Wajibkah Kita Berthoriqoh

Wajibkah Kita Berthoriqoh

Oleh: Abdulloh Kharisudin Aqib. 



Pengertian Berthoriqoh

Secara konseptual, Berthoriqoh berarti menjalani hidup dengan menggunakan tata aturan agama Islam secara Kaaffah dan Istiqomah. Sebagai mana pengertian dan penafsiran ayat suci Al-Qur'an, surat Al jin ayat 16. 

(وَأَلَّوِ ٱسۡتَقَـٰمُوا۟ عَلَى ٱلطَّرِیقَةِ لَأَسۡقَیۡنَـٰهُم مَّاۤءً غَدَقࣰا)

[Surat Al-Jinn 16]. 

Artinya: 

Dan sekiranya mereka itu Istiqomah di dalam 'thoriqoh' ini, pastilah Kami akan memberikan minuman kepada mereka dengan air yang berlimpah-limpah. 

Jumhur mufassir, memaknai kata *at- thoriqoh* tersebut dengan agama Islam.

Sedangkan secara praktis dan sosiologis (praktek dalam kehidupan di masyarakat), Berthoriqoh berarti mengikuti dan mengamalkan dzikir tertentu dengan bimbingan seorang guru mursyid tertentu. 

Dan Berthoriqoh dalam pengertian inilah yang dimaksudkan dalam pembahasan ini.


Transformasi istilah Thoriqoh.

Peralihan penerapan istilah berthoriqoh dari berislam menuju ke sebuah aliran keruhanian, karena berthoriqoh merupakan suatu aktivitas dalam sisi keruhanian dalam Islam, sedangkan berislam seringkali berkonotasi makna dhohir dalam berislam atau lebih populer disebut bersyari'at.

Sehingga secara praktis berthoriqoh berarti beragama Islam dengan konsentrasi pada pandangan dan perbaikan aspek-aspek keruhanian dalam diri seorang muslim. 

Dalam dimensi keruhanian Islam, metode yang diyakini paling efektif dan efisien adalah dzikrullah. Di samping metode ini juga diyakini paling bisa dilakukan oleh semua orang secara umum. Sehingga setiap kali disebut thoriqoh, berarti yang dimaksudkan adalah metode berdzikir.

Oleh karena itu, berthoriqoh berarti mengamalkan metode berdzikir tertentu dalam bimbingan mursyid tertentu juga.


Berthoriqoh sebagai Starting Poin dalam berislam.

Di dalam berislam kita harus Kaaffah, sebagai mana makna yang tersirat di dalam Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 208:

 (یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱدۡخُلُوا۟ فِی ٱلسِّلۡمِ كَاۤفَّةࣰ وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَ ٰ⁠تِ ٱلشَّیۡطَـٰنِۚ إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوࣱّ مُّبِینࣱ)

[Surat Al-Baqarah 208]

Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara menyeluruh, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Karena sesungguhnya dia adalah musuh yang nyata bagi kalian. 

Keseluruhan dari agama Islam itu meliputi: keyakinan, peraturan dan peribadatan. Ilmu tentang keyakinan ('aqidah Islam) namanya ilmu tauhid, atau ilmu kalam atau teologi. Ilmu tentang peraturan dan perundang-undangan Tuhan (ad dustur Al Ilahiy) namanya ilmu syariah atau ilmu fiqih, sedangkan ilmu peribadatan (perilaku dan sikap mental terhadap Tuhan), namanya ilmu akhlak atau tasawuf. Sehingga agar kita bisa berislam secara Kaaffah kita harus mengkaji tiga keilmuan tersebut. Sebagai ilmu pokok di dalam Islam (ilmu Ushuluddin). 

Secara praktis, berthoriqoh berarti berislam dengan menjadikan kajian praktis tentang akhlak, khususnya akhlak kepada Allah sebagai Starting Poin dalam berislam. Menjadikan mengenal Allah sebagai titik awal dalam beragama (awwaluddin ma'rifatulloh). Dan menjadikan menyapa, menyebut-nyebut, mengingat-ingat asma Allah, rahmat dan karunia-Nya (dzikrullah), merupakan latihan praktis yang wajib untuk selalu dilakukan oleh setiap orang yang ingin (muridin) masuk Islam secara Kaaffah. Istiqomah di dalam metode ini yang disebut berthoriqoh. Dengan berthoriqoh yang terbimbing, sebagai mana para sahabat nabi dibimbing oleh sang rasul seorang muslim akan bisa berislam secara Kaaffah, baik dan benar di dalam keyakinannya, di dalam menjalani peraturan perundang-undangan Allah dan rasul-Nya serta baik di dalam menghambakan diri kepada Allah juga di dalam menjalani tugas sebagai Khalifah-Nya.

Dengan berthoriqoh yang terbimbing, sebagai mana para sahabat dibimbing oleh sang rasul, seorang muslim akan mencapai pribadi yang berakhlak mulia, bahkan menjadi pribadi yang sempurna (insan kamil), sebagai mana sang rasul Al Insan Al Kaamil, sang pemilik akhlak yang agung : 

(وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِیمࣲ)

[Surat Al-Qalam 4].

Sehingga seorang muslim akan benar-benar menjadi hamba Allah ('Abdullah), atau setidaknya hamba Sang Maha pengasih ( 'Abdurrohman)  atau hamba Sang Maha penyayang  ('Abdurrohiim) dan seterusnya dari 'pancaran' asma-asma Allah yang indah (Al Asma' Al Husna).

Dengan begitu seorang muslim akan mencapai kebahagiaan yang hakiki dan abadi. Baik di dunia maupun di akhirat. Baik material maupun spiritual. Dia akan bahagia dan juga membuat orang lain menjadi bahagia. Sehingga dapat dikatakan, bahwa berthoriqoh adalah bagian inti dari Tritunggal dalam berislam yang Kaaffah. Di dalam menjalani kehidupan dengan berislam secara Kaaffah, seorang muslim memerlukan seorang pembimbing yang biasa disebut dengan istilah *Al - Mursyid* (sang pembimbing). Sang mursyid yang ideal adalah seorang *Kaamilun Mukammilun*

(Sempurna lagi menyempurnakan), dengan pengertian: 

Sempurna secara biologis; seorang muslim adalah seorang pria yang berbadan sempurna (tidak cacat), bahkan sehat, kuat , mempesona dan berwibawa. 

Sempurna secara neoropsikologis: keseimbangan kerja otak depan, belakang, kanan, kiri dan tengahnya, bagus. Sehingga potensi kecerdasan intelektual,  emosional, spiritual dan kinestetiknya berkembang secara proporsional. Sempurna secara keilmuan: memahami dasar-dasar keilmuan agama dengan baik dan benar: tauhid, syariah, dan ibadah serta hikmatus tasyri'. memahami dasar-dasar keilmuan sosial dan psikologi dengan baik. 

Serta memiliki Ketrampilan untuk memimpin dan membimbing dengan baik.

Juga sempurna secara akhlaki, yang rasuli: amanah, Fathonah, Shidiq dan tabligh. Sedangkan Mukammilun (menyempurnakan), dalam pengertian memiliki kemampuan dan keterampilan untuk membuat orang lain menuju  kesempurnaan. Baik secara otoritas maupun kemampuan.

Otoritas karena mendapatkan amanah dari mursyidnya dan kemampuan karena memiliki ilmu dan pengalaman dalam bidang kepemimpinan dan kependidikan.


Siapakah Al Mursyid

Dia adalah para Khulafaur Rasyidun (para Khalifah yang terbimbing), mereka adalah para pemimpin yang menjadi wakil dari gurunya untuk membina umat pada masanya. Gurunya juga adalah Kholifah dari gurunya, gurunya juga adalah Kholifah gurunya dan seterusnya sampai kepada Kholifah Rasulullah Saw. Sehingga dapat dikatakan, bahwa para Khalifah tersebut adalah para Khalifah Rasulullah yang terbimbing (Khulafaur Rasyidun). Al Mursyid adalah Khalifah Rasulullah yang ada di hadapan kita.

Mursyid yang ada di hadapan kita adalah orang yang dipilih oleh Al Mursyid sebelumnya dengan pertimbangan dan Ilham dari Allah SWT.  Untuk mengemban amanah dan tugas kerasulan (membacakan ayat-ayat Allah, mengajarkan kitab suci dan Al hikmah serta mensucikan jiwa manusia dari berbagai kotoran dan penyakit ruhani): 

(رَبَّنَا وَٱبۡعَثۡ فِیهِمۡ رَسُولࣰا مِّنۡهُمۡ یَتۡلُوا۟ عَلَیۡهِمۡ ءَایَـٰتِكَ وَیُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَـٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَیُزَكِّیهِمۡۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَزِیزُ ٱلۡحَكِیمُ)

[Surat Al-Baqarah 129]

Artinya: 

'Yaa Tuhan kami, utuslah di dalam mereka seorang utusan yang bertugas untuk: membacakan ayat-ayat-Mu, mengajarkan kitab suci dan hikmah, dan mensucikan mereka. Sungguh Engkau itu maha perkasa lagi maha bijaksana".  Itulah tugas Al Mursyid atau wali Mursyid *(waliyan mursyidan)* Sebagai kelanjutan dari Rasulullah Saw.


Keuntungan Berthoriqoh.

Mengamalkan ajaran thoriqoh dengan baik dan benar secara istiqamah akan mendapatkan keuntungan yang luar biasa besarnya, diantara adalah: 

1. Cepat sampai kepada Allah SWT (wushul). Artinya orang yang berthoriqoh ibaratnya seperti naik kendaraan khusus. Karena thoriqoh sebagai *madrasah* (guru, murid dan KBM),  adalah kendaraan ruhani (Markabur ruuh). Dengan kendaraan ini, ruh akan cepat sampai ke tempat tujuan perjalanannya.

Ketika ruh telah sampai kepada Allah (connect, sambung dan selalu berdekatan dengan Allah), ruh akan menjadi sehat, kuat dan suci. Dan jika ketersambungan itu bisa permanen (baqa' ma'allaah), maka jiwa seseorang akan berakhlak dan berbuat seperti akhlak dan perbuatan Allah. 

Karena berthoriqoh (thoriqoh dzikir) adalah thoriqoh (methode) yang paling baik menuju Allah, paling mudah, paling mulia, bahkan lebih utama dari pada thoriqoh infak dan jihad. Sebagai diriwayatkan Oleh Imam at Tirmidzi di dalam sebuah hadis. 

2. Akan aman dan nyaman di jalan Allah (bisa Istiqomah di dalam ibadah dan semua amal  kebaikan). Hal tersebut terjadi karena orang yang berthoriqoh berarti memiliki guru ruhani  privat. Ibarat sekawanan domba, guru ruhani (mursyid) adalah sang gembala. Ia akan menjaga dan melindungi gembalaannya dari ketersesatan dan serangan serigala.

 Demikian juga, para murid thoriqoh akan mendapatkan perlindungan dan bimbingan dari sang mursyid secara ruhani. Sehingga selamat dari ketersesatan dan serangan serigala ruhani yang namanya iblis dan bala tentaranya. 

3. Akan dapat memasuki surganya Allah dengan model rombongan. Sebagai mana diinformasikan oleh Allah SWT dalam Al Qur'an surat az Zumar ayat 73. 

(وَسِیقَ ٱلَّذِینَ ٱتَّقَوۡا۟ رَبَّهُمۡ إِلَى ٱلۡجَنَّةِ زُمَرًاۖ حَتَّىٰۤ إِذَا جَاۤءُوهَا وَفُتِحَتۡ أَبۡوَ ٰ⁠بُهَا وَقَالَ لَهُمۡ خَزَنَتُهَا سَلَـٰمٌ عَلَیۡكُمۡ طِبۡتُمۡ فَٱدۡخُلُوهَا خَـٰلِدِینَ)

[Surat Az-Zumar 73].

Artinya: 

Orang-orang yang bertaqwa kepada Tuhan mereka akan dipandu menuju ke surga dengan model rombongan. Sampai ketika mereka tiba di sana telah dibuka pintu-pintu nya, dan para petugas nya (resepsionis) menyapa mereka ' selamat untuk kalian semua, kalian telah sukses, masuklah kalian ke dalam nya selamanya".

Hal ini akan menjadi kenyataan, karena di dalam berthoriqoh, setiap orang akan selalu berusaha untuk menjadi seorang yang bertaqwa yang sesungguhnya. Dengan bimbingan mursyid dan kerjasama sesama ikhwan ahli thoriqoh. Saling membantu dan mengingatkan untuk terus menerus di dalam taqwallaah (melaksanakan perintah Allah, (hal yang wajib) bahkan berikut dengan anjuran-anjuran-Nya (hal-hal yang Sunnah) . Menjauhi larangan (hal-hal yang diharamkan)  berikut dengan hal-hal yang dibenci oleh Allah (hal-hal yang makruh)  dhohiron wa baathinan. Serta tidak berlebihan dalam melakukan hal-hal yang mubah. Itulah hakikat berthoriqoh, yakni menjadi orang yang bertaqwa secara dhohir maupun batin... sehingga nantinya akan dipandu masuk surga dalam rombongan guru mursyid nya. 


Cara Memulai Berthoriqoh.

Berthoriqoh sama artinya dengan mau masuk Islam secara Kaaffah, dengan melalui amaliah keruhanian, khususnya dzikrullah. Maka caranya adalah dengan mengikuti cara para sahabat nabi. Yaitu mencari guru pembimbing, kemudian berbai'at  kepadanya dan selanjutnya Istiqomah selalu hadir dan mengikuti semua petunjuk serta bimbingannya. Yang pertama: mencari guru pembimbing (mursyid), yang secara formal dan kepribadian memenuhi syarat sebagai pembimbing. Yaitu seorang murid yang diberi amanah untuk menjadi mursyid oleh guru mursyidnya. Juga ajaran dan akhlaknya tidak menyalahi syari'at Allah dan Sunnah rasul-Nya. Dengan kata lain, seorang murid harus menemukan guru pembimbing yang memiliki sanad kemursyidan yang muttasil dengan Rasulullah, dan ajaran serta akhlaknya mengikuti Rasulullah Saw. Thoriqoh yang dibimbing oleh guru mursyid yang seperti itu yang disebut thoriqoh Mu'tabarah (thoriqoh yang bisa ikuti oleh kaum muslimin). 

Yang ke dua: meyakini otoritas dan kebenarannya sebagai pembawa amanah kemursyidan kemudian berbai'at kepadanya. Berbai'at dalam arti berjanji setia untuk menjadi murid yang baik.

Serta mewiridkan dzikir yang telah diajarkannya secara istiqamah.

Berbai'at kepada guru Mursyid untuk tradisi kenabian (Sunnah Nabawiyah) yang manfaatnya sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan keruhanian. Berbai'at dalam arti berjanji setia untuk Istiqomah dalam bimbingan dan thoriqoh nya. Ada kalanya secara dhohir (dilafalkan), ada secara tidak dilafalkan.

Selanjutnya, menalqin (mengajarkan tata cara berdzikir, atau memberikan wejangan). 

Ritual Bai'atan atau Talqin Dzikir adalah proses awal seseorang berthoriqoh. Karena ritual ini sama seperti proses install aplikasi dalam teknologi informasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa Bai'atan dan Talqin Dzikir adalah proses install aplikasi dzikrullah.

Bersambung......


Read more…

SHOLAWAT ULUL ALBAB