yang berupa aneka macam jenis makhluk hidup, yang dapat dilihat orang yang memiliki kasyaf suri, yang secara garis besar ada empat jenis: bahimah (binatang jinak), dengan berbagai ragam spesiesnya. syiba'ah (binatang buas) dengan berbagai ragam spesiesnya, syaithan (setan), dengan berbagai ragam spesiesnya dan malaikat (malaikat), dengan berbagai ragam spesiesnya. Dengan proses yang intensif. Wujud maknawi tersebut bisa mengalami metamorfosis (perubahan bentuk fisik dan mental serta kesenangannya). Peristiwa metamorfosis tersebut disebut 'lailatul qadar'. Dan bayi yang baru terlahir dari proses metamorfosis spiritual yang sempurna, dari jenis bahimah, syiba'ah atau syaithan yang terlahir sebagai Wujud maknawi seorang manusia akan dibawa sampai di alam akhirat, mulai bangkit dari alam kuburnya, manusia akan digiring menuju ke surga atau neraka dengan wujud maknawinya. Sehingga kebanyakan manusia nanti berwujud setengah binatang jinak, setengah binatang buas, setengah iblis atau setan, setengah malaikat. Sesuai dengan tabiat yang melekat di dalam dirinya dan terbawa sampai mati. Disilnilah pentingnya Syariat puasa Ramadhan yang benar dan suluk dalam thariqah sebagai 'manipulasi' kondisi puasa di bulan Ramadhan. Atau topo broto, atau proses 'mengepompong' bangsa serangga, atau proses 'mengerami bangsa burung', Dengan harorotud Dzikri, (panasnya dzikir), telur atau kepompong ruhani, thiflul ma'ani akan terlahir atau menetas atau metamorfosis. Konsentrasi berdzikir pada titik lathifah tertentu harus terus dilakukan sampai daya-daya negatif di dalam lathifah tersebut menjadi hilang, dan secara 'permanen' daya positif saja yang masih tetap di sana. Dalam perjalanan menuju kepada kedewasaan ruhani 'suluk' akan memproses jiwa manusia dari dua sisinya. Sisi kehambaan (maqomul abdi)  dan sisi kekhilafahan manusia (maqomul wali). Maqomul abdi (posisi seorang hamba Allah) yang mulai dari maqom taubat, waro' dan Zuhud. Sampai dengan Maqom Taslim dan ridlo. Sedangkan maqomul wali, adalah posisi manusia di hadapan Allah, sebagai kholifatullaah. Maka Maqom kewalian tersebut sesuai dengan  Asmaul Husna (nama-nama indah Allah SWT). Mulai Maqom Abdurrahman, Abdurrahim, Abdul Malik dan seterusnya sempai Maqom paling sempurna, yakni ABDULLAH. Inilah yang disebut sebagai INSAN KAMIL tanpa AL kecuali Rasulullah Muhammad Saw Sang pemilik  gelar Al-INSAN AL-KAMIL.

Note :  Bisa dibaca di dalam buku saya: Kharisudin Aqib, Inabah; Jalan Kembali dari Narkoba, Stress dan Kehampaan Jiwa, Surabaya: PT. Bina Ilmu, tahun 2012.


Read more…

SHOLAWAT ULUL ALBAB