Menjaga Ke-digdaya-an NU
Oleh: Abdulloh Kharisudin Aqib.
A. Pengantar
إن الحمد لله ، نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ به من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهد الله فلا مضل له ومن يضلل فلن تجد له وليا مرشد ....
أشهد أن لا اله إلا الله ، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله، اللهم صل وسلم على سيدنا محمد، ذي العقل والفؤاد، صلاة نسئلك بها حسن الخلق والعقل والفؤاد ، وأن تجعلنا بها أهل الذكر والفكر والأوراد، وعلى اله وأصحابه وبارك وسلم أجمعين . اما بعد: قال الله في القرآن العظيم: أعوذ بالله من الشيطان الرجيم، بسم الله الرحمن الرحيم ؛
{ وَإِذۡ تَأَذَّنَ رَبُّكُمۡ لَىِٕن شَكَرۡتُمۡ لَأَزِیدَنَّكُمۡۖ وَلَىِٕن كَفَرۡتُمۡ إِنَّ عَذَابِی لَشَدِیدࣱ }
[Surat Ibrahim: 7]
Syukur Alhamdulillah, atas anugerah Allah yang telah menjadikan kita sebagai warga, muharrik dan pengurus NU. Sebuah jam'iyyah yang didirikan di atas dasar perjuangan Rasulullah:
(الجمعية على المنهج النبوة)
Jam'iyyah 'Ala Manhajin Nubuwwah.
Yang didirikan di awal abad xx M. Tepatnya tgl 31 Januari 1926 M atau 16 Rajab 1344 H di Surabaya, Jawa Timur. Jam'iyyah ini layak untuk disebut Digdaya Karena bisa eksis dan terus berkembang sampai sekarang, lebih dari satu abad. Dengan sukses dapat menghadapi, tantangan, hambatan dan rintangan hingga sekarang.
Organisasi ini lahir sebagai respons terhadap perkembangan pemikiran Islam di dunia, khususnya kebijakan modernisasi di Hijaz yang berpotensi mengancam ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama'ah yang dianut oleh mayoritas Muslim di Nusantara.
NU didirikan oleh sejumlah ulama besar yang memiliki kepedulian terhadap Islam tradisional, khususnya dalam mempertahankan ajaran Ahlussunnah wal Jama'ah dengan basis mazhab fikih Imam Syafi'i. Beberapa tokoh utama yang berperan dalam pendirian NU antara lain:
1. Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari. (Jombang) – Pendiri utama dan Rais Akbar NU pertama.
2. KH. Wahab Hasbullah.(Tambakberas, Jombang) – Penggagas Nahdlatul Wathan dan Nahdlatut Tujjar yang menjadi cikal bakal NU.
3. KH. Bisri Syansuri. (Denanyar, Jombang) – Ulama ahli fikih yang menjadi Rais Aam NU pertama setelah Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari.
4. KH. Abdul Wahid Hasyim. – Tokoh muda NU yang berperan dalam pembaruan pendidikan Islam.
5. KH. Mas Alwi bin Abdul Aziz.
6. KH. Ridwan Abdullah. Perancang lambang NU.
7. KH. Romli Tamim.
8. KH.M. Dahlan Abdul Qohar (Nganjuk). 9.KH. Abdul Halim (Majalengka),
10. KH. Syekh Jalaluddin Abdurrahman (Puang Rama Makassar).
Selain nama-nama di atas, masih banyak ulama lain yang turut serta dalam pendirian NU dan perjuangan mempertahankan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama'ah di Indonesia.
Latar Belakang Pendirian NU. Pendirian NU dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, antara lain:
- Kebijakan Modernisasi Islam di Hijaz: Saat itu, Raja Abdul Aziz bin Saud menerapkan kebijakan yang cenderung Wahabi, yang dianggap dapat mengancam keberlangsungan ajaran dan tradisi Islam yang dianut masyarakat Nusantara.
- Peran sosial Kelompok Islam Tradisional: NU lahir sebagai wadah perjuangan untuk mempertahankan ajaran Islam berbasis Aswaja dan mazhab empat (Syafi'i, Hanafi, Maliki, dan Hanbali), serta tradisi keagamaan seperti tahlilan, maulid, dan ziarah kubur.
- Gerakan Sosial dan Pendidikan, Sebelum NU resmi berdiri, telah ada gerakan sosial dan pendidikan Islam seperti Nahdlatul Wathan (kebangkitan tanah air) dan Nahdlatut Tujjar (kebangkitan pedagang), yang menjadi fondasi awal NU.
-
B. Kedigdayaan NU.
- sebab, didirikan oleh para ulama' yang waliyullah. ......
- { وَمِنَ ٱلنَّاسِ وَٱلدَّوَاۤبِّ وَٱلۡأَنۡعَـٰمِ مُخۡتَلِفٌ أَلۡوَ ٰنُهُۥ كَذَ ٰلِكَۗ إِنَّمَا یَخۡشَى ٱللَّهَ مِنۡ عِبَادِهِ ٱلۡعُلَمَـٰۤؤُا۟ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِیزٌ غَفُورٌ }
[Surat Fathir: 28]
- { أَلَاۤ إِنَّ أَوۡلِیَاۤءَ ٱللَّهِ لَا خَوۡفٌ عَلَیۡهِمۡ وَلَا هُمۡ یَحۡزَنُونَ (62) ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ وَكَانُوا۟ یَتَّقُونَ (63) }
[Surat Yunus: 62-63]
- Didukung dan digerakkan oleh para santri yang muharrik dan Mujahid yang ikhlas.
{ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ كُونُوۤا۟ أَنصَارَ ٱللَّهِ كَمَا قَالَ عِیسَى ٱبۡنُ مَرۡیَمَ لِلۡحَوَارِیِّـۧنَ مَنۡ أَنصَارِیۤ إِلَى ٱللَّهِۖ قَالَ ٱلۡحَوَارِیُّونَ نَحۡنُ أَنصَارُ ٱللَّهِۖ فَـَٔامَنَت طَّاۤىِٕفَةࣱ مِّنۢ بَنِیۤ إِسۡرَ ٰۤءِیلَ وَكَفَرَت طَّاۤىِٕفَةࣱۖ فَأَیَّدۡنَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ عَلَىٰ عَدُوِّهِمۡ فَأَصۡبَحُوا۟ ظَـٰهِرِینَ }
[Surat Ash-Shaf: 14]
- Bukti-bukti kedigdayaan NU:
1. Sukses mengirimkan delegasi Hijaz,
2. sukses mengawal kemerdekaan,
3. sukses mengawal Aswaja,
4. sukses mengawal NKRI.
5. Sukses mengembangkan Jam'iyyah.
C. Mencari Resep Ke-digdaya-an di balik Lambang NU.
- Di balik gambar Bintang 9, ada profil Nabi Muhammad sebagai Rasulullah dan para sahabatnya. Para ulama' kiyai dan para santrinya, atau Syuriah dan Tanfidziah. Sedangkan Musytasyar adalah perwujudan para rasul terdahulu, sebelum Nabi Muhammad.
{ لَقَدۡ جَاۤءَكُمۡ رَسُولࣱ مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ عَزِیزٌ عَلَیۡهِ مَا عَنِتُّمۡ حَرِیصٌ عَلَیۡكُم بِٱلۡمُؤۡمِنِینَ رَءُوفࣱ رَّحِیمࣱ }
[Surat At-Taubah: 128]
{ مُّحَمَّدࣱ رَّسُولُ ٱللَّهِۚ وَٱلَّذِینَ مَعَهُۥۤ أَشِدَّاۤءُ عَلَى ٱلۡكُفَّارِ رُحَمَاۤءُ بَیۡنَهُمۡۖ تَرَىٰهُمۡ رُكَّعࣰا سُجَّدࣰا یَبۡتَغُونَ فَضۡلࣰا مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضۡوَ ٰنࣰاۖ سِیمَاهُمۡ فِی وُجُوهِهِم مِّنۡ أَثَرِ ٱلسُّجُودِۚ ......... }
[Surat Al-Fath: 29]
- di balik gambar Lingkaran tali: atas dan bawah, ada sistem komunikasi (Allah dan Manusia, Islam dan Indonesia, Toleransi Beragama dan Aturan organisasi)
{ ضُرِبَتۡ عَلَیۡهِمُ ٱلذِّلَّةُ أَیۡنَ مَا ثُقِفُوۤا۟ إِلَّا بِحَبۡلࣲ مِّنَ ٱللَّهِ وَحَبۡلࣲ مِّنَ ٱلنَّاسِ وَبَاۤءُو بِغَضَبࣲ مِّنَ ٱللَّهِ وَضُرِبَتۡ عَلَیۡهِمُ ٱلۡمَسۡكَنَةُۚ ذَ ٰلِكَ بِأَنَّهُمۡ كَانُوا۟ یَكۡفُرُونَ بِـَٔایَـٰتِ ٱللَّهِ وَیَقۡتُلُونَ ٱلۡأَنۢبِیَاۤءَ بِغَیۡرِ حَقࣲّۚ ذَ ٰلِكَ بِمَا عَصَوا۟ وَّكَانُوا۟ یَعۡتَدُونَ }
[Surat Ali 'Imran: 112]
- di balik gambar jagat ada lahan perjuangan yang sangat luas. Khususnya NKRI.
{ وَمَاۤ أَرۡسَلۡنَـٰكَ إِلَّا رَحۡمَةࣰ لِّلۡعَـٰلَمِینَ }
[Surat Al-Anbiya': 107]
{ وَمَاۤ أَرۡسَلۡنَـٰكَ إِلَّا كَاۤفَّةࣰ لِّلنَّاسِ بَشِیرࣰا وَنَذِیرࣰا وَلَـٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا یَعۡلَمُونَ }
[Surat Saba': 28]
D. Penutup
- Kesimpulan
Dalam rangka menjaga Ke-digdaya-an NU di abad ke dua ini, kita perlu: pertama , melakukan re-vitalisasi sistem komunikasi baik dengan Allah maupun dengan sesama manusia. Khususnya dalam pengelolaan organisasi. Ke dua, melakukan upgrading dan pendidikan kader dan pengurus jam'iyyah dengan akhlak kenabian untuk para ulama' dan akhlak shohabi untuk para muharrik dan Mujahid.
- Saran dan implikasi. Mari kita mulai sekarang, dari diri kita sendiri.
Disampaikan Masjid Agung Sleman Yogyakarta: dalam rangka Puncak Acara Harlah NU, PC NU Sleman Yogyakarta.
Support Online
Comments[ 0 ]
Posting Komentar