NeoroPsikoSufistik

 NeoroPsikoSufistik

Oleh: Kharisudin Aqib.

Integrasi ketiga keilmuan Neorologi: ilmu tentang sel-sel otak, Psikologi: ilmu tentang kejiwaan dan Tasawuf: ilmu tentang keruhanian dalam Islam kita sebut dengan istilah NeoroPsikoSufistik. Dengan ilmu ini akan terang benang merah yang menghubungkan antara Tuhan, alam semesta dan juga manusia.

Wujud mutlak adalah Allah, sedangkan yang selain Dia wujudnya nisbi (relatif), mu'allaq (tergantung dengan yang mutlak), dan juga semu (bayangan dan copy-an semata). Wujud mutlak Allah adalah satu kesatuan dalam beberapa sifat istimewa Allah : Akbar, lathif, muhith, dhohir dan batin. Juga Al Awwal dan Al Akhir. Dalam ke-akbar- an Allah seluruh wujud ini berada di dalamnya. Dengan kelembutan Allah (Al Lathif), semua wujud, bahkan partikel yang paling lembut terisi.  Artinya tidak ada satu partikel pun yang kosong dengan Dia yang maha lembut (Al Lathif). Allah Al muhith (meliputi), seluruh wujud, baik di dalam maupun di luar partikel yang wujud. Sehingga Dia disebut sebagai ad dhohir (yang maha nyata), karena semua yang nyata wujud nya ini ada partikel ketuhanannya (dzat ilahiah), dan semua yang wujudnya tidak nyata oleh indera manusia juga tembus dan terdiri dari kelembutan dan liputan Allah (luthfillah dan ihaathotillaah).




Untuk terhubungnya dzatullah (Al Lathif) dengan wujud material yang dhohir lagi fisikal Dia menggunakan mantel pembungkus yang bersifat materi lembut (soft material) yang disebut lathifah tujuh lapis (lathoifus sab'ah), mulai dari yang paling halus sampai yang paling kasar, secara berurutan dari dalam keluar (lathifah; akhfa, khofi, sirr, ruh, qolb, nafs dan qolab), kemudian  melapisinya dengan materi kasar yang disebut unsur yang lima. Secara berurutan dari yang paling lembut sampai yang paling kasar; ether, api, udara, air dan tanah. 

Dengan kata lain bahwa lathoifus sab'ah atau soft material adalah pembentuk software biologis (semua makhluk). Dan esensi dari semua lathifah tersebut berasal dari dzat Allah Al-Lathif. Seperti; dzauq, nafs, aql, qolb, lub da…

Dalam kajian yang terbalik bisa dikatakan: dalam kerja otak akan mempengaruhi psikologi seseorang, dan dalam kejiwaan (psikologi) seseorang ada keruhanian. Dan dalam keruhaniannya makhluk (manusia) akan berhubungan (beribadah) dengan Tuhannya. Atau sebaliknya; Tuhan (Al murid, Al 'aalim, Al Hayyu...) menggerakkan organ keruhanian makhluk-Nya, termasuk  manusia. Sehingga manusia memiliki irodah (kehendak), ilmu, hidup dll. Aliran energi dari Allah kepada makhluk-Nya melalui lathoifus sab'ah, sehingga menggerakkan fungsi-fungsi psikologi sang makhluk (termasuk manusia). Mula-mula berupa fantasi, kemudian aksi kemudian kebiasaan, kemudian karakter kemudian Nasib dan Maqom atau posisi seseorang.

Sistem kerja Neorologis, psikologis dan spiritual dalam diri manusia sebagian besar telah tergambarkan dalam sistem kerja komputron (komputer dan elektronika), atau dalam komputer dan robotika. Dalam sistem komputer ada hardware (perangkat keras) seperti: cpu, monitor dan key board, serta mesin-mesin di dalamnya. Juga ada software (perangkat lunak, seperti: Microsoft office, windows, foto shoft.dll). Seluruh sistem kerja dalam software bekerja dan nempel pada perangkat keras. Dan kondisi dan spesifikasi masing-masing saling mempengaruhi. Maksudnya, baik dan buruknya hardware akan mempengaruhi baik dan buruknya sistem kerja software dan begitu juga sebaliknya. Sekalipun masing-masing memiliki rumus, keilmuan dan sistem kerja tersendiri.

Demikian juga sistem kerja dalam kehidupan diri manusia. Sistem keruhanian manusia menempel pada biologis manusia (otak; yang terdiri dari sel-sel yang sangat beragam dengan jumlah yang sangat besar, konon bisa mencapai miliaran sel, neurit dan denrit). Yang terpetakan secara garis besar ada otak: depan, kanan, kiri, belakang, tengah, juga otak besar dan otak kecil, serta ganglion otak sampai sungsum tulang belakang. Semuanya adalah serabut saraf yang sangat lembut tempat memancar nya sinyal-sinyal listrik biologi yang berhubungan dengan sinyal-sinyal rabbani yang jauh lebih lembut dari pada sinyal-sinyal tekhnologi informatika.

Hasil karya otak dalam menangkap sinyal-sinyal rabbani berupa karsa atau irodah dan syu'ur (perasaan) atau karya nafsani (syahwat, ghodhob dan ilmu), seluruhnya diproduksi dan didistribusikan oleh hardware (perangkat biologis) yang namanya otak. Ada yang didistribusikan ke organ fisik sehingga menimbulkan aksi (kerja). Baik kerja yang disadari (melalui saraf simpatik) maupun kerja tidak disadari (melalui saraf para simpatik). Dan satu jalur lagi didistribusikan ke dalam organ spiritual (khotrul Ilham), sehingga menimbulkan aksi batin Seperti: bersyukur, bersabar, berniat baik atau buruk. Hurmat, takdlim, ujub dll.



Sebagai mana sistem komputer (android): aplikasi keruhanian bisa dioperasikan melalui tampilan badan, pada dada dan wajah. Sebagai mana Dash board pada pada HP. Ada tujuh aplikasi keruhanian Lathoifus sab'ah (tujuh lathifah), selain menunjukkan dzat material lembut, juga menunjukkan ragam aplikasi spiritual. Yang tempat produksinya di dalam otak, sebagai mesinnya yang ada di dalam tengkorak kepala manusia. Sedangkan operasional dan settingannya ada di permukaan wajah dan dada manusia. Pada setiap lathifah ada jaringan Ilham rabbani (taqwa (+) dan fujur (-)). Lathifatun nafsi (aplikasi nafsu amarah), lathifatul qolbi (aplikasi nafsu lawwamah), lathitur ruhi (aplikasi nafsu mulhimah), lathitus Sirri (aplikasi nafsu Muthmainnah). Lathifatul Khofi (aplikasi nafsu roodliah), lathifatul  Khofi (aplikasi nafsu mardliah), lathifatul akhfa (aplikasi nafsu mardliah), lathifatul qolab (aplikasi nafsu Kamilah). Ketujuh lathoif tersebut bisa dikenali dari aura (cahaya yang muncul) di permukaan badan atau di titik lathifah tersebut (bagi yang memiliki indigo, atau yang kasyaf suri). Sedangkan bagi orang-orang yang kasyaf maknawi atau diri sendiri atau orang lain pada umumnya bisa mengenalinya dengan akhlak dan karakter atau sifat-sifat kebiasaan diri seseorang. Seperti yang telah saya sebutkan, mesin fisikal yang memproduksi aksi atau perbuatan seseorang (perbuatan sadar, ambang sadar dan bawah sadar), bahkan perbuatan batin adalah otak. Maka perbuatan batin di dalam semua lathoifus sab'ah sebab Di alam metafisika, tabi'at manusia itu memiliki wujud maknawi yang berupa aneka macam jenis makhluk hidup, yang dapat dilihat orang yang memiliki kasyaf suri, yang secara garis besar ada empat jenis: bahimah (binatang jinak), dengan berbagai ragam spesiesnya. syiba'ah (binatang buas) dengan berbagai ragam spesiesnya, syaithan (setan), dengan berbagai ragam spesiesnya dan malaikat (malaikat), dengan berbagai ragam spesiesnya. Dengan proses yang intensif. Wujud maknawi tersebut bisa mengalami metamorfosis (perubahan bentuk fisik dan mental serta kesenangannya). Peristiwa metamorfosis tersebut disebut 'lailatul qadar'. Dan bayi yang baru terlahir dari proses metamorfosis spiritual yang sempurna, dari jenis bahimah, syiba'ah atau syaithan yang terlahir sebagai Wujud maknawi seorang manusia akan dibawa sampai di alam akhirat, mulai bangkit dari alam kuburnya, manusia akan digiring menuju ke surga atau neraka dengan wujud maknawinya. Sehingga kebanyakan manusia nanti berwujud setengah binatang jinak, setengah binatang buas, setengah iblis atau setan, setengah malaikat. Sesuai dengan tabiat yang melekat di dalam dirinya dan terbawa sampai mati. Disilnilah pentingnya Syariat puasa Ramadhan yang benar dan suluk dalam thariqah sebagai 'manipulasi' kondisi puasa di bulan Ramadhan. Atau topo broto, atau proses 'mengepompong' bangsa serangga, atau proses 'mengerami bangsa burung', Dengan harorotud Dzikri, (panasnya dzikir), telur atau kepompong ruhani, thiflul ma'ani akan terlahir atau menetas atau metamorfosis. Konsentrasi berdzikir pada titik lathifah tertentu harus terus dilakukan sampai daya-daya negatif di dalam lathifah tersebut menjadi hilang, dan secara 'permanen' daya positif saja yang masih tetap di sana. Dalam perjalanan menuju kepada kedewasaan ruhani 'suluk' akan memproses jiwa manusia dari dua sisinya. Sisi kehambaan (maqomul abdi)  dan sisi kekhilafahan manusia (maqomul wali). Maqomul abdi (posisi seorang hamba Allah) yang mulai dari maqom taubat, waro' dan Zuhud. Sampai dengan Maqom Taslim dan ridlo. Sedangkan maqomul wali, adalah posisi manusia di hadapan Allah, sebagai kholifatullaah. Maka Maqom kewalian tersebut sesuai dengan  Asmaul Husna (nama-nama indah Allah SWT). Mulai Maqom Abdurrahman, Abdurrahim, Abdul Malik dan seterusnya sempai Maqom paling sempurna, yakni ABDULLAH. Inilah yang disebut sebagai INSAN KAMIL tanpa AL kecuali Rasulullah Muhammad Saw Sang pemilik  gelar Al-INSAN AL-KAMIL.

Note :  Bisa dibaca di dalam buku saya: Kharisudin Aqib, Inabah; Jalan Kembali dari Narkoba, Stress dan Kehampaan Jiwa, Surabaya: PT. Bina Ilmu, tahun 2012.


Read more…

SHOLAWAT ULUL ALBAB